Ayu Putri Handayani
Kesulitan untuk membuat mereka mengerti Lalu kapan kita mulai melangkah maju jika kesadaran selalu dihambat rasa takut??? Pertama adalah menyadari bahwa pemasaran dengan basis digital perlu dimiliki oleh pengusaha kecil untuk tetap bertahan. Kemudian setelah menyadarinya, para pelaku usaha kecil harus mulai mengembangkan diri untuk mempelajari semua hal tentang digitalisasi. Tahap terakhir adalah melakukan tindakan untuk mulai mendigitalisasikan usaha mereka. Saya berusaha mengedukasi para pelaku usaha khususnya usaha mikro untuk memahami pentingnya digitalisasi usaha, namun edukasi yang berjalan selama 3 bulan terakhir belum menghasilkan hasil, banyak faktor penyebab antara lain maraknya kriminalitas dalam dunia digital yang lebih menakutkan bagi para pelaku usaha daripada harapan untuk keberlangsungan sebuah usaha. Saya telah menyarankan tahapan yang paling sederhana dalam digitalisasi usaha yaitu mulai dari membuat merek dan logo produk atau layanan sebuah usaha kecil apapun bentuk usahanya, kemudian membuat website yang terhubung langsung dengan platform komunakasi sosial, mengisi website tersebut dengan informasi produk/layanan dan mempublikasikan website tersebut dengan iklan secara lokal dan internasional, dari iklan akan dikumpulkan database melalui kunjungan website. Database tersebut dapat dikelola menjadi aset pelanggan yang tertarget untuk sebuah pemasaran. Hal ini sudah sering saya temukan pada perusahaan-perusahaan besar dan ternama namun sayangnya tidak saya temukan keberanian tersebut pada perusahaan kecil dengan modal terbatas, Tentu ada banyak faktor penyebabnya, seperti rasa kurang percaya diri, takut ancaman CyberCrime dan mirisnya lagi ada yang berfikir saya sendiri adalah penipunya đ
Semua berawal dari sebuah ide yang muncul dari curamnya kesenjangan sosial, mulai dari saling memaki di media, intimidasi bahkan pengucilan pada kehidupan sehari-hari, hubungan sosial yang kurang harmonis antara si sukses dan si belum sukses atau bahkan hinaan hingga si gagal. Saya membayangkan... "Seandainya pemahat batu yang memahat batu menjadi sebuah patung cantik itu memasarkan hasil karyanya sendiri di sebuah website dan ternyata diminati oleh para pecinta seni di Mancanegra, kemudian bisa memesan langsung pada si pemahat tanpa melalui perusahaan-perusahaan besar." Berapa kali lipat penghasilan yang dapat diperoleh si pemahat dari pada gaji menjadi buruh pahat?? Berapa banyak devisa yang dapat disumbangkan dari seluruh buruh kerajinan di Indonesia jika mereka semua memahami digitalisasi usaha?? Berapa banyak angka kemiskinan yang akan tertolong?? Kenapa mancanegara?? Karena saya melihat banyaknya potensi seni budaya bahkan makanan khas di Indonesia yang hanya diperoleh di Indonesia, selain itu dalam jual-beli, disamping soal harga jual juga faktor perputaran uang, bukankah sebaiknya sebuah karya yang dijual maka pembelinya lebih baik orang lain daripada kerabatnya sendiri??