Pene Selatan, Kolbano, Timor Tengah Selatan

desa di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur


Pene Selatan adalah desa yang berada di kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Pene Selatan
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
KabupatenTimor Tengah Selatan
KecamatanKolbano
Kode pos
85563
Kode Kemendagri53.02.19.2003 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 10°1′21″S 124°30′0″E / 10.02250°S 124.50000°E / -10.02250; 124.50000

Pranala luar

sunting

Pernah berdiri sebuah Kerajaan di Pene Selatan Taelete, dengan Rajanya BOIMAU wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar Amanuban. Sebelum Leluhur BOIMAU menjadi raja di Pene,sudah pernah berdiri kerajaan lain dengan Rajanya Soleh. Leluhur BOIMAU berasal dari Tunbeis, bergerak mencari kekuasaan dan sampailah ke Pene Selatan. Adapun Raja-Raja Pene Selatan yang terkenal diantaranya: 1.Bill Natu/ Bill Boimau 2.Lisan Boimau 3.Musu Keba Boimau/ Mus Keba 4.Boy Pa'e Boimau 5. Pa'e Boimau ( Raja Terakhir Pene Selatan) Setelah Pa'e Boimau terjadi kekosongan kekuasaan karena putera Pa'e tidak ada yang bersedia menjadi Raja dengan alasan telah dibaptis, sehingga tidak akan memelihara Buaya ( Besimnasi ) dan Ular Sanca ( Liuksaen) lagi sebagai Dewa Kepercayaan Leluhur Boimau. Istana kembali disisi oleh Kusya Boimau ( Metusalakh Boimau ) anak dari istri ke-2 Pa'e Boimau setelah itu terhenti Dinasti Kerajaan Pene Selatan. Pene Selatan adalah salah satu Kerajaan yang sangat diperhitungkan,memiliki 4 Kerajaan kecil yaitu: 1. Pene 2. Se'i 3. Pana 4. Kolbano Tiap-tiap Kerajaan ini memiliki Wilayah kekuasaan yang cukup luas dan memiliki Panglima diantaranya: 1.Kause 2.Lakapu 3.Ninef 4.Hekboy 5.Taopan 6.Nomseo 7.Sabuna 8.Nenotek 9.dll Pusat Kerajaan berada di Pene Selatan Taelete. Nama dan Gelar Raja-raja Pene seperti Bill, Kusya , Pa'e diberikan kepada Raja-raja Amanuban ( Nope ) ketika Kerajaan Pene Selatan digabungkan oleh Belanda menjadi Kerajaan Amanuban. Pada saat terjadi Perang Kolbano 26 Oktober 1907, terang-terang PAE BOIMAU menyatakan Pemali terhadap Belanda dan Amanuban ( Kae Kase Kae Banam ). Setelah perang Kolbano oleh Belanda Kolbano ditunjuk Temukung Baru masih dibawah Temukung Besar Pene,yang diambil dari Temukung Sei, karena Temukung Besar Pene tidak mengijinkan anak-anaknya menjadi Temukung Kolbano, dengan alasan keamanan.