Pengguna:Bennylin/Sebuah Penantian
Stop. Ini adalah sebuah sinopsis Film Televisi yang menurut sebuah situs _dapat_ memurtadkan sebagian umat beragama. Jika Anda terus membaca maka Anda tidak mematuhi petuah situs tersebut.
Baca ini dulu
sunting- Mila Emanuella, script editor MNC Pictures, mengaku kecewa pada artikel yang tayang di situs eramuslim.com tentang FTV bertajuk "Sebuah Penantian" - bakal tayang di RCTI pada Sabtu, 15 Desember mendatang.
- Artis papan atas Chiristine Hakim tak terlibat dalam tayangan yang kini lagi dihebohkan di beberapa milis tersebut. "Yang benar adalah kehadiran bintang baru bernama Christine Jogja, bukan Christine Hakim," ujar Mila. "Memang saya baca banyak yang salah di dalam artikel tersebut," tambahnya. Saat ditanya melalui email siapa itu Christine Jogja, Mila belum memberikan jawaban.
- Judul "Sebuah Penantian" aslinya memang seperti itu, bukan terjemahan dari "My Hope Indonesia". Ia tegaskan, My Hope Indonesia adalah nama organisasi milik Billy Graham yang bekerjasama dengan MNC Pictures dalam membuat FTV tersebut..
- "Di dalam content FTV ini sama sekali tidak ada bentuk penghipnotisan atau apapun itu namanya. "Ini cerita drama biasa, yang general, yang menyentuh, berkisah tentang pemaafan seorang anak terhadap ayahnya....," jelas Mila.
- Sebagai tambahan informasi, bahwa program berjudul "Sebuah Penantian" yang akan tayang di RCTI 15 Desember 2007 itu adalah program FTV dalam rangka Natal 2007.
Kredit
suntingPemain :
Penata Grafis & Animasi : Triya Sudira M., Iwa Sukmawansyah, Yudha Wiyasa
Penata Artistik : Bowo
Penata Kamera : Slamet Waluyo
Ide Cerita : Sylvia T Pontoh
Penulis Skenario : Gweneal Eleazar
Casting Manager : Linda Wibisono
Penata Musik : Ilustranada
Penata Suara : Roland XP
Editor : Ricardo
Supervisi Editor : Danny AW
Pimpinan Produksi : Ika Muliana & Dipta Erlangga
Supervisi Produksi : Gammy & James Quek
Produser Pelaksana : Robert Ronny
Produser Kreatif : Sylvia T. Pontoh
Eksekutif Produser : William Conard, Charles Jonan, Dedy Abdurachman
Co-Produser : Sutanto Hartono, Stephen K. Sulistyo, Artine S. Utomo
Produser : Hary Tanoesoedibjo
Sutradara : Ron Widodo
Sinopsis Global
suntingAdapun sinopsis cerita dari FTV - "Sebuah Penantian" adalah sbb :
Aku tidak pernah tertidur
tak pernah lalai,
Tangan-Ku slalu menopang dirimu
Percaya pada-Ku, datang pada-Ku..
Ku selalu setia
EVAN kecil masih ingat ketika pertamakali, papanya- WIMAR meninggalkan keluarganya dan memutuskan menikah dengan janda muda. Selang beberapa tahun kemudian, saat usaha Wimar bangkrut ia memutuskan kembali ke RANTI (mama) dan anak-anaknya. Ranti merasa kalau doanya telah dijawab , suaminya kembali padanya.
Ranti setia mendampingi Wimar sampai ia berhasil lagi dalam pekerjaannya. Wimar memang sudah bangkit dari keterpurukan tapi dengan mudah, ia meninggalkan keluarganya lagi. Wimar minta cerai dari Ranti. Tapi Ranti yang anti perceraian dan percaya menikah sekali untuk selamanya menolak untuk diceraikan. Hal itu tidak membuat Wimar ragu untuk melakukan pernikahan bawah tangan dengan istri ketiganya. Sudah 2 x, Wimar meninggalkan keluarganya, sudah tertutup pula pintu maaf Evan untuk Wimar!! Mulai saat itu, Evan mengambil alih untuk meneruskan kewajiban Wimar untuk menjaga dan memenuhi kehidupan keluarganya. Ia ingin membuktikan tanpa keberadaan seorang PAPA, hidup mereka akan jauh lebih baik!!
Dan hal ini memang terbukti!!!!!! 15 tahun kemudian…….
EVAN (30) berhasil menjadi seorang pengacara muda yang sukses . Ia juga berhasil menyekolahkan kedua adiknya ELGA (25) dan ELSA (22) sampai tamat. EVAN juga memenuhi kebutuhan RANTI yang sukses dengan usaha cateringnya. Pokoknya Evan berjuang sendiri dari bawah, dan ini semua ia raih tanpa kehadiran Wimar. Sudah 15 tahun lamanya pula, mereka tidak pernah mendengar kabar Wimar. Tapi Ranti tidak pernah berubah untuk terus setia mendoakan suaminya agar satu hari nanti, Wimar akan pulang dan mereka akan berkumpul bersama lagi.
