Pengguna:Dare2Leap/Bak pasir

1P/Halley (Komet Halley)
Gambar komet Halley
Penemuan
Ditemukan oleh:Prasejarah (observasi)
Edmond Halley (Pengakuan periodisitas)
Ditemukan tanggal:1758 (prediksi perihelion pertama)
Karakteristik orbit A
Epos:4 Agustus 2061 (2474040.5)
Aphelion:35,2 SA
(aphelion: 9 Desember 2023)[1]
Perihelion:0,59278 SA[2]
Sumbu semi-mayor:17,737 SA
Eksentrisitas orbit:0,96658
Periode orbit:74,7 a[3]
75thn 5m 19d perihelion ke perihelion
Inklinasi:161,96°
Dimensi15 km × 8 km[6]
Periode rotasi2.2 h (52.8 j) (?) [7]
Albedo nukleus0,04 [8]
Perihelion terakhir:9 Februari 1986
Perihelion yang akan datang:28 Juli 2061[2][4]
≈27 Maret 2134[5][4]

Komet Halley adalah komet yang terlihat dari bumi setiap 75–79 tahun.[3] Secara resmi diberi nama 1P/Halley, nama umumnya diberikan menurut nama Edmund Halley. Komet ini merupakan komet paling terkenal di antara komet-komet periodik lainnya. Walaupun setiap abad muncul banyak komet berperiode panjang yang terang dan dahsyat, Halley adalah satu-satunya komet dengan periode pendek yang dapat dilihat dengan mata telanjang, dan dipastikan kembali dalam rentang umur manusia pada umumnya.[9] Ia terakhir muncul di Tata Surya pada 1986, dan akan muncul kembali pada pertengahan 2061.

Kemunculannya sepanjang sejarah memiliki pengaruh yang besar terhadap sejarah manusia, walaupun penampakannya tidak dikenali sebagai objek yang sama sampai abad ke-17. Dan sejumlah bukti baru menunjukkan bahwa peristiwa langit yang telah disaksikan orang Yunani kuno, kemungkinan merupakan penampakan awal komet Halley.[10] Dijelaskan, sebuah meteor raksasa telah menghantam Yunani antara 466 SM dan 467 SM. Komet Halley terlihat selama hampir 80 hari pada 466 SM, para peneliti menulisnya dalam jurnal kosmologi.[10] Menurut laporan New Scientist, hingga kini, awal terlihatnya komet tersebut adalah saat mengorbit pada 240 SM, sebuah peristiwa yang dicatat oleh para astronom Tiongkok kuno.[10]

Selama kunjungan ke Tata Surya pada 1986, Komet Halley menjadi komet pertama yang diamati dengan detail oleh wahana antariksa, yang memberikan data observasi pertama mengenai struktur nukleus komet dan mekanisme pembentukan koma dan ekor.[11][12] Observasi tersebut mendukung berbagai hipotesis lama mengenai pembentukan komet, terutama model "bola saju kotor" oleh Fred Whipple, yang memprediksi dengan benar bahwa Halley terdiri dari campuran es volatil—seperti air, karbon dioksida, dan amonia—dan debu. Misi tersebut juga memberikan data yang mengubah dan mengatur ulang ide tersebut secara substansial; misalnya, sekarang telah diketahui bahwa tanah Halley sebagian besar terdiri dari material berdebu dan non-volatil, dan hanya sebagian kecil terdiri dari es.

Komputasi orbit

sunting

Halley adalah komet pertama yang diakui sebagai komet periodik. Hingga Renaisans, konsensus filosofis alam komet, yang didorong oleh Aristotle, adalah bahwa mereka gangguan di atmosfer Bumi. Ide ini dibantah pada 1577 oleh Tycho Brahe, yang menggunakan pengukuran paralaks untuk menunjukkan bahwa komet harus berada di luar Bulan. Banyak yang belum terbujuk bahwa komet mengitari Matahari, dan berasumsi bahwa mereka harus melalui jalur lurus melalui Tata Surya.[13] Pada 1687, Isaac Newton menerbitkan Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica, dimana dia menguraikan hukum gravitasi dan gerak dia. Karyanya tentang komet jelas tidak lengkap. Walaupun dia menduga bahwa dua komet yang telah muncul bersamaan pada 1680 dan 1681 adalah komet yang sama sebelum dan sesudah melewati di balik Matahari (dia nantinya ditemukan benar; lihat Komet Newton),[14] dia awalnya tidak dapat memasukkan komet ke modelnya secara penuh.[15]

