Pengguna:HEWormsandApples/Bak pasir/Jingga
Harimau | |
---|---|
Seekor harimau betina Bengal di Taman Nasional Kanha, India | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Subordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | |
Spesies: | P. tigris
|
Nama binomial | |
Panthera tigris | |
Subspesies | |
Sebaran harimau bersejarah (kuning tua) dan tahun 2006 (hijau).[3] | |
Sinonim[4] | |
Harimau (Panthera tigris) adalah spesies kucing terbesar yang masih hidup dari genus Panthera. Harimau memiliki ciri loreng yang khas pada bulunya, berupa garis-garis vertikal gelap pada bulu oranye, dengan bulu bagian bawah berwarna putih. Harimau adalah predator puncak, mereka terutama memangsa ungulata seperti rusa dan babi celeng. Harimau adalah hewan teritorial dan umumnya merupakan pemangsa soliter yang penyendiri, tetapi tetap memiliki sisi sosial. Mereka tetap tinggal di area-area yang berdekatan, untuk mendukung kebutuhan makanan dan membesarkan keturunannya. Anak harimau tinggal bersama ibu mereka selama sekitar dua tahun, kemudian akan hidup mandiri dan meninggalkan daerah jelajah ibu mereka untuk membangun rumah mereka sendiri.
Istilah lain untuk harimau adalah Macan yang diambil dari Bahasa Jawa, namun kini masyarakat hanya menganggap macan adalah dari jenis Panthera pardus dan semua sub spesiesnya. Padahal Leopard atau Panthera pardus ini bisa disebut macan apabila ditambah nama belakangnya, yakni Macan Tutul. Nama Harimau sendiri berasal dari Bahasa Melayu, digunakan pula untuk menyebut Leopard yakni Harimau Bintang.
Harimau pertama kali dideskripsikan secara ilmiah pada tahun 1758 dan pernah tersebar luas dari Kawasan Anatolia Timur di barat hingga lembah Sungai Amur di timur. Harimau juga ditemukan di daerah selatan kaki pegunungan Himalaya hingga ke Bali di Kepulauan Sunda. Sejak awal abad ke-20, populasi harimau terus menurun hingga 93% dan mengalami kepunahan di Asia Barat, Asia Tengah, serta di pulau Jawa dan Bali. Harimau juga dinyatakan punah di sebagian besar wilayah Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Tiongkok. Hari ini, jangkauan harimau terfragmentasi, membentang dari kawasan hutan beriklim sedang di Siberia hingga hutan subtropis dan tropis di anak benua India, Indocina, dan Sumatra.
Harimau terdaftar sebagai spesies Terancam Punah di Daftar Merah IUCN. Pada tahun 2015, populasi harimau liar di seluruh dunia diperkirakan hanya tersisa sekitar 3.062 hingga 3.948 individu dewasa, sebagian besar populasi harimau hidup di kantong-kantong kecil yang terisolir. India saat ini memiliki populasi harimau terbesar. Penyebab utama penurunan populasi harimau adalah perusakan habitat, fragmentasi habitat, dan perburuan liar. Harimau juga menjadi korban konflik manusia-satwa liar, terutama di negara-negara dengan kepadatan populasi manusia yang tinggi.
Harimau merupakan salah satu megafauna karismatik dunia yang paling dikenal dan populer. Harimau banyak diangkat dalam mitologi kuno dan cerita rakyat di berbagai budaya dan rentang sejarah. Harimau hingga kini sering digambarkan dalam film dan sastra modern. Simbol harimau juga muncul di banyak bendera, lambang, dan dipakai sebagai maskot tim olahraga. Harimau merupakan hewan nasional di India, Bangladesh, Malaysia dan Korea Selatan.
