Pengepungan Baler (1 Juli 1898 – 2 Juni 1899) merupakan salah suatu perang dalam Revolusi Filipina, yang sekaligus pula bagian dari Perang Spanyol–Amerika dan Perang Filipina–Amerika. Para pejuang revolusi Filipina melakukan pengepungan terhadap gereja berbenteng yang dijaga oleh pasukan kolonial Spanyol di kota Baler, Filipina, yang berlangsung selama 11 bulan, atau tepatnya 337 hari.[2][3]

Pengepungan Baler
Bagian dari Revolusi Filipina, Perang Spanyol–Amerika Serikat

Pasukan Filipina pimpinan Kolonel Tecson di Baler, Mei 1899. Tecson berdiri di sebelah kanan meriam, Novicio di sebelah kiri.
TanggalJuly 1, 1898 – June 2, 1899
LokasiBaler, Filipina
Hasil Kemenangan Filipina
Pihak terlibat
 Republik Filipina Imperium Spanyol  Amerika Serikat
Tokoh dan pemimpin
Teodorico Novicio Luna
Cirilo Gómez Ortiz 
Calixto Villacorta
Antonio Santos
Simón Ocampo Tecson
Nemesio Bartolomé
Francisco T. Ponce
Enrique de Las Morenas y Fossí 
Juan Alonzo Zayas 
Saturnino Martin Cerezo
Rogelio Vigil
James Gillmore
Kekuatan
800 [1]:19 50 infantri
1 perwira
3 pendeta[1]:112
15 pelaut
1 kotter (kapal layar):52
Korban
tidak jelas
700 (klaim Spanyol)[butuh rujukan]
15 tewas karena penyakit
2 tewas karena luka-luka
2 dihukum mati
2 desersi[1]:112
5 tewas
10 tertangkap:306

Perang sesungguhnya telah berakhir pada bulan Desember 1898 dengan menyerahnya Spanyol dan aneksasi Filipina oleh Amerika Serikat. Namun, pasukan Spanyol di kota Baler terputus komunikasinya dengan pusat pemerintahan dan militer mereka, hingga tetap melakukan perlawanan terhadap pasukan Filipina sampai tahun 1899.

Latar belakang sunting

Kota Baler, Aurora terletak di pantai timur Luzon, yaitu sejauh 225 km dari ibu kota Filipina di Manila. Revolusi Filipina melawan kekuasaan kolonial Spanyol dimulai pada tahun 1896. Spanyol menduduki Baler pada September 1897, dengan kekuatan lima puluh "Cazadores" di bawah pimpinan Letnan Jose Mota, untuk mencegah Emilio Aguinaldo menerima penyelundupan senjata.[1]:10 Pasukan Mota diserang malam hari pada 4 Oktober oleh pasukan Novicio, sehingga Letnan Mota dan enam orang Spanyol lainnya tewas, beberapa luka-luka, dan 30 Mauser senapan berhasil disita.:11–13 Tahap awal Revolusi Filipina berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1897.

Pada tahun 1898, dengan berlangsungnya kembali Revolusi Filipina, Baler dapat dicapai hanya dengan kapal atau melalui jalan kaki melintasi jalur hutan lebat Sierra Madres yang hampir tak bisa ditembus, di mana hujan tropis lebat sering turun. Selama fase revolusi ini, orang-orang Filipina terlibat dalam Perang Spanyol-Amerika, dan para pejuang Filipina bersekutu dengan pasukan Amerika. Aliansi ini kemudia berakhir dengan pecahnya Perang Filipina-Amerika pada tahun 1899.

Baler yang dijaga oleh lima puluh orang detasemen Batalyon Expedisi ke-2 "Cazadores" dari Filipina, yang dipimpin olehKapten Enrique de las Morenas y Fossí, sebagai gubernur politik-militer (Principe) distrik tersebut.:16 Pada tanggal 1 Juni 1898, Morenas mulai bekerja menggali sumur, mengumpulkan persediaan makanan dan amunisi, serta membentengi kompleks Gereja San Luis de Tolosa di tengah kota Baler untuk mengantisipasi kemungkinan serangan. Gereja tersebut merupakan satu-satunya bangunan batu di daerah tersebut.

Pengepungan sunting

 
Gereja Baler (San Luis Obispo de Tolosa).
 