 
"Aku harus memohon kamu untuk memperoleh untukku dari Tn. Flamsteed apa yang telah dia amati dari Komet 1682 terutama pada bulan September, untuk aku lebih dan lebih pasti bahwa kami telah melihat Komet tersebut sekarang tiga kali, sejak Tahun 1531, dia tidak akan menyangkalnya kepadamu, walaupun aku tahu dia akan memberitahu aku." —Kutipan surat Halley kepada Newton mengenai orbit komet (28 September 1695) "I must entreat you to procure for me of Mr Flamsteed what he has observed of the Comett of 1682 particularly in the month of September, for I am more and more confirmed that we have seen that Comett now three times, since Yeare 1531, he will not deny it you, though I know he will me." —Excerpt of Halley's letter to Newton about comet's orbits (28 September 1695)

Akhirnya, Edmond Halley, editor, penerbit, dan teman Halley, menggunakan hukum baru Newton dalam Sinopsis Astronomi Komet pada 1705 untuk menghitung efek gravitasi Jupiter dan Saturnus terhadap orbit komet. Setelah mengumpulkan daftar 24 observasi komet, dia menghitung bahwa elemen orbit dari komet kedua yang telah muncul pada 1682 hampir sama dengan dua komet yang telah muncul pada 1531 (yang diamati oleh Petrus Apianus) dan 1607 (diamati oleh Johannes Kepler).[16] Halley dengan demikian menyimpulkan bahwa ketiga komet tersebut ternyata merupakan objek yang sama yang kembali sekitar setiap 76 tahun, sebuah periode yang sejak itu telah ditemukan bervariasi antara 72 dan 80 tahun.[17] Setelah perkiraan kasar pertubasi komet yang dialami dari atraksi gravitasional planet-planet, dia memprediksikan kembali kometnya pada 1758.[18] Walaupun dia mengamati kometnya sekitar perihelion pada September 1682,[19] Halley meninggal paa 1742 sebelum dia dapat mengamati kembalinya komet yang diprediksi.[20]

Prediksi kembalinya komet oleh Halley dibuktikan benar, walaupun tidak terlihat hingga 25 Desember 1758, oleh Johann Georg Palitzsch, seorang astronom amatir dan petani Jerman. Kometnya tidak melewati perihelion hingga 13 Maret 1759, atraksi Jupiter dan Saturnus menyebabkan retardasi 618 hari.[21] Efek ini dikomputasikan sebelum kembalinya (dengan kesalahan satu bulan ke 13 April)[22] oleh tim tiga ahli Matematika Prancis, Alexis Clairaut, Joseh Lalandae, dan Nicole-Reine Lepaute. Konfirmasi kembalinya komet adalah yang pertama kalinya sesuatu selain planet telah ditunjukkan mengitari Matahari.[23] Itu juga merupakan salah satu ujian fisika Newtonian berhasil paling awal, dan demonstrasi jelas kekuatan penjelasannya.[24] Kometnya pertama dinamakan atas nama Halley oleh astronom Prancis Nicolas-Louis de Lacaille pada 1759.[24]

Beberapa sarjana mengusulkan bahwa astronom Mesopotamia pada abad pertama sudah mengakui Komet Halley sebagai komet periodik.[25] Teori ini mencatat sebuah bagian dalam Talmud Babylonia, traktat Horayot, yang merujuk "sebuah bintang yang muncul setiap 70 tahun yang membuat kapten kapal keliru".[26] Orang lain meragukan ide ini berdasarkan pertimbangan sejarah mengenai waktu persis observasi yang diduga ini, dan mengusulkan bahwa itu merujuk ke fenomena astronomis lain.[27]

Peneliti pada 1981 yang mencoba menghitung orbit lama Halley melalui integrasi numerik yang dimulai dari observasi akurat pada abad ke-17 dan 18 tidak dapat menampilkan hasil akurat sebelum 837 karena kometnya melintas dekat dengan Bumi pada tahun itu. Mereka harus menggunakan observasi komet oleh orang Tiongkok kuno untuk membatasi perhitungan mereka.