Taksonomi dan genetika
suntingPada tahun 1758, Carl Linnaeus mendeskripsikan harimau dalam karyannya Systema Naturae dan memberinya nama ilmiah Felis tigris.[2] Pada tahun 1929, seorang ahli taksonomi Inggris Reginald Innes Pocock, menempatkan spesies ini di bawah genus Panthera dengan nama ilmiah Panthera tigris.[5][6]
Subspesies
suntingSetelah deskripsi pertama Linnaeus tentang spesies tersebut, beberapa spesimen zoologi harimau dideskripsikan dan diusulkan sebagai subspesies.[7] Validitas beberapa subspesies harimau dipertanyakan pada tahun 1999. Kebanyakan subspesies yang diduga dideskripsikan pada abad ke-19 dan ke-20 dibedakan berdasarkan panjang dan warna bulu, pola garis dan ukuran tubuh, sehingga karakteristiknya sangat bervariasi dalam suatu populasi. Secara morfologi, harimau dari berbagai wilayah berbeda-beda, dan aliran gen antar populasi di wilayah tersebut dianggap mungkin terjadi pada zaman Pleistosen. Oleh karena itu, diusulkan untuk mengakui hanya dua subspesies harimau yang sah, yaitu P. t. tigris di daratan Asia, dan P. t. sondaica di Kepulauan Sunda Besar. Harimau daratan digambarkan berukuran lebih besar dengan bulu umumnya lebih terang dan garis-garis lebih sedikit, sedangkan harimau pulau lebih kecil karena dwarfisme pulau, dengan bulu lebih gelap dan garis-garis lebih banyak.[8] Garis-garis pada harimau pulau dapat terpecah menjadi pola bintik-bintik.[9]
Usulan dua subspesies ini ditegaskan kembali pada tahun 2015 melalui analisis komprehensif mengenai sifat morfologi, ekologi, dan molekuler dari semua subspesies harimau yang diduga menggunakan pendekatan gabungan. Penulis mengusulkan pengakuan hanya pada dua subspesies saja, yaitu P. t. tigris yang terdiri dari populasi harimau Benggala, Malaya, Indocina, Tiongkok Selatan, Siberia dan Kaspia di benua Asia, dan P. t. sondaica yang terdiri dari populasi harimau Jawa, Bali dan Sumatra di kepulauan sunda. Subspesies nominasi kontinental P. t. Tigris terdiri dari dua kelompok: kelompok utara yang terdiri dari populasi harimau Siberia dan Kaspia, dan kelompok selatan yang terdiri dari semua populasi daratan lainnya. Para penulis mencatat bahwa reklasifikasi dua subspesies ini akan berdampak pada pengelolaan konservasi harimau.[10] Hal ini akan mempermudah program penangkaran dan penghijauan kembali harimau yang lahir di kebun binatang di masa depan, karena satu populasi harimau dapat digunakan untuk memperkuat populasi harimau lainnya. Namun, terdapat risiko bahwa hilangnya keunikan subspesies dapat mengakibatkan berkurangnya upaya perlindungan terhadap populasi tertentu.[11]
Pada tahun 2017, Cat Classification Task Force dari IUCN Cat Specialist Group merevisi taksonomi kucing sesuai dengan proposal dua subspesies dari studi komprehensif tahun 2015, dan mengakui populasi harimau di benua Asia sebagai P. t. tigris, dan yang berada di Kepulauan Sunda sebagai P. t. sondaica.[12] Pandangan dua subspesies ini masih diperdebatkan oleh para peneliti, karena enam subspesies hidup yang diketahui saat ini dapat dibedakan secara genetis.[11] Hasil pengurutan keseluruhan genom pada tahun 2018 dari 32 sampel mendukung enam kelompok harimau monofiletik yang sesuai dengan enam subspesies yang diusulkan dan menunjukkan bahwa mereka berasal dari nenek moyang yang sama sekitar 110.000 tahun yang lalu.[13] Studi pada tahun 2021 dan 2023 juga menegaskan kekhasan dan pemisahan genetik harimau-harimau tersebut.[14][15]