Tidak lama lagi, Elga dan tunangannya, Robi akan menikah. Semua persiapan menjelang pernikahan sudah siap. Hanya saja Elga merasa ada yang kurang. Ia mempunyai keinginan yaitu saat menikah nanti, Wimar akan mengantarkan Elga sampai depan mimbar. Hal ini ditentang keras oleh Evan! Mereka tidak butuh Wimar!
Evan sendiri yang akan mengantarkan Elga menghadap mempelai pria. Elga tetap saja kekeh mencari Wimar dan hal ini didukung penuh oleh Ranti dan Elsa.
Singkat cerita, akhirnya Elga berhasil menemukan Wimar dengan kondisi sangat memprihatinkan. Sendirian tinggal di kawasan kumuh, berbaring dengan kondisi setengah lumpuh (stroke). Tidak ada yang bisa dilakukan Wimar selain menangis sepanjang harinya. Waktu Elga datang, Wimar tidak bisa mengenalinya. Tidak ingin melihat Wimar terus menderita, akhirnya Elga membawa Wimar pulang ke rumah.
Evan marah besar waktu tahu Wimar akan tinggal di rumahnya. Apalagi Ranti memutuskan akan merawatnya. Bagi Evan, kesalahan Wimar sangatlah besar, sampai-sampai seatap dengan Wimar saja ia tidak sudi. Evan meninggalkan rumah untuk menghindari pertemuannya dengan Wimar. Hal ini membuat Wimar makin bertambah sedih.
Dengan penuh cinta, Ranti merawat Wimar, memandikan, menyuapi dan menuntunnya berjalan. Sehari dalam 24 jam tidak akan cukup bagi Ranti untuk mengasihi Wimar. Tidak ada sedikit pun tatapan kebencian yang tersirat dalam pandangan Ranti. Wimar makin merasa bersalah, ia sadar kalau dahulu ia telah melepas sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya. Ranti yakin kalau suatu saat nanti Evan pasti bisa memaafkannya. Sejak itu, Wimar mulai berdoa, minta ampun pada Tuhan dan berdoa untuk Evan.
Pernikahan Elga dan Robi tinggal 3 hari lagi. Di lain pihak, Elga senang kalau Wimar telah kembali tapi di sisi lain ia sedih karena Evan mengancam tidak akan datang kalau Wimar ada di sana. Sama dengan Ranti, Elga juga yakin kalau kakak yang ia cintai pasti akan membuang egonya dan mendengar hati kecilnya.
Semenjak keluar dari rumah, Evan tinggal sendirian. Ia merasa kehilangan Ranti, Elga dan Elsa. Keluarga yang sangat ia cintai. Selain disibukan oleh kasus-kasus, ia kebanyakan menyendiri di rumah sewaan. Evan jadi ingat dengan kata-kata Ranti sebelum ia pergi dari rumah “Papamu memang telah berbuat kesalahan, ia telah meninggalkan kita semua tapi Tuhan mendengar doa mama,
Tuhan telah mengembalikan papa ke sisi kita. Kalau sekarang kamu tidak bisa memaafkan kesalahan papa lalu apa bedanya kamu sama papa??” kata-kata Ranti terus terngiang-ngiang di kepala Evan beberapa hari ini. Ia jadi mengingat kejadian di masa lalunya..
…. Dimana Evan remaja terus berdiri di depan pintu, menunggu kepulangan papanya. Setiap malam, tak lupa Evan berdoa supaya papa mau pulang. Tetapi Tuhan belum memulangkan papa. Sejak saat itu, Evan berhenti mendoakan papanya supaya pulang. Bahkan lebih bagus kalau papanya tidak perlu pulang. Karena setiap Wimar pulang pasti akan memberikan luka lagi. Evan menangis mengingat kejadian itu, ia berubah jadi keras hati bukan karena Wimar tidak pernah pulang tapi karena ia malu mengakui kalau ia sebenarnya sudah memaafkan Wimar sejak lama.
Pernikahan Elga berlangsung. Wimar dengan terseok-seok mengantarkan Elga sampai depan mimbar. Semua tamu memandang haru akan ketulusan keluarga ini. Saat penghormatan kepada orang tua, Elga memeluk Ranti dan Wimar dengan penuh haru. Saat itu, Evan datang dan ikut melakukan penghormatan kepada orang tua. Evan bersimpuh di kaki Ranti dan Wimar, minta ampun akan semua kesalahannya dan mengakui kalau ia sangat menyayangi Wimar sebagai papa yang sangat ia kagumi.
Mereka pun kembali berkumpul bersama lagi.
Sumber
suntingLihat pula
sunting- http://mediacare.blogspot.com/2007/12/seruan-eramuslim-matikan-tv-pada-sabtu.html
Komentar para blogger mengenai situs yang melarang orang menonton film ini.