Halley was the first comet to be recognised as periodic. Until the Renaissance, the philosophical consensus on the nature of comets, promoted by Aristotle, was that they were disturbances in Earth's atmosphere. This idea was disproven in 1577 by Tycho Brahe, who used parallax measurements to show that comets must lie beyond the Moon. Many were still unconvinced that comets orbited the Sun, and assumed instead that they must follow straight paths through the Solar System.[13] In 1687, Sir Isaac Newton published his Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica, in which he outlined his laws of gravity and motion. His work on comets was decidedly incomplete. Although he had suspected that two comets that had appeared in succession in 1680 and 1681 were the same comet before and after passing behind the Sun (he was later found to be correct; see Newton's Comet),[14] he was initially unable to completely reconcile comets into his model.[15]

 
"I must entreat you to procure for me of Mr Flamsteed what he has observed of the Comett of 1682 particularly in the month of September, for I am more and more confirmed that we have seen that Comett now three times, since Yeare 1531, he will not deny it you, though I know he will me." —Excerpt of Halley's letter to Newton about comet's orbits (28 September 1695)

Ultimately, it was Newton's friend, editor and publisher, Edmond Halley, who, in his 1705 Synopsis of the Astronomy of Comets, used Newton's new laws to calculate the gravitational effects of Jupiter and Saturn on cometary orbits.[16] Having compiled a list of 24 comet observations, he calculated that the orbital elements of a second comet that had appeared in 1682 were nearly the same as those of two comets that had appeared in 1531 (observed by Petrus Apianus) and 1607 (observed by Johannes Kepler).[16] Halley thus concluded that all three comets were, in fact, the same object returning about every 76 years, a period that has since been found to vary between 72 and 80 years.[17] After a rough estimate of the perturbations the comet would sustain from the gravitational attraction of the planets, he predicted its return for 1758.[18] While he had personally observed the comet around perihelion in September 1682,[19] Halley died in 1742 before he could observe its predicted return.[20]

Halley's prediction of the comet's return proved to be correct, although it was not seen until 25 December 1758, by Johann Georg Palitzsch, a German farmer and amateur astronomer. It did not pass through its perihelion until 13 March 1759, the attraction of Jupiter and Saturn having caused a retardation of 618 days.[21] This effect was computed before its return (with a one-month error to 13 April)[22] by a team of three French mathematicians, Alexis Clairaut, Joseph Lalande, and Nicole-Reine Lepaute.[28] The confirmation of the comet's return was the first time anything other than planets had been shown to orbit the Sun.[23] It was also one of the earliest successful tests of Newtonian physics, and a clear demonstration of its explanatory power.[24] The comet was first named in Halley's honour by French astronomer Nicolas-Louis de Lacaille in 1759.[24]

Some scholars have proposed that first-century Mesopotamian astronomers already had recognised Halley's Comet as periodic.[25] This theory notes a passage in the Babylonian Talmud, tractate Horayot[29] that refers to "a star which appears once in seventy years that makes the captains of the ships err".[26] Others doubt this idea based on historical considerations about the exact timing of this alleged observation, and suggest it refers to other astronomical phenomena.[27]

Researchers in 1981 attempting to calculate the past orbits of Halley by numerical integration starting from accurate observations in the seventeenth and eighteenth centuries could not produce accurate results further back than 837 owing to a close approach to Earth in that year. It was necessary to use ancient Chinese comet observations to constrain their calculations.[30]

Orbit dan asal

sunting

Periode orbit Halley bervariasi antara 74–79 tahun sejak 240 SM.[31][32] Orbitnya sangat elips, dengan eksentrisitas orbit 0,967 (0 berupa lingkaran dan 1 berupa lintasan parabolik). Perihelionnya, yaitu titik orbit komet yang terdekat dengan Matahari, adalah 0,59 au (88 juta km). Ini berada di antara orbit Merkurius dan Venus. Aphelionnya, atau titik terjauh dari Matahari, adalah 35 au (5,2 miliar km) (kira-kira jarak Pluto). Aneh untuk objek Tata Surya, orbit Halley bersifat retrograd; ia mengitari Matahari dengan arah yang berlawanan dengan planet-planet, atau, searah jarum jam dari atas kutub utara Matahari. Orbitnya terinklinasi 18° ke ekliptika. (Karena orbitnya retrograd, inklinasi sebenarnya adalah 162°.)[33] Mengenai orbit retrogradnya, ia memiliki salah satu kecepatan tertinggi relatif dengan Bumi dari objek apapun di Tata Surya. Lintasan 1910 memiliki kecepatan relatif 70,56 km/s (157.800 mph).[34] Karena orbitnya berdekatan dengan Bumi di dua tempat, Halley dikaitkan dengan dua hujan meteor; Eta Aquariids pada awal Mei, dan Orionid pada akhir Oktober.[35] Halley adalah induk dari Orionid, sementara observasi yang dilakukan sekitar waktu Halley muncul pada 1986 mengusulkan bahwa kometnya juga dapat mengganggu Eta Aquariids, walaupun ia mungkin bukan induk dari hujan meteor tersebut.[36]

