Wieke Gur adalah pendiri dan pemilik https://www.bahasakita.com/, sebuah portal dan sumber informasi daring (online) tentang Bahasa Indonesia. Ia juga seorang pelatih perusahaan, dengan keahlian di bidang komunikasi antarbudaya, dan penulis lagu. Gur lahir di Jakarta, Indonesia, dan saat ini menetap di Perth, negara bagian Australia Barat.

Bahasa Kita

Gur memulai Bahasa Kita sebagai blog pada tahun 2005 ketika menjadi fasilitator sukarela bagi penutur asing yang sedang belajar Bahasa Indonesia di Perth. Blog tersebut sedianya dibuat khusus untuk kepentingan para pembelajar, dan pada dasarnya merupakan daftar kosakata dalam Bahasa Indonesia sehari-hari serta padanannya dalam Bahasa Indonesia resmi. Gur kemudian mengembangkan blognya hingga pada tahun 2007 menjadi portal daring gratis yang bisa diakses umum. Walaupun masih ditujukan bagi penutur asing yang memerlukan panduan berbahasa Indonesia sehari-hari, portal itu juga menjadi sumber informasi bagi penutur asli yang tergabung dalam komunitas diaspora Indonesia, yang ingin mempertahankan keterampilan berbahasa mereka.

Situs Bahasa Kita berisi pembahasan mengenai kosakata, pergantian tren dan perubahan yang terjadi dalam penggunaan Bahasa Indonesia; juga terdapat tautan ke artikel dan informasi dari berbagai ahli bahasa dan tokoh yang punya minat khusus pada bahasa Indonesia, seperti Uli Kozok dari University of Hawai'i at Mānoa; James Sneddon, penulis dan profesor dari Griffith University, Brisbane; Tim Hassall dan George Quinn dari Australian National University, Canberra; Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, mantan menteri kabinet dan profesor dari Universitas Indonesia, Jakarta; Nikolaos van Dam, mantan duta besar Belanda di Indonesia; dan Iem Brown, penulis dan mantan akademisi dari Curtin University di Perth.

Pelatih antarbudaya

Karier Gur dalam komunikasi antarbudaya dimulai pada tahun 2010 ketika ia diundang oleh Konsulat Indonesia di Perth untuk membantu produsen sepatu Australia, Steel Blue, dalam menyelesaikan kesalahpahaman antara karyawan Australia dan para pekerja pabrik perusahaan itu di Indonesia. Perusahaan tersebut selanjutnya menugaskan Gur untuk membuat panduan pelatihan pemahaman lintas-budaya dalam bahasa Inggris untuk karyawan Australia, dan panduan serupa dalam Bahasa Indonesia untuk karyawan Indonesia. Buku panduan karya Gur kemudian mendapat perhatian George Simons, seorang konsultan ahli di bidang komunikasi antarbudaya dan pencipta kartu diversophy® , sebuah permainan kartu yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi budaya para pemainnya. Gur ditugaskan untuk mendesain kartu diversophy® versi Bahasa Indonesia. Dari situ, Gur selanjutnya menerima permintaan dari berbagai perusahaan multinasional dan perusahaan relokasi - seperti Cartus Global, Duke Corporate Education and Culture Awareness International - untuk melatih staf dan personel perusahaan yang akan dipindahtugaskan ke Indonesia dan Australia.