Tabel berikut didasarkan pada klasifikasi spesies Panthera tigris yang terdapat dalam Mammal Species of the World,[7] dan juga mencerminkan klasifikasi yang digunakan oleh Cat Classification Task Force pada tahun 2017:[12]
Populasi | Keterangan | Citra |
---|---|---|
Harimau benggala | Terdapat di kawasan hutan hujan dan padang rumput Bangladesh, Bhutan, Republik Rakyat Tiongkok, India, dan Nepal. | |
†Harimau kaspia sebelumnya P. t. virgata (Illiger , 1815)[16] | Yang telah punah sekitar 1950an. Harimau Caspian ini pernah berkeliaran di kawasan hutan hujan dan padang rumput Afganistan, Iran, Mongolia, Turki, dan kawasan Asia tengah Rusia. | |
Harimau siberia sebelumnya P. t. altaica (Temminck, 1844)[17] | Atau juga dikenal sebagai harimau amur, ussuri, harimau timur laut cina, atau harimau manchuria. Harimau siberia berhabitat di kawasan hutan hujan dan padang rumput Republik Rakyat Tiongkok, Korea Utara, dan Asia Tengah di Russia. | |
Harimau tiongkok selatan sebelumnya P. t. amoyensis (Hilzheimer , 1905)[18] | Habitat di kawasan hutan hujan dan padang rumput tengah dan barat Republik Rakyat Tiongkok. | |
Harimau indocina sebelumnya P. t. corbetti Mazák , 1968[19] | Terdapat di kawasan hutan hujan dan padang rumput Malaysia, Kamboja, Republik Rakyat Tiongkok, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam. | |
Harimau malaya sebelumnya P. t. jacksoni Luo et al., 2004[20] | Habitat hanya di Semenanjung Malaysia. |
Populations | Description | Image |
---|---|---|
†Harimau jawa sebelumnya P. t. sondaica (Temminck, 1944)[17] | Tang telah punah sekitar 1972. Harimau jawa pernah berkeliaran di kawasan hutan hujan pulau Jawa, Indonesia. | |
†Harimau bali sebelumnya P. t. balica (Schwarz , 1912)[21] | Yang telah punah sekitar 1937. Harimau bali pernah berkeliaran di kawasan hutan hujan kepulauan Bali, Indonesia. | |
Harimau sumatra sebelumnya P. t. sumatrae Pocock, 1929[22] | Habitat hanya di kepulauan Sumatra. |
Ciri fisik
suntingHarimau dikenal sebagai kucing terbesar, harimau berukuran seperti singa tetapi sedikit lebih berat. Beda subspesies harimau memiliki karakteristik yang berbeda juga, pada umumnya harimau jantan memiliki berat antara 180 dan 320 kg dan betina berbobot antara 120 dan 180 kg. Panjang jantan antara 2,6 dan 3,3 meter, sedangkan betina antara 2,3 dan 2,75 meter. Di antara subspesies yang masih hidup, harimau sumatra adalah yang paling kecil dan harimau siberia yang paling besar.
Loreng pada kebanyakan harimau bervariasi dari coklat ke hitam. Bentuk dan kepadatan lorengnya berbeda-beda subspesies satu dengan yang lain, tetapi hampir semua harimau memiliki lebih dari 100 loreng. Harimau jawa yang sekarang sudah punah kemungkinan memiliki loreng yang lebih banyak lagi. Pola loreng unik setiap harimau, dan dapat digunakan untuk membedakan satu sama lain, mirip dengan fungsi sidik jari yang digunakan untuk mengindentifikasi orang. Ini bukan, bagaimanapun juga, metode pengidentifikasian yang disarankan, terkait kesulitan untuk merekam pola loreng pada harimau liar. Sepertinya fungsi loreng adalah untuk kamuflase, untuk menyembunyikan mereka dari mangsanya.