 
Meteor Orionid yang berasal dari Komet Halley melesat di langit di bawah Bima Sakti dan sebelah kanan Venus

Halley diklasifikasikan sebagai komet periodik atau periode singkat: komet dengan orbit yang berlangsung selama kurang dari 200 tahun.[37] Ini berbeda dengan komet periode lama, dimana orbitnya berlangsung selama ribuan tahun. Komet periodik hanya memiliki inklinasi ke ekliptika sebesar 10 derajat, dan periode orbit 6,5 tahun, sehingga orbit Halley tidak biasa.[31] Sebagian besar komet periode singkat (komet dengan periode orbit kurang dari 20 tahun dan inklinasi 20–30 derajat atau kurang) disebut komet keluarga Jupiter. Komet seperti Halley, dengan periode orbit antara 20 dan 200 tahun dan inklinasi dari 0 hingga lebih dari 90 derajat, disebut komet jenis Halley.[37][38] Hingga 2015, hanya 75 komet jenis Halley telah diamati, dibandingkan dengan 511 komet jenis Jupiter yang dikenali.[39]

Orbit komet jenis Halley mengusulkan bahwa mereka awalnya adalah komet periode lama yang orbitnya terganggu oleh gravitasi planet raksasa dan diarahkan ke Tata Surya dalam.[37] Jika Halley sebelumnya merupakan komet periode lama, itu mungkin berasal dari awan Oort,[38] sebuah bola badan komet yang berjarak sekitar 20.000–50.000 au dari Matahari. Sebaliknya komet keluarga Jupiter umumnya diyakini berasal dari sabuk Kuiper,[38] yaitu piringan datar puing-puing ber-es antara 30 au (orbit Neptunus) dan 50 au dari Matahari (dalam piringan tersebar). Titik asal lain untuk komet jenis Halley diusulkan pada 2008, ketika sebuah objek trans-Neptunus dengan orbit retrograd seperti Halley ditemukan, 2008 KV42, dimana orbitnya membawanya dari luar Uranus hingga dua kali jarak Pluto. Ini mungkin anggota populasi baru benda-benda kecil Tata Surya yang menjadi sumber komet jenis Halley.[39]

Halley mungkin telah berada dalam orbitnya saat ini untuk 16.000–200.000 tahun, walaupun tidak mungkin menentukan orbitnya untuk lebih dari beberapa puluh penampakan, dan pendekatan dekat sebelum 837 M hanya dapat diverifikasi dari observasi tercatat.[40] Efek non-gravitasional bisa menjadi sangat penting;[40] seiring Halley mendekati Matahari, ia mengeluarkan pancuran gas menyublim dari permukaannya, yang membuatnya sedikit keluar dari jalur orbitnya. Perubahan orbit tersebut memicu jeda perihelion rata-rata 4 hari.[41]

Pada 1989, Boris Chirikov dan Vitold Vecheslavov melakukan analisis 46 penampakan Komet Halley yang diambil dari catatan bersejarah dan simulasi komputer. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dinamikanya kacau dan tidak dapat diprediksi dalam jangka panjang.[42] Perkiraan jangka kehidupan Halley bisa mencapai 10 juta tahun. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa banyak properti fisik dari dinamika Komet Halley dapat dijelaskan secara kasar dengan peta simplektik sederhana, yang dikenal sebagai peta Kepler.[43] Pekerjaan lebih baru mengusulkan bahwa Halley akan menguap, atau membelah menjadi dua, dalam beberapa ribuan tahun, atau dikeluarkan dari Tata Surya dalam beberapa ratusan ribu tahun.[44] Pengamatan oleh D. W. Hughes mengusulkan bahwa massa nukleus Halley telah berkurang sebesar 80–90% selama 2.000–3.000 revolusi terakhir.[12]

Struktur dan komposisi

sunting
 
Nukleus Komet Halley, digambarkan oleh probe Giotto pada 14 Maret 1986. Warna gelap nukleus dapat diamati, dan juga pancaran debu dan gas yang meletus dari permukaan komet.The nucleus of Halley's Comet, imaged by the Giotto probe on 14 March 1986. The dark coloration of the nucleus can be observed, as well as the jets of dust and gas erupting from its surface.

