Pendidikan bahasa Jepang
Pendidikan bahasa Jepang tersedia di Jepang dan seluruh dunia. Banyak universitas besar di seluruh dunia menyediakan mata kuliah bahasa Jepang, bahkan sejumlah sekolah dasar dan menengah di seluruh dunia menawarkan mata pelajaran dalam bahasa tersebut.
Sejarah
suntingSebelum Perang Dunia II; pada tahun 1940, hanya 65 orang Amerika yang bukan keturunan Jepang yang dapat membaca, menulis, dan memahami bahasa tersebut.[1]
Ketertarikan internasional pada bahasa Jepang berasal dari abad ke-19 tetapi semakin meluas setelah penggelembungan harga aset di Jepang pada tahun 1980-an dan popularitas global dari budaya populer Jepang (seperti anime dan permainan video) sejak tahun 1990-an. Pada tahun 2015, lebih dari 3,6 juta orang mempelajari bahasa tersebut di seluruh dunia, terutama di Asia Timur dan Tenggara.[2] Hampir satu juta orang Tionghoa, 745.000 orang Indonesia, 556.000 orang Korea Selatan, dan 357.000 orang Australia belajar bahasa Jepang di lembaga pendidikan tinggi dan rendah.[2] Di antara tahun 2012 dan 2015, pertumbuhan pelajar yang cukup besar berasal dari Australia (20,5%), Thailand (34,1%), Vietnam (38,7%) dan Filipina (54,4%).[2]
Pada tahun 2017, lebih dari 267.000 mahasiswa asing belajar di universitas Jepang dan sekolah bahasa Jepang, termasuk 107.260 orang Tionghoa, 61.670 orang Vietnam, dan 21.500 orang Nepal.[3] Selain itu, pemerintah daerah dan beberapa kelompok NPO menyediakan kelas bahasa Jepang gratis untuk penduduk asing, termasuk orang Jepang di Brasil dan orang asing yang menikah dengan warga negara Jepang. Di Britania Raya, studi bahasa Jepang didukung oleh British Association for Japanese Studies. Di Irlandia, bahasa Jepang ditawarkan sebagai bahasa di Leaving Certificate di beberapa sekolah.[4]
Tes standar
suntingPemerintah Jepang menyediakan tes standar untuk mengukur pemahaman lisan dan tulisan bahasa Jepang untuk pelajar bahasa kedua; yang paling dikenal adalah Japanese Language Proficiency Test (JLPT), yang menyediakan lima level ujian (berubah dari empat level pada tahun 2010), mulai dari tingkat dasar (N5) hingga tingkat lanjut (N1). JLPT disediakan dua kali dalam setahun. Organisasi Perdagangan Eksternal Jepang JETRO menyelenggarakan "Business Japanese Proficiency Test" yang menguji kemampuan pelajar untuk memahami bahasa Jepang dalam lingkungan bisnis. Japan Kanji Aptitude Testing Foundation, yang mengambil alih BJT dari JETRO pada tahun 2009, mengumumkan pada Agustus 2010 bahwa tes tersebut akan dihentikan pada tahun 2011 karena tekanan keuangan di dalam Foundation. Namun, kemudian mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa tes tersebut akan terus tersedia sebagai hasil dari dukungan dari pemerintah Jepang.[5][6]
Referensi
sunting- ^ Beate Sirota Gordon commencement address at Mills College, 14 May 2011. "Sotomayor, Denzel Washington, GE CEO Speak to Graduates," Diarsipkan 2011-06-23 di Wayback Machine. C-SPAN (US). 30 May 2011; retrieved 2011-05-30
- ^ a b c "Survey Report on Japanese-Language Education Abroad" (PDF). Japan Foundation. 2015. Diakses tanggal 6 January 2019.
- ^ "Japan well on its way to 300,000 international students". ICEF Monitor. 11 January 2018. Diakses tanggal 6 January 2019.
- ^ "Leaving Certificate, Japanese Syllabus" (PDF). Department of Education and Skills. 2004. Diakses tanggal 6 January 2019.
- ^ "BJT Business Japanese Proficiency Test". Kanken.or.jp. Diakses tanggal 2012-11-20.
- ^ "Relaunching of the Business Japanese Proficiency Test in FY 2012 and Temporary Measures in FY 2011" (PDF). Kanken.or.jp. 25 November 2012. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 21 December 2012. Diakses tanggal 2012-11-20.