Penulis lagu

Gur menulis lagu pertamanya pada tahun 1985, ketika diundang untuk bekerjasama dengan almarhum pencipta lagu Elfa Secioria, sesama pengajar musik di Yamaha Music School di Jakarta. Ketika itu Secioria sudah dikenal sebagai pencipta lagu dan musisi ternama; grup vokal pop di bawah naungannya, Elfa’s Singers, juga sudah tampil secara teratur di TVRI , saluran TV milik pemerintah dan satu-satunya di Indonesia pada saat itu. Karier Gur sebagai penulis lagu terbukti melesat. Lagu pertamanya, ‘Selamat Datang Cinta’, yang dibawakan oleh penyanyi Harvey Malaiholo, menjadi satu dari tiga pemenang Grand Prix pada Festival Lagu Populer Indonesia (FLPI) tahun 1985. Tahun berikutnya, lagu ‘Seandainya Selalu Satu’, yang juga ditulisnya bersama Secioria, berhasil memenangkan FLPI 1986. Lagu yang juga dibawakan oleh Malaiholo itu kemudian mewakili Indonesia dalam World Popular Song Festival (WPSF) 1986, atau dikenal sebagai Yamaha Song Festival, di Nippon Budokan , Tokyo. Tahun itu, Malaiholo memenangkan Penghargaan Penyanyi Terbaik (Best Singer Award) WPSF untuk penampilannya membawakan lagu ‘Seandainya Selalu Satu’ ciptaan duet Gur dan Secioria. Baik WPSF maupun FLPI kini sudah tak ada. Setelah WPSF pertama kali diluncurkan pada tahun 1970 dan sukses dilangsungkan sebagai acara tahunan, acara ini dibatalkan pada tahun 1988 kemudian ditutup pada 1989; pada pertunjukan penghabisan tahun 1989 itu, WPSF diselenggarakan sebagai acara amal. Sementara itu FLPI, yang digelar sejak 1973 sebagai ajang nasional pemilihan wakil Indonesia di WPSF, masih terus diselenggarakan setelah WPSF ditutup, namun berhenti setelah pertunjukan terakhirnya tahun 1991. Selama 25 tahun, Gur dan Secioria menulis lebih dari 50 lagu bersama, tetapi bagi Gur, akhir 1980-an adalah masa yang paling produktif . Selain lagu pertama Gur, ‘Selamat Datang Cinta’, yang meraih penghargaan Grand Prix di FLPI tahun 1985, banyak lagu lain yang dihasilkannya bersama Secioria yang berhasil memenangkan penghargaan: ‘Seandainya Selalu Satu’, yang kemudian meraih penghargaan di WPSF 1986, dan ‘Ayun Langkahmu’, yang meraih penghargaan Grand Prix di FLPI 1986 ; lagu ‘Pesta’ dan ‘Kusadari, yang keduanya mendapat penghargaan Grand Prix FLPI tahun 1987 ; dan lagu ‘Ternyata’, yang menjadi finalis di FLPI tahun 1988 . Pada tahun 1989, tiga lagu Gur mencapai final FLPI: dua diantaranya merupakan kolaborasi dengan musisi Yovie Widianto (lagu ‘Semoga Saja’, yang dibawakan oleh penyanyi Emilia Contessa; dan ‘Berdua’, oleh penyanyi Mus Mujiono ) sedang satu lagu adalah hasil kolaborasinya dengan Tamam Hoesein (lagu ‘Mencari’, dibawakan oleh Malaiholo) . Pada tahun 1991, hasil kolaborasinya dengan Pri Sulisto, lagu ‘Haruskah’ (dibawakan oleh Malaiholo), berhasil menjadi finalis FLPI tahun itu . Setelah Gur pindah ke Perth pada awal 2000-an, ia masih terus menulis untuk Secioria hingga kematian Secioria pada tahun 2011. Ini dilakukan Gur dengan cara mengirimkan lirik ke Jakarta, di mana Secioria kemudian membuat aransemennya . Pada waktu yang bersamaan, Gur juga mulai menulis lirik untuk lagunya sendiri menggunakan perangkat lunak musik seperti GarageBand yang tersedia luas. Beberapa lagu yang dihasilkannya antara lain ‘Asmara’, yang dibawakan oleh penyanyi Shakila Stevenson di Java Jazz Festival 2013, dan ‘Indonesia Rumahku’ . Gur juga telah menterjemahkan beberapa lagu dari Bahasa Inggris ke Indonesia, termasuk lirik ‘Reflection’ (soundtrack film Mulan ), yang dibawakan oleh Shakila; dan ‘To All the Girls I’ve Loved Before’, yang dibawakan oleh Andre Hehanussa.

Diskografi

2016 – Ucaplah Untuk Terakhir (official release)

2013 – Asmara

2009 – Indonesia Rumahku

2008 – Sesuatu

1996 – Tetaplah Bersamaku

1991 – Raihlah Kemenangan 1988 – Ternyata

1989 – Berdua

1989 – Semoga Saja

1987 – Kusadari

1987 – Pesta

1987 – Meniti Pelangi

1987 – Gempita Dalam Dada

1987 – Isyarat Semesta

1987 – Hari Hari Usang

1987 – Gusarku

1987 – Katakanlah 1986 – Ucaplah Untuk Terakhir

1986 – Benang-Benang Asmara

1986 – Seandainya Selalu Satu

1986 – Ayun Langkahmu

1985 – Selamat Datang Cinta

--- Selamat Jalan Kekasih

--- Aku Jatuh Cinta

--- Bawalah Daku

Bibliografi

“Elfas Singer, Menang Tapi Tak Disayang”. Kompas. 21 January 2008. Retrieved from https://megapolitan.kompas.com/read/2008/01/21/20190699/Elfas.Singer..Menang.Tapi.Tak.Disayang

“Kebanggaan Pakai Bahasa Indonesia Kian Hilang?” Republika. 30 October 2013. Retrieved from http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/10/30/mvhhtg-kebanggaan-pakai-bahasa-indonesia-kian-hilang

Asrianti, T. (2009) Wieke Gur shares her love for lyrics through her book. Retrieved from http://www.thejakartapost.com/news/2009/09/27/wieke-gur-shares-her-love-lyrics-through-her-book.html

Gur, W. (2009) Jatuh cinta lagi: Catatan pribadi penulis lirik dan pencipta lagu, Wieke Gur. Jakarta: Akoer. Retrieved from https://singolion.wordpress.com/2012/10/26/membuka-ketertutupan/

Martin-Anatias, N. (2017) Who speaks Indonesian, ‘the envy of multilingual world’? Retrieved from https://theconversation.com/who-speaks-indonesian-the-envy-of-multilingual-world-85011

Quinn, G. (n.d.) The Indonesian Language. Retrieved from http://www.hawaii.edu/sealit/Downloads/The%20Indonesian%20Language.doc

Safitri, D. (2012) Wieke Gur: lirik lagu untuk pelihara Bahasa Indonesia. Retrieved from http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2012/10/121018_wiekegur.shtml

Sakrie, D. (2015) 100 Tahun Musik Indonesia. Jakarta: Gagas Media

Tautan eksternal

Situs web resmi Wieke Gur: http://www.wiekegur.com/

Situs web resmi lagu-lagu Wieke Gur: http://www.i.am.wiekegur.com/

Informasi World Popular Song Festival: http://users.telenet.be/wpsf/Main_Menu.htm