Gereja di tengah-tengah pengepungan.
 
Peta gereja selama pengepungan.

Pada Juni 26, terlihat bahwa penduduk kota mulai mengungsi.:18 Tanggal 30 malam, 800 orang pasukan Filipina di bawah pimpinan Teodorico Luna (masih berkerabat dengan pelukis Juan Luna) melakukan penyerangan, dan pasukan pertahanan mundur ke dalam gereja.:18 Pendeta kota, Candido Gomez Carreno, juga turut berlindung di gereja.

Pada beberapa hari awal pengepungan terdapat beberapa upaya pihak Filipina untuk membuat pihak Spanyol menyerah dengan cara meninggalkan surat-surat, sementara mereka mengepung gereja dengan parit-parit.:29–30 Pada tanggal 8 Juli, komandan pasukan Revolusioner, yaitu Cirilo Gomez Ortiz, menawarkan jeda permusuhan sampai malam, yang diterima pihak Spanyol.:32 Pada tanggal 18 Juli, Calixto Villacorta mengambil alih kepemimpinan pihak Filipina. Ia juga mengirim surat peringatan, yang ditolak pihak Spanyol.

Orang-orang Spanyol harus menahan kondisi terkurung dalam ruang bangunan yang kecil, panas, dan lembap. Seiring berlangsungnya pengepungan, pasokan makanan mereka juga semakin berkurang karena konsumsi atau menjadi busuk. Tembakan senapan musuh memang menimbulkan korban jiwa, tetapi penyakit seperti beri-beri, disentri, dan demam menewaskan lebih banyak lagi.:24 Orang Spanyol pertama yang tewas adalah Gómez Carreno.:22–23 Letnan Alonso terkena beri-beri pada bulan September, yang disusul oleh Kapten Las Morenas pada bulan November.:23 Kepemimpinan lalu berada di tangan Letnan Saturnino Martin Cerezo, yaitu ketika Las Morenas meninggal pada bulan Desember.

Pihak Spanyol berkali-kali melakukan serangan mendadak untuk membakar rumah-rumah di sekitar benteng, untuk menghilangkan tempat berlindung yang sangat dibutuhkan pasukan Filipina.:31 Pihak Filipina berusaha mengusir lawannya dengan asap dengan cara melakukan pembakaran di pinggir dinding gereja, tetapi usaha tersebut berhasil diatasi dan batang-batang kayu mereka berhasil disita.

Pada awal pengepungan, pihak Spanyol memiliki cadangan tepung, beras, kacang-kacangan, buncis, daging, daging sapi Australia kalengan, sarden, anggur, gula, dan kopi, tetapi tidak ada garam.:54, 75 Untuk menambah persediaan makanan mereka, pihak Spanyol juga mengumpulkan labu, daun labu, jeruk, tunas pisang, serta berbagai rempah-rempah; dan juga dengan membuat kebun paprika, tomat, dan labu.:66–68

Pada pertengahan November, setelah gagal mengusir pihak Spanyol, Villacorta dengan alasan gencatan senjata meninggalkan koran di tangga gereja, yang mengabarkan berita bahwa Spanyol telah merencanakan pergi dari Filipina dan bahwa konflik Spanyol-Amerika telah berakhir. Martin Cerezo menganggap itu sebagai sebuah tipu muslihat. Selanjutnya Villacorta membawa beberapa warga sipil Spanyol, dan seorang perwira berseragam Spanyol yang ditinggalkan untuk menyelesaikan serah terima Spanyol di pulau tersebut, tetapi tetap tidak berhasil meyakinkan Cerezo.

Pada tanggal 22 November 1898, atau 145 hari sejak dimulainya pengepungan, sebanyak 14 orang tentara Spanyol telah meninggal karena penyakit.:23 Dari tiga puluh delapan tentara yang tersisa, hanya dua puluh tiga yang efektif bertugas, sedang sisanya sakit. Pasukan Filipina juga telah menderita korban jiwa, sebagian besar karena tembakan senapan Mauser dari pihak Spanyol yang diuntungkan karena posisi-posisi menembak mereka yang lebih terlindung. Gomez Ortiz adalah salah satu korban dari pihak Filipina.

