Mohon jangan gunakan templat "{{Infobox football biography}}" di ruang nama pengguna Anda. Gunakan Templat:Infobox pengguna

Herry Kiswanto (lahir 25 April 1955) adalah seorang pelatih sepak bola Indonesia dan salah satu pemain sepak bola legendaris Indonesia[1]. Posisinya di lapangan sebagai libero. Dalam kariernya ia hanya pernah mendapat sekali kartu kuning.

Kehidupan awal sunting

Herry lahir di Banda Aceh, Aceh dari keluarga keturunan sunda.[2][3] Kemudian orangtua membawanya ke kampung halaman keluarga di Ciamis, Jawa Barat. Disana dia mengikuti sekolah dasar dan menengah, juga mulai bermain sepakbola.[3] Dia bergabung dengan klub Tornado dan PTPN XIII sebagai pemain junior, kemudian pindah ke Bandung untuk kuliah dan bermain di klub UNI Bandung.[3]

Karier Klub sunting

Herry memulai karier sebagai pemain pada 1979, ketika ia bergabung dengan Pardedetex Medan setelah pemilik klub TD Pardede tertarik dengan permainannya.[3] Awalnya dia berposisi gelandang, namun mengikuti saran dari Kamaruddin Panggabean, dia mulai bermain sebagai libero.[3]

4 tahun kemudian ia pindah ke Yanita Utama, dan bermain 2 tahun sebelum pindah ke Krama Yudha Tiga Berlian pada 1985.[2] Dia mencapai kesuksesan bersama Yanita Utama and Krama Yudha Tiga Berlian sebagai juara Galatama selama 4 tahun berturut-turut pada era 1983–1987.[3] Dia bertahan di Krama Yudha Tiga Berlian sampai 1991.[2]

Kemudian ia pindah ke Assyabaab Salim Grup, sebelum dikontrak oleh Bandung Raya pada 1993.[2] Dia pensiun sebagai pemain setelah membawa Bandung Raya menjuarai Liga Indonesia 1995-96 dibawah manajer Henk Wullems.[3]

Dia terkenal sebagai pemain yang sportif dimana ia hanya mendapatkan satu kartu kuning dalam 17 tahun karier.[2][3] Kartu itu didapatnya saat memperkuat Krama Yudha Tiga Berlian melawan tuan rumah Pelita Jaya di Stadion Lebak Bulus, Jakarta,[2][3] setelah memprotes (dalam perannya sebagai kapten) keputusan wasit.[3]

Karier Internasional sunting

Herry bermain 40 kali bagi Tim nasional sepakbola Indonesia dan mencetak 3 gol.[4] Dia adalah bagian tim Indonesia yang meraih perunggu di Seagames 1981,[5] dan Seagames 1989.[6] Dia juga bagian tim Indonesia yang meraih perak di Seagames 1983, 1983 Southeast Asian Games,[5] dan medali emas di Seagames 1987.[6]

Dia memperkuat Indonesia yang menjadi juara grup pada kualifikasi piala dunia 1986 zona Asia grup B, namun mereka kalah dari Korea Selatan di babak berikutnya.[5] Juga pada tahun 1986, dia bagian dari tim Indonesia yang menjadi semifinalis Asian Games.[6]

Managerial career sunting

Setelah sukses meloloskan klub Persmin Minahasa ke kompetisi Super Liga di musim 2007/2008 lalu, salah satu pemain legendaris yang biasa dipanggil Kang Herry ini, dikontrak oleh klub Persiraja Banda Aceh sebagai pelatih kepala di kompetisi Divisi Utama untuk musim 2008/2009.

Menyusul terjadinya krisis internal terkait masalah pendanaan di tubuh Persiraja Banda Aceh, yang juga menimpa banyak klub sepak bola lainnya di tanah air, sejak berakhirnya putaran pertama kompetisi Divisi Utama, ia memutuskan mundur dari Persiraja Banda Aceh dan langsung diikat kontrak untuk menangani klub Persikab Bandung menggantikan pelatih Deni Syamsuddin yang baru didepak dari tim yang bermarkas di kota Soreang, Kabupaten Bandung itu. Namun pada musim 2010/2011 dia melatih lagi Persiraja Banda Aceh dan sukses menjadi raja klasemen Divisi Utama Wilayah Barat dengan pertandingan terakhir melawan PS Bengkulu 3-0 di Stadion H.Dimurthala Lampineung Banda Aceh. Persiraja lolos ke babak 8 besar.

