Alex Permatanta Sitepu, SE, S.Par.
Pengguna Wikipedia
Nama lahirAlex Permatanta Sitepu, SE, S.Par.
AliasAlex
Jenis kelaminLaki-laki
PekerjaanDosen Perhotelan
Golongan darahA
Kelahiran
Tanggal lahir25 Agustus 1982
Tempat lahirMedan
Pribadi
Tipe kepribadianLembut, Rendah Hati, Sensitif, Pemikir, Pekerja Keras
HobiMain Gitar
Ciri fisik
EtnisBatak Karo
Tinggi172 cm
Kediaman
Negara Indonesia
Keluarga
PasanganKartini Turnip
AnakKelvin Jerico Sitepu
Pendidikan
PendidikanSekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma Medan
SD/MIMethodist-7, Medan
SMP/MTsMethodist-7, Medan
UniversitasAkademi Pariwisata NHI Bandung
Pandangan hidup
AgamaKristen Protestan
IdeologiPancasila
Situs webhttps://www.linkedin.com/profile/view?id=270168168&trk=nav_responsive_tab_profile

Biografi

sunting

Alex Permatanta Sitepu (lahir di Medan, Sumatera Utara, 25 Agustus 1982; umur 32 tahun) adalah anak dari Bapak Simon Sitepu (alm.) dan Ibu Herlina Bangun. Sulung dari 3 (tiga) bersaudara ini merupakan sosok yang pendiam. Lahir dari lingkungan keluarga yang sederhana, Alex sangat tekun dalam mengerjakan apapun yang menarik dan sesuai dengan talenta yang ia miliki. Seni merupakan hal yang ia gemari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Pada awalnya ia sangat menggemari gambar-gambar kartun manga Jepang. Salah satu komik favoritnya saat itu adalah Kungfu Boy. Bahkan ia juga pernah menciptakan komiknya sendiri saat ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Meskipun memang hanya untuk kalangan sendiri saja, Alex sangat menikmati apa yang dia kerjakan. Namun sayang, talenta yang ia miliki itu tidak didukung sepenuhnya oleh kedua orang tuanya. Sehingga ia harus mengurungkan niatnya untuk menjadi seorang seniman. Karena memang pada saat itu, menjadi seorang seniman bukanlah suatu profesi yang sangat diminati oleh para orang tua pada umumnya. Sebab menjadi seorang pekerja seni tidak memiliki masa depan yang cerah saat itu. Kini, seorang pekerja seni banyak diminati oleh kawula muda. Bahkan banyak pekerja seni di Indonesia banyak mendulang sukses dan rupiah. Meskipun demikian, Alex tetap mensyukuri dengan apa yang dia miliki. Dengan tetap berpengharapan serta memiliki pikiran yang positif, tentunya, dia selalu optimis akan masa depan yang lebih baik.

Pada saat duduk di bangku Sekolah Menengah Umum (SMU) tingkat pertama, ia mulai menjajaki dunia musik. Berawal dari teman-temannya saat itu yang telah membentuk grup band sebelumnya, Alex mulai tertarik untuk belajar bermain gitar. Perlahan tapi pasti, 3 (tiga) hingga 4 (empat) kord gitar setiap harinya ia kuasai. Belajar tanpa mengenal lelah merupakan motto hidupnya. Ketertarikannya akan permainan gitar membuat ia semakin antusias dalam mempelajarinya. Bahkan buku-buku yang terkait dengan gitar 'dilahapnya'. Alex adalah seorang pemain gitar otodidak yang banyak belajar dari buku-buku tentang gitar. Ia banyak menghabiskan waktu selama beberapa jam dalam memainkan gitar serta menerapkan kord-kord gitar yang telah ia pelajari selama ini.

Karena kegigihannya dalam menekuni permainan gitar, pada saat ia duduk Sekolah Menengah Umum tingkat ke-3, Alex mulai membentuk sebuah grup band bernama OSMOSIS. Band yang kala itu digawangi oleh Choky(vokal), Anton(rhytm guitar), Alex(lead guitar), Edward(keyboard), Saut(bass), terkenal cukup solid. Band yang terbentuk pada tahun 1999 ini mengusung aliran rok alternatif. Namun, pada akhir tahun 1999, band ini harus bubar karena masing-masing personel mulai memilih jalan masing-masing. Lagi-lagi harapannya dalam menekuni dunia musik harus tertunda. Perjalanan hidupnya memang tidak selalu mulus. Banyak rintangan dan cobaan yang terus menerus ia hadapi.

Pada tanggal 24 April 1999, ayahnya menghembuskan nafas terakhir karena terkena serangan jantung. Hal ini merupakan pukulan berat baginya karena sejak ia mulai masuk Sekolah Menengah Umum tingkat pertama di Budi Murni-2 Medan, ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah neneknya. Sejak saat itu, Alex jarang berkomunikasi lagi dengan ayah tercintanya. Hal yang masih terkenang baginya hingga saat ini adalah kata-kata terakhir ayahnya melalui telepon dua minggu sebelum menghembuskan nafas terakhirnya: "Nak, pulanglah. Adik-adikmu sangat merindukanmu", kenangnya. "Bapak adalah orang tua terbaik yang saya miliki yang selama ini tidak pernah saya sadari. Ia selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya. Ia selalu berusaha merangkul anaknya", jelasnya.