Tahun Baru mendatangkan lebih banyak utusan Spanyol ke Baler, namun lagi-lagi Martin Cerezo menolak kedatangan mereka.:49 Pada akhir Februari, pihak Spanyol menangkap tiga ekor kerbau, memakan dagingnya sebelum membusuk, dan menjadikan kulitnya sebagai alas kaki.:87–88

Pada bulan April, orang-orang Amerika mulai turut campur tangan, yaitu ketika Komandan Charles S. Sperry, komandan kapal USS Yorktown, berusaha menyelamatkan pihak Spanyol.:43 Pada saat itu, Filipina telah berada dalam situasi perang melawan Amerika Serikat, yaitu sejak Februari. Dalam suatu misi pengintaian, lima orang Amerika tewas terbunuh, sementara Letnan Gilmore dan sembilan orang lainnya tertangkap, dan ditahan oleh pasukan Filipina hingga akhirnya diselamatkan pada bulan Desember.[4]:178–179, 382–383

Ketika makanan mereka habis pada 24 April, pihak Spanyol terpaksa mulai memakan anjing-anjing liar, kucing, reptil, siput, dan burung gagak.:102

Pada tanggal 8 Mei, tembakan artileri pasukan Filipina menghantam sel buatan yang digunakan untuk mengurung tiga tentara Spanyol, yang telah berusaha untuk melarikan diri pada pengepungan sebelumnya. Salah satu di antara mereka, Alcaide Bayona, berlari keluar dan bergabung dengan pihak Filipina. Ini menjadi pukulan telak bagi pihak Spanyol, karena desertir tersebut memiliki informasi intelejen tentang kondisi sulit mereka, serta membantu mengarahkan tembakan meriam ke gereja dengan dampak yang lebih baik.:105–107

Pada tanggal 28 Mei 1899, dilakuakn upaya lainnya untuk membuat Martin Cerezo menyerah. Seorang perwira Spanyol lainnya, Letnan Kolonel Cristobal Aguilar y Castaneda, muncul membawa bendera gencatan senjata, tetapi ditolak.:109 Ia membawa beberapa surat kabar terakhir berbahasa Spanyol, yang pada awalnya dianggap palsu oleh Cerezo, sampai akhirnya ia membaca sebuah artikel tentang penempatan tugas seorang teman dekatnya, suatu rencana yang hanya ia yang tahu, dan itu meyakinkannya bahwa surat kabar tersebut asli dan bahwa memang Spanyol telah kalah perang.:110–111 Pada tanggal 2 Juni 1899, Martin Cerezo menyerah kepada pihak Filipina.:111

Jenderal Emilio Aguinaldo, presiden Republik Filipina Pertama, menyatakan bahwa mereka akan dianggap "Bukan sebagai tahanan perang, tetapi sebagai teman". Lebih lanjut ia menyatakan bahwa "Mereka menyadari suatu epik yang mulia sebagaimana keberanian legendaris para putra El Cid dan Pelayo".

Tiga bulan kemudian, pada tanggal 1 September, para korban termasuk Martin Cerezo tiba di Barcelona, di mana mereka diterima dan dihormati sebagai pahlawan. Martin Cerezo kemudian menerbitkan sebuah memoar, "El Sitio de Baler", di mana ia memberi alasan-alasannya mengapa tetap bertahan:

"Ini agak sulit bagi saya untuk menjelaskannya, pada prinsipnya, saya percaya disebabkan karena rasa tidak percaya dan sikap keras kepala. Kemudian juga karena semacam otosugesti tertentu yaitu kita seharusnya tidak menyerah untuk alasan apapun karena antusiasme nasional, tidak diragukan lagi karena terpengaruh oleh ilusi kemuliaan yang menarik dan karena penderitaan dan mulianya pengorbanan dan kepahlawanan dan bahwa dengan menyerah, kami akan menempatkan akhir yang tidak layak untuk itu semua."

Kesudahan sunting

 
Pasukan Baler yang berhasil bertahan, pada saat kedatangan mereka di Barcelona.

