Pengguna:Bhatoen damiran/Abdul Ronie Syahbuddin

Dr.(HC).A.RONIE SYAHBUDDIN

Dr.(HC).H.A.RONIE SYAHBUDDIN

Salah satu pengusaha sukses di Sumsel sebagai panutan dan kebanggan Batun terutama untuk organisasi - organisasi bisnis dan perusahaan – perusahaan yang dimilikinya.

Dr.(HC).H. Abdul Ronie Syahbuddin BA. dilahirkan 25 mei 1946 di Desa Batun Baru kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir provinsi sumatera selatan.

Beliau merupakan anak keempat dari lima bersaudara yaitu Cik una,Abu bakar,Kecil,H.A.ronie syahbuddin dan Aminah pasangan H. Syahbuddin bin Pantas dan HJ. Buya binti Dolamit, H.A. Ronie Syahbuddin menikah dengan HJ. Ona dan dikaruniai tujuh orang anak yaitu: Sri Hernalini Nita Utama SE,MM, Karmita SE, Tri Agustini SP, Erry Gustion, SH Mkn, Elly Safrida SE, Dian Apriyanti SE, dan Alex Nadirsyah, SH.

Ia yang sebelumnya menikah dengan seorang gadis desa pilihan orang tuanya dan mempunyai seorang anak laki-laki yaitu Irwan Taruna. Ronie merupakan pengusaha yang Ulet, Disiplin dan Jujur lika liku hidupnya sempat menjadi Buru Pedagang Ikan hingga Berjualan Ikan sendiri di Palembang, hanya modal nekad dan berani, ia mampu merantau ke Jakarta berdagang senjata api pulang pergi antara PalembangJakarta.

Menurut Mantan Mahasiswa Stisipol Candradimuka palembang ini, disamping kesibukannya sebagai pembisnis ia juga merupakan kuli tinta di salah satu media cetak terbesar di sumatera selatan atas keberhasilannya menjadi kuli tinta ia pun dipercaya sebagai wakil ketua organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel pada masa itu.

Kemudian Ronie mengawali bisnisnya dengan mendirikan CV Batun Jaya dan CV Restu Agung, kiprahnya di dunia bisnis tidak bisa dipandang sebelah mata terobosan-terobosan yang ia lakukan dalam dunia bisnis sudah mulai merambah ke dunia bisnis otomotif.

Hal itu terbukti di bangunya kerajaan bisnis PT Sandika Karsa Perdana yang bergerak dibidang perdagangan Mobil, Rental Mobil dan Kontraktor ternyata kesuksesan dan keberhasilan tidak membuat Ronie cepat puas.

Ia pun mulai merambah ke bisnis Telekomunikasi, banyak permintaan warga yang ingin menghubungi keluarganya namun tidak bisa karena Teknologi belum secanggih sekarang atas dasar itu lah Ronie mendirikan salah satu warung Telekomunikasi (WARTEL) yang terbesar di kota palembang pada masanya.

Karena kemajuan Teknologi, bisnis wartel yang ia tekuni tidak bisa bertahan lama hanya sekedar 8 sampai 10 tahun saja, ia pun mulai merambah ke dunia perkebunan tidak hanya itu beberapa organisasi rekanan bisnis mulai meliriknya sebagai Ketua Dewan Kehormatan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) sumsel.

Dengan kepiawaiamya memimpin beberapa organisasi, kalangan usahawan Pribumi yang tergabung ke dalam Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) sumsel juga mempercayai dirinya sebagai Ketua dan ia juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Rekanan Penggadaan Indonesia Sumsel prestasinya ini berhasil membuat ia dikenal sebagai pengusaha yang gila organisasi.

Pada Era reformasi mantan Presiden KH.Abdurrahman Wahid (Gusdur) mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk Dewan Pimpinan Wilayah Sumsel Ronie di percaya sebagai Sekretaris Jendral(SEKJEND) namun PKB terjadi dualisme kepemimpinan hingga membuat pengurus wilayah terbelah dua.

Akhirnya Ronie hijrah ke partai persatuan daerah (PPD) sumsel. Usman Sapta Oadang yang merupakan ketua PPD pusat mempercayainya sebagai Ketua untuk pengurus daerah Sumsel.

Atas keperdulian beberapa perusahaan yang dimilikinya dibidang kemanusiaan Ronie pun aktif pada oraganisasi Sosial sebagai bendahara Palang Merah Indonesia (PMI) daerah Sumsel kemudian ia terpilih menjadi wakil Ketua PMI sumsel dan mendapatkan penghargaan Satya lencana dari Presiden Megawati Sukarno Putri tahun 2003.

Organisasi keagamaan seperti Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Sumsel Ronie pun dipercaya sebagai Sekjen ternyata organisasi inilah mengantarkannya pada pertualangan organisasi yang terakhir.

Walaupun sebelumnya sempat bolak balik berobat ke Malaysia akhirnya pada 24 maret 2020 di rumah sakit siloam palembang beliau menghembuskan napas yang terakhirnya pada usia 73 tahun. namun ada pepatah yang ditanggalkannya dan masih banyak tergenang dihati banyak orang.

“Apabila kita kehilangan harta, sebenarnya tidak ada yang hilang,

apabila kita kehilangan kesehatan, ada sesuatu yang hilang,

apabila kita kehilangan watak, segalanya akan hilang”

By Dr.(HC).H ABDUL RONIE SYAHBUDDIN

penulis: M.dharma jusuf bhatoen