Harimau sebagai hewan nasional
suntingHarimau adalah hewan nasional dari:
- Republik Rakyat Tiongkok (bersama naga dan panda; harimau adalah simbol tidak resmi)
- Banglades (harimau benggala)
- India (harimau benggala)
- Malaysia (harimau malaya)
- Nepal (harimau benggala)
- Korea Utara (harimau siberia)
- Korea Selatan
- Nazisme (sudah tidak ada) bersama dengan elang hitam
- Uni Soviet (harimau siberia)
Lihat juga
suntingReferensi
sunting- ^ a b Goodrich, J.; Wibisono, H.; Miquelle, D.; Lynam, A.J; Sanderson, E.; Chapman, S.; Gray, T.N.E.; Chanchani, P.; Harihar, A. (2022). "Panthera tigris": e.T15955A214862019. doi:10.2305/IUCN.UK.2022-1.RLTS.T15955A214862019.en.
- ^ a b c Linnaeus, C. (1758). "Felis tigris". Caroli Linnæi Systema naturæ per regna tria naturæ, secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis (dalam bahasa Latin). Tomus I (edisi ke-decima, reformata). Holmiae: Laurentius Salvius. hlm. 41.
- ^ "Wild Tiger Conservation". Save The Tiger Fund. Diakses tanggal 7 September 2009.
- ^ Ellerman, J.R.; Morrison-Scott, T.C.S. (1951). "Panthera tigris, Linnaeus, 1758". Checklist of Palaearctic and Indian mammals 1758 to 1946. London: British Museum. hlm. 318.
- ^ Pocock, R. I. (1929). "Tigers". Journal of the Bombay Natural History Society. 33 (3): 505–541.
- ^ Pocock, R. I. (1939). "Panthera tigris". The Fauna of British India, Including Ceylon and Burma. Mammalia: Volume 1. London: T. Taylor and Francis, Ltd. hlm. 197–210.
- ^ a b Wozencraft, W. C. (2005). "Species Panthera tigris". Dalam Wilson, D. E.; Reeder, D. M. Mammal Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference (edisi ke-3). Johns Hopkins University Press. hlm. 546. ISBN 978-0-8018-8221-0. OCLC 62265494.
- ^ Kitchener, A. "Tiger distribution, phenotypic variation and conservation issues" in Seidensticker, Christie & Jackson 1999, hlm. 19–39
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaMazak1981
- ^ Wilting, A.; Courtiol, A.; Christiansen, P.; Niedballa, J.; Scharf, A. K.; Orlando, L.; Balkenhol, N.; Hofer, H.; Kramer-Schadt, S.; Fickel, J.; Kitchener, A. C. (2015). "Planning tiger recovery: Understanding intraspecific variation for effective conservation". Science Advances. 11 (5): e1400175. Bibcode:2015SciA....1E0175W. doi:10.1126/sciadv.1400175. PMC 4640610 . PMID 26601191.
- ^ a b Kupferschmidt, K. (2015). "Controversial study claims there are only two types of tiger". Science. doi:10.1126/science.aac6905 .
- ^ a b c Kitchener, A. C.; Breitenmoser-Würsten, C.; Eizirik, E.; Gentry, A.; Werdelin, L.; Wilting, A.; Yamaguchi, N.; Abramov, A. V.; Christiansen, P.; Driscoll, C.; Duckworth, J. W.; Johnson, W.; Luo, S.-J.; Meijaard, E.; O’Donoghue, P.; Sanderson, J.; Seymour, K.; Bruford, M.; Groves, C.; Hoffmann, M.; Nowell, K.; Timmons, Z.; Tobe, S. (2017). "A revised taxonomy of the Felidae: The final report of the Cat Classification Task Force of the IUCN Cat Specialist Group" (PDF). Cat News (Special Issue 11): 66–68.
- ^ Liu, Y.-C.; Sun, X.; Driscoll, C.; Miquelle, D. G.; Xu, X.; Martelli, P.; Uphyrkina, O.; Smith, J. L. D.; O’Brien, S. J.; Luo, S.-J. (2018). "Genome-wide evolutionary analysis of natural history and adaptation in the world's tigers". Current Biology. 28 (23): 3840–3849. Bibcode:2018CBio...28E3840L. doi:10.1016/j.cub.2018.09.019 . PMID 30482605.