Kiswanto started his career as a coach in 1997 when Henk Wullems asked him to be an assistant coach for the Indonesian national side.[3] He stayed at that position until 2000. He was manager of PSBL Lampung in 2000–2001, and assistant manager of Persija Jakarta in 2002–2004.[2] After that he was be a manager of PSIS Semarang and Persikabo Bogor, both for only one year.[2]

His success as a manager started at Persmin Minahasa, when he led the club to 8th place in Liga Indonesia Premier Division season 2007–2008, and successfully promoted to Indonesia Super League in the season 2008–2009.[3] But the club did not play in Indonesia Super League as they failed to meet verification criteria by Football Association of Indonesia.[3]

Subsequently he was contracted by his hometown club Persiraja Banda Aceh as a manager for the Liga Indonesia Premier Division season 2008–2009.[3] But, following funding issues, he decided to resign after the end of half season competition.[3] From Banda Aceh, he move to Soreang and directly tied a contract for the club Persikab Bandung.[3]

For the 2010/2011 season, he returned to Persiraja Banda Aceh, where he led the club to become champions of 2010–2011 Liga Indonesia Premier Division.[7][8] Persiraja then promoted to Indonesia Super League, but following internal conflict in Football Association of Indonesia, which resulted in dual competition, the club choose to play in Indonesia Premier League.[7][8] Towards the start of season 2011/2012 there was a rumour that Herry will move to Persib Bandung, but he explained that he will stay at Persiraja Banda Aceh.[7]

Legendary award sunting

On April 2007 along with 21 other player, he received an Indonesia legendary player award, from the Football Association of Indonesia.[9] This award was granted to the players who promote Indonesian football in the international arena.[9]

Personal life sunting

Herry is the oldest children of three, his sister is Herryana Kusumawati and his brother is Tony Hidayat. His parents are Qomari and Siti Salamah.[2] Kiswanto is married to Tuty Heriyati and they have two children, Dony Prakasa Utama and Tania Natasya Berlian.[2]

He known as a sporting and calm player, both within and outside the pitch.[3] Before playing as a professional footballer, he was a bank employee. He said that he "take it easy with the government promise to give him a home as a reward for gold medal in 1987 Southeast Asian Games, which is never happen".[2] Also, he feels sincere with only Rp 100000 or ($11) each month as his pension reward for national team player from the government.[2] Now besides football manager, he's running a land transfer and house rent business.[2]

References sunting

  1. ^ Penghargaan 22 Pemain Legendaris Indonesia - April 3rd, 2007, Bola Indo Wordpress, 3 April 2007
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m "Nyaman Besarkan Usaha Rumah Kontrakan | Arsip Harian Sumut Pos | 13832". Hariansumutpos.com. 18 October 2009. Diakses tanggal 12 May 2012. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q rezza lubis (26 February 2004). "Total football Indonesia: Herry Kiswanto Libero satu kartu kuning". Totalfootballindonesia.blogspot.com. Diakses tanggal 12 May 2012. 
  4. ^ "Indonesia – Record International Players". Rsssf.com. Diakses tanggal 12 May 2012. 
  5. ^ a b c "Indonesia – International Results 1981–1985 – Details". Rsssf.com. Diakses tanggal 12 May 2012. 
  6. ^ a b c "Indonesia – International Results 1986–1990 – Details". Rsssf.com. Diakses tanggal 12 May 2012. 
  7. ^ a b c "VIVAbola – Herry Kiswanto". Bola.vivanews.com. 25 April 1955. Diakses tanggal 12 May 2012. 
  8. ^ a b persirajafc.com (14 June 2011). "Skuad dan Profil Pemain Indonesian Premier League (IPL) 2011 – 2012". persirajafc.com. Diakses tanggal 12 May 2012. 
  9. ^ a b "Penghargaan 22 Pemain Legendaris Indonesia « BOLA INDONESIA". Bolaindo.wordpress.com. Diakses tanggal 12 May 2012.