Misi Giotto dan Vega memberikan peneliti planet gambar pertama permukaan dan struktur Halley. Seperti semua komet, seiring Halley mendekati Matahari, senyawa volatil komet (yang memiliki titik didih rendah, seperti air, karbon monoksida, karbon dioksida dan es lain) mulai menyublim dari permukaan nukleus.[45] Ini menyebabkan pembentukan koma komet, atau atmosfer, yang melebar hingga 100.000 kilometer (62.000 mi).[6] Penguapan es kotor ini melepaskan partikel debu, yang keluar bersama gas menjauhi nukleus. Molekul gas dalam koma menyerap cahaya surya dan kemudian memancarkannya kembali dengan panjang gelombang yang berbeda, berupa fenomena fluoresensi, sementara partikel debu menyebarkan cahaya surya. Kedua proses tersebut membuat koma dapat dilihat.[9] Seiring sebagian kecil dari molekul gas dalam koma diionisasi oleh radiasi ultraviolet surya,[9] tekanan dari angin surya, yaitu pancuran partikel bermuatan dari Matahari, menarik ion-ion koma keluar menjadi ekor yang panjang, yang mungkin memanjang hingga lebih dari 100 juta kilometer ke angkasa.[45][46] Perubahan aliran angin surya dapat menyebabkan kejadian pemutusan, dimana ekornya memisah penuh dari nukleus.[11]

Walaupun komanya besar, nukleus Halley relatif kecil: panjangnya hanya 15 kilometer (9,3 mi), lebarnya 8 kilometer (5,0 mi) dan mungkin tebalnya 8 kilometer (5,0 mi).[b] Bentuknya samar-samar menyerupai kulit kacang.[6] Massanya relatif rendah (kira-kira 2.2 × 1014 kg)[47] dan kepadatan rata-ratanya sekitar 0,6 gram per sentimeter kubik (0,35 oz/cu in), yang menunjukkan bahwa ia terdiri dari banyak puing-puing kecil yang terkumpul sangat longgar, membentuk struktur yang dikenal sebagai tumpukan puing.[48] Pengamatan kecerahan koma di permukaan bumi mengusulkan bahwa periode rotasi Halley sekitar 7,4 hari. Gambar-gambar yang diambil oleh berbagai wahana angkasa, bersama dengan observasi pancaran dan cangkang, mengusulkan periode 52 jam.[12] Mengingat bentuk nukleus yang tidak beraturan, rotasi Halley kemungkinan kompleks.[45] Walaupun hanya 25% permukaan Halley digambarkan secara detail selama misi terbang lintas, gambarnya mengungkapkan topografi yang sangat bervariasi, dengan bukit-bukit, gunung-gunung, berbagai punggung bukit, depresi-depresi, dan setidaknya satu kawah.[12]

Halley adalah komet periodik yang paling aktif; komet lain, seperti Komet Encke dan Komet Holmes, satu atau dua tingkat besaran kurang aktif.[12] Sisi siang kometnya (sisi yang menghadap Matahari) jauh lebih aktif daripada sisi malam. Observasi dari wahana angkasa menunjukkan bahwa gas yang dikeluarkan dari nukleus berupa 80% uap air, 17% karbon monoksida dan 3–4% karbon dioksida,[49] dengan sisa hidrokarbon[50] walaupun sumber yang lebih baru memberikan angka 10% karbon monoksida dan menunjukkan sisa metana dan amonia.[51] Partikel debu ternyata terutama berupa campuran senyawa karbon–hidrogen–oksigen–nitrogen (CHON) yang umum tersedia di Tata Surya luar, dan silikat, seperti yang ditemukan dalam batu terestrial.[45] Ukuran partikel debu menurun hingga batas deteksi (≈0.001 µm).[11] Rasio deuterium dengan hidrogen dalam air yang dilepaskan oleh Halley awalnya dianggap mirip dengan yang ditemukan dalam air laut Bumi, yang mengusulkan bahwa komet jenis Halley mungkin mengirim air ke Bumi pada masa lampau. Pengamatan selanjutnya menunjukkan bahwa rasio deuterium Halley jauh lebih tinggi daripada yang ditemukan pada laut Bumi, sehingga komet tersebut hampir tidak mungkin menjadi sumber air Bumi.[45]