Dua pendeta Fransiskan, Felix Minaya dan Juan Lopez, serta seorang pelaut Yorktown, George Arthur Venville, dijadikan tahanan oleh Novicio, sampai para pendeta tersebut diselamatkan oleh pihak Amerika pada tanggal 3 Juni 1900, yaitu setelah mereka menempati kembali Baler pada awal tahun itu.:239 Venville telah tewas di tangan suku Ilongot sebelum kedatangan pasukan Amerika.:278 Selanjutnya, Novicio diadili karena memerintahkan pelaut Yorktown Ora B. McDonald dikuburkan hidup-hidup setelah ditangkap dalam penyergapan.:252 Novicio diputuskan bersalah, dan menerima hukuman kerja paksa seumur hidup di Penjara Bilibid.:270

Las Morenas mendapat kenaikan pangkat secara anumerta menjadi Mayor dan dianugerahi 'Salib Lauerate San Fernando', medali militer tertinggi Spanyol. Jandanya menerima pensiun sebesar 5.000 peseta atau peso. Martin Cerezo dipromosikan menjadi Mayor dengan pensiun tahunan 1.000 peseta. Ia juga dianugerahi 'Salib Kerajaan' serta 'Ordo Militer San Fernando', dan kemudian terus berkarier hingga menjadi Mayor Jenderal. Ia meninggal pada tahun 1948. Letnan Zayas menerima kenaikan pangkat anumerta. Para tentara lainnya yang bertugas dianugerahi 'Salib Perak Prestasi Militer' dan masing-masing menerima pensiun bulanan sebesar 60 peseta.

Dari lima puluh orang yang bertahan di gereja, sekitar tiga puluh bertahan selama 11 bulan pengepungan. Empat belas orang meninggal karena penyakit. Hanya dua orang yang meninggal karena luka-luka. Terdapat empat orang desertir dari garnisun. Dua orang dipenjara karena membantu desersi rekannya (Alcaide), yang dieksekusi mati atas perintah Martin Cerezo pada tanggal 1 Juni 1899, sehari sebelum mereka menyerah.

Kehebatan pihak Spanyol itu menjadi terinspirasi bagi jenderal Amerika Frederick Funston, yang memerintahkan penerjemahan memoar Martin Cerezo dan membagi-bagikannya kepada semua perwira bawahannya. Memoar itu diterbitkan dengan judul Di Bawah Merah dan Emas: Menjadi Catatan dan Ingatan atas Pengepungan Baler.

Para tentara yang berhasil bertahan tersebut dikenal sebagai "Yang Terakhir dari Filipina" (Spanyol: Los últimos de Filipinas; Filipina: Ang Pínakahulí Mulà sa Pilipinas). Satu abad setelah mereka kembali ke tanah airnya, pemerintah Spanyol di zaman modern memberikan penghormatan resmi kepada mereka.[5]

 
Plakat Penanda Kejadian Bersejarah "Pengepungan Gereja Baler",1939, di Geraja Baler

Baler dalam budaya populer sunting

Pengepungan Baler digambarkan dalam film Spanyol tahun 1945, Los ultimos de Filipinas,[6] film Filipina tahun 2008, Baler,[7] serta film Spanyol tahun 2016, 1898: Los ultimos de Filipinas. Insiden tersebut juga muncul dalam sebuah episode dua bagian, Tiempo de valientes, dalam serial televisi Spanyol, El Ministerio del Tiempo.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ a b c d Westfall, M., 2012, The Devil's Causeway, Guilford: Lyons Press, ISBN 9780762780297
  2. ^ Martin Cerezo, Saturnino (1909). Under the Red and Gold: Being Notes and Recollections of the Siege of Baler. F. L. Dodds. Franklin Hudson Publishing Co. 
  3. ^ Quirino, Carlos (1978). Alfredo Roces, ed. Epic Stand in Baler. Filipino Heritage. 8. Lahing Pilipino Publishing Inc. 
  4. ^ Sonnichsen, A., 1901, Ten Months a Captive Among the Filipinos, New York: Charles Scribner's Sons
  5. ^ "Homenaje a los últimos de Filipinas" (dalam bahasa Spanish). cincodias.com. March 9, 2005. Diakses tanggal 2007-10-018. 
  6. ^ Los Últimos de Filipinas, imdb.com
  7. ^ Baler, imdb.com

Bahan bacaan sunting

Pranala luar sunting

Koordinat: 15°45′33″N 121°33′44″E / 15.7591°N 121.5622°E / 15.7591; 121.5622