Giotto memberikan bukti pertama yang mendukung hipotesis "bola salju" Fred Whipple untuk pembuatan komet; Whipple berpostulasi bahwa komet adalah objek ber-es yang dihangatkan oleh Matahari seiring mereka mendekati Tata Surya dalam, menyebabkan es di permukaannya untuk menyublim (berubah langsung dari padat ke gas), dan pancaran bahan volatil untuk meledak keluar, membuat koma. Giotto menunjukkan bahwa model ini benar secara luas,[45] walaupun dengan perubahan. Albedo Halley, misalnya, sekitar 4%, artinya ia merefleksikan hanya 4% sinar matahari yang mengenainya; sekitar apa yang diharapkan untuk batu bara.[52] Jadi, walaupun terlihat putih mengilap kepada pengamat di Bumi, komet Halley sebenarnya berwarna hitam pekat. Suhu permukaan "es kotor" yang menguap berkisar antara 170 K (−103 °C) pada albedo tinggi hingga 220 K (−53 °C) pada albedo rendah; Vega 1 menemukan suhu permukaan Halley berada di antara 300–400 K (27–127 °C). Ini mengusulkan bahwa hanya 10% permukaan Halley yang aktif, dan bagian-bagian besarnya dilapisi lapisan debu gelap yang menahan panas.[11] Bersama-sama, pengamatan tersebut mengusulkan bahwa Halley sebenarnya sebagian besar terdiri dari bahan non-volatil, dan dengan demikian lebih mirip dengan "bola kotor bersalju" daripada "bola salju kotor".[12][53]

Referensi

sunting
  1. ^ "Horizons Batch for 1P/Halley (90000030) on 2023-Dec-09" [Tumpak Horizons untuk 1P/Halley (90000030) pada 2023-Des-09] (Aphelion occurs when rdot flips from positive to negative). JPL Horizons. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-01. Diakses tanggal 2022-07-01.  (JPL#73 Soln.date: 2022-Jun-07)
  2. ^ a b "Horizons Batch for 1P/Halley (90000030) on 2061-Jul-28" [Tumpak Horizons untuk 1P/Halley (90000030) pada 2061-Jul-28] (Perihelion occurs when rdot flips from negative to positive @ 2061-Jul-28 17:20 UT). JPL Horizons. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-27. Diakses tanggal 2022-06-28.  (JPL#73 Soln.date: 2022-Jun-07)
  3. ^ a b "1P/Halley Orbit" [Orbit 1P/Halley]. Minor Planet Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-04. Diakses tanggal 2022-06-28.  (epoch 451 is 79.29 years)
  4. ^ a b Kinoshita, Kazuo (2003-10-03). "1P/Halley past, present and future orbital elements" [Elemen orbit dulu, sekarang, dan masa depan 1P/Halley]. Comet Orbit. 
  5. ^ "Horizons Batch for 1P/Halley (90000030) on 2134-Mar-27" [Tumpak Horizons untuk 1P/Halley (90000030) pada 2134-Mar-27] (Perihelion occurs when rdot flips from negative to positive). JPL Horizons. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-28. Diakses tanggal 2022-06-28.  (JPL#73 Soln.date: 2022-Jun-07)
  6. ^ a b c "What Have We Learned About Halley's Comet?" [Apa Yang Telah Kita Pelajari Tentang Komet Halley?]. Astronomical Society of the Pacific (No. 6 – Fall 1986). 1986. Diakses tanggal 16 Desember 2008.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Learn" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  7. ^ Peale, Stanton J.; Lissauer, Jack J. (1989). "Rotation of Halley's Comet" [Rotasi Komet Halley]. Icarus. 79 (2): 396–430. Bibcode:1989Icar...79..396P. doi:10.1016/0019-1035(89)90085-7. 
  8. ^ Britt, Robert Roy (29 November 2001). "Comet Borrelly Puzzle: Darkest Object in the Solar System" [Puzzle Komet Borrelly: Objek Paling Gelap dalam Tata Surya]. Space.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 January 2014. Diakses tanggal 16 Desember 2008. 
  9. ^ a b c Delehanty, Marc. "Comets, awesome celestial objects" [Komet, benda langit luar biasa]. AstronomyToday. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 September 2011. Diakses tanggal 15 Maret 2007. 
  10. ^ a b c Rincon, Paul (15 September 2012). "Komet Halley Tercatat Sejak Yunani Kuno". Erabaru. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-21. Diakses tanggal 16 May 2012.  Aslinya ditulis di BBC News, diterjemahkan di Era Baru
  11. ^ a b c d Mendis, D. Asoka (1988). "A Postencounter view of comets" [Pandangan pasca-pertemuan komet]. Annual Review of Astronomy and Astrophysics. 26 (1): 11–49. Bibcode:1988ARA&A..26...11M. doi:10.1146/annurev.aa.26.090188.000303. 
  12. ^ a b c d e f Keller, Horst Uwe; Britt, Daniel; Buratti, Bonnie J.; Thomas, Nicolas (2005). "In Situ Observations of Cometary Nuclei" [Observasi In Situ Nukleus Komet] (PDF). Dalam Festou, Michel; Keller, Horst Uwe; Weaver, Harold A. Comets II [Komet II]. University of Arizona Press. hlm. 211–222. ISBN 978-0-8165-2450-1. 
  13. ^ a b Lancaster-Brown 1985, hlm. 14, 25.
  14. ^ a b Lancaster-Brown 1985, hlm. 35.
  15. ^ a b D. W. Hughes (1988). "The 'Principia' and Comets". Notes and Records of the Royal Society of London. 42 (1): 53–74. doi:10.1098/rsnr.1988.0007. JSTOR 531369. 
  16. ^ a b c Lancaster-Brown 1985, hlm. 76.
  17. ^ a b Brady, Joseph L. (1982). "Halley's Comet AD 1986 to 2647 BC". Journal of the British Astronomical Association. Lawrence Livermore Laboratory, University of California. 92: 209. Bibcode:1982JBAA...92..209B. 
  18. ^ a b Lancaster-Brown 1985, hlm. 78.
  19. ^ a b Yeomans, Donald Keith; Rahe, Jürgen; Freitag, Ruth S. (1986). "The History of Comet Halley". Journal of the Royal Astronomical Society of Canada. 80: 81. Bibcode:1986JRASC..80...62Y. 
  20. ^ a b Lancaster-Brown 1985, hlm. 88.
  21. ^ a b Lancaster-Brown 1985, hlm. 86.
  22. ^ a b Sagan & Druyan 1985, hlm. 74.
  23. ^ a b David W. Hughes, P. H. Fowler, B. Lovell, D. Lynden-Bell (September 1987). "The History of Halley's Comet [and Discussion]". Philosophical Transactions of the Royal Society of London Series A. 323 (1572): 349–367. Bibcode:1987RSPTA.323..349H. doi:10.1098/rsta.1987.0091. 
  24. ^ a b c d Hughes, David W.; et al. (1987). "The History of Halley's Comet". Philosophical Transactions of the Royal Society A. 323 (1572): 349–367. Bibcode:1987RSPTA.323..349H. doi:10.1098/rsta.1987.0091. JSTOR 37959. 
  25. ^ a b Brodetsky, Selig. "Astronomy in the Babylonian Talmud". Jewish Review. 1911: 60. 
  26. ^ a b Rayner 1998, hlm. 108–111.
  27. ^ a b Veron, Phillipe (1982). "La comète de Halley et Mira Ceti dans le Talmud?". L'Astronomie. 96: 351–355. Bibcode:1982LAstr..96..351V. 
  28. ^ Lancaster-Brown 1985, hlm. 84–85.
  29. ^ "Tractate Horioth chapter 3". 
  30. ^ Stephenson, F. Richard; Yau, Kevin K. C., "Oriental tales of Halley's Comet", New Scientist, vol. 103, no. 1423, pp. 30–32, 27 September 1984 ISSN 0262-4079
  31. ^ a b Hughes, David W.; et al. (1987). "The History of Halley's Comet" [Sejarah Komet Halley]. Philosophical Transactions of the Royal Society A. 323 (1572): 349–367. Bibcode:1987RSPTA.323..349H. doi:10.1098/rsta.1987.0091. JSTOR 37959. 
  32. ^ Yeomans, Donald Keith; Rahe, Jürgen; Freitag, Ruth S. (1986). "The History of Comet Halley" [Sejarah Komet Halley]. Journal of the Royal Astronomical Society of Canada. 80: 70. Bibcode:1986JRASC..80...62Y. 
  33. ^ Nakano, Syuichi (2001). "OAA computing sectioncircular" [Edaran bagian komputasi OAA]. Oriental Astronomical Association. Diakses tanggal 15 Mei 2007. 
  34. ^ "JPL Small-Body Database Browser: 1P/Halley". Browser Database Badan Kecicl JPL: 1P/Halley (11 January 1994 last obs). Jet Propulsion Laboratory. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-27. Diakses tanggal 28 Juni 2022. 
  35. ^ "Meteor Streams" [Aliran Meteor]. Jet Propulsion Laboratory. Diakses tanggal 15 Maret 2007. 
  36. ^ Mitra, Umasankar (1987). "An Investigation Into the Association Between Eta-Aquarid Meteor Shower and Halley's Comet" [Investigasi Asosiasi Antara Hujan Meteor Eta-Auarid dan Komet Halley]. Bulletin of the Astronomical Society of India. 15: 23. Bibcode:1987BASI...15...23M. 
  37. ^ a b c Morbidelli, Alessandro (2005). "Origin and dynamical evolution of comets and their reservoirs". arΧiv:astro-ph/0512256. 
  38. ^ a b c Jewitt, David C. (2002). "From Kuiper Belt Object to Cometary Nucleus: The Missing Ultrared Matter" [Dari Objek Sabuk Kuiper hingga Nukleus Komet: Bahan Ultramerah yang Hilang]. The Astronomical Journal. 123 (2): 1039–1049. Bibcode:2002AJ....123.1039J. doi:10.1086/338692 . 
  39. ^ a b Fernández, Yanga R. (28 Juli 2015). "List of Jupiter-Family and Halley-Family Comets" [Daftar Komet Keluarga Jupiter dan Keluarga Halley]. University of Central Florida: Physics. Diakses tanggal 6 September 2015. 
  40. ^ a b Olsson-Steel, Duncan I. (1987). "The dynamical lifetime of comet P/Halley" [Jangka hidup dinamis komet P/Halley]. Astronomy and Astrophysics. 187 (1–2): 909–912. Bibcode:1987A&A...187..909O. 
  41. ^ Yeomans, Donald Keith (1991). Comets: A Chronological History of Observation, Science, Myth, and Folklore  [Komet: Sejarah Kronologis Observasi, Sains, Mitos, dan Cerita Rakyat]. Wiley and Sons. hlm. 260–261. ISBN 0-471-61011-9. 
  42. ^ Chirikov, Boris V.; Vecheslavov, Vitold V. (1989). "Chaotic dynamics of comet Halley" [Dinamika kacau komet Halley] (PDF). Astronomy and Astrophysics. 221 (1): 146–154. Bibcode:1989A&A...221..146C. 
  43. ^ Lages, José; Shepelyansky, Dima L.; Shevchenko, Ivan I. (2018). "Kepler map" [Peta Kepler]. Scholarpedia. 13 (2): 33238. Bibcode:2018SchpJ..1333238L. doi:10.4249/scholarpedia.33238 . 
  44. ^ Williams, Matt (12 June 2015). "What Is Halley's Comet?" [Apa itu Komet Halley?]. Universe today. 
  45. ^ a b c d e f Brandt, John C. "McGraw−Hill AccessScience: Halley's Comet" [McGraw−Hill AccessScience: Komet Halley]. McGraw-Hill. Diakses tanggal 27 November 2009. 
  46. ^ Crovisier, Jacques; Encrenaz, Thérèse (2000). Comet Science  [Sains Komet]. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-64591-1. 
  47. ^ Cevolani, Giordano; Bortolotti, Giuseppe; Hajduk, Anton (1987). "Halley, umur dan kehilangan massa komet" [Halley,]. Il Nuovo Cimento C. Società Italiana di Fisica [Masyarakat Fisika Italia]. 10 (5): 587–591. Bibcode:1987NCimC..10..587C. doi:10.1007/BF02507255. 
  48. ^ Sagdeev, Roald Z.; Elyasberg, Pavel E.; Moroz, Vasily I. (1988). "Is the nucleus of Comet Halley a low density body?" [Apakah nukleus Komet Halley sebuah badan berkepadatan rendah?]. Nature. 331 (6153): 240–242. Bibcode:1988Natur.331..240S. doi:10.1038/331240a0. 
  49. ^ Woods, Thomas N.; Feldman, Paul D.; Dymond, Kenneth F.; Sahnow, David J. (1986). "Rocket ultraviolet spectroscopy of comet Halley and abundance of carbon monoxide and carbon" [Spektroskopi ultraviolet roket terhadap komet Halley dan banyaknya karbon monoksida dan karbon]. Nature. 324 (6096): 436–438. Bibcode:1986Natur.324..436W. doi:10.1038/324436a0. 
  50. ^ Chyba, Christopher F.; Sagan, Carl (1987). "Infrared emission by organic grains in the coma of comet Halley" [Emisi inframerah oleh butiran organik dalam koma komet Halley]. Nature. 330 (6146): 350–353. Bibcode:1987Natur.330..350C. doi:10.1038/330350a0. 
  51. ^ "Giotto:Halley". European Space Agency. 2006. Diakses tanggal 5 Desember 2009. 
  52. ^ Weaver, Harold A.; et al. (1997). "The Activity and Size of the Nucleus of Comet Hale–Bopp (C/1995 O1)" [Aktivitas dan Ukuran Nukleus Komet Hale–Bopp (C/1995 O1)]. Science. 275 (5308): 1900–1904. Bibcode:1997Sci...275.1900W. doi:10.1126/science.275.5308.1900. PMID 9072959. 
  53. ^ "Voyages to Comets" [Perjalanan ke Komet-Komet]. NASA. 2005. Diakses tanggal 5 Desember 2009. 

Pranala luar

sunting