- ^ Armstrong, E. E.; Khan, A.; Taylor, R. W.; Gouy, A.; Greenbaum, G.; Thiéry, A; Kang, J. T.; Redondo, S. A.; Prost, S.; Barsh, G.; Kaelin, C.; Phalke, S.; Chugani, A.; Gilbert, M.; Miquelle, D.; Zachariah, A.; Borthakur, U.; Reddy, A.; Louis, E.; Ryder, O. A.; Jhala, Y. V.; Petrov, D.; Excoffier, L.; Hadly, E.; Ramakrishnan, U. (2021). "Recent evolutionary history of tigers highlights contrasting roles of genetic drift and selection". Molecular Biology and Evolution. 38 (6): 2366–2379. doi:10.1093/molbev/msab032. PMC 8136513 Periksa nilai
|pmc=
(bantuan). PMID 33592092 Periksa nilai|pmid=
(bantuan). - ^ Wang, C.; Wu, D. D.; Yuan, Y. H.; Yao, M. C.; Han, J. L.; Wu, Y. J.; Shan, F.; Li, W. P.; Zhai, J. Q.; Huang, M; Peng, S. H.; Cai, Q .H.; Yu, J. Y.; Liu, Q. X.; Lui, Z. Y.; Li, L. X.; Teng, M. S.; Huang, W.; Zhou, J. Y.; Zhang, C.; Chen, W.; Tu, X. L. (2023). "Population genomic analysis provides evidence of the past success and future potential of South China tiger captive conservation". BMC Biology. 21 (1): 64. doi:10.1186/s12915-023-01552-y . PMC 10111772 Periksa nilai
|pmc=
(bantuan). PMID 37069598 Periksa nilai|pmid=
(bantuan). - ^ Illiger, C. (1815). "Überblick der Säugethiere nach ihrer Verteilung über die Welttheile". Abhandlungen der Königlichen Preußischen Akademie der Wissenschaften zu Berlin. 1804–1811: 39–159. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Juni 2019. Diakses tanggal 7 Mei 2020.
- ^ a b Temminck, C. J. (1844). "Aperçu général et spécifique sur les Mammifères qui habitent le Japon et les Iles qui en dépendent". Dalam Siebold, P. F. v.; Temminck, C. J.; Schlegel, H. Fauna Japonica sive Descriptio animalium, quae in itinere per Japoniam, jussu et auspiciis superiorum, qui summum in India Batava imperium tenent, suscepto, annis 1825–1830 collegit, notis, observationibus et adumbrationibus illustravit Ph. Fr. de Siebold. Leiden: Lugduni Batavorum.
- ^ Hilzheimer, M. (1905). "Über einige Tigerschädel aus der Straßburger zoologischen Sammlung". Zoologischer Anzeiger. 28: 594–599.
- ^ Mazák, V. (1968). "Nouvelle sous-espèce de tigre provenant de l'Asie du sud-est". Mammalia. 32 (1): 104–112. doi:10.1515/mamm.1968.32.1.104.
- ^ Luo, S.-J.; Kim, J.-H.; Johnson, W. E.; van der Walt, J.; Martenson, J.; Yuhki, N.; Miquelle, D. G.; Uphyrkina, O.; Goodrich, J. M.; Quigley, H. B.; Tilson, R.; Brady, G.; Martelli, P.; Subramaniam, V.; McDougal, C.; Hean, S.; Huang, S.-Q.; Pan, W.; Karanth, U. K.; Sunquist, M.; Smith, J. L. D.; O'Brien, S. J. (2004). "Phylogeography and genetic ancestry of tigers (Panthera tigris)". PLOS Biology. 2 (12): e442. doi:10.1371/journal.pbio.0020442 . PMC 534810 . PMID 15583716.
- ^ Schwarz, E. (1912). "Notes on Malay tigers, with description of a new form from Bali". Annals and Magazine of Natural History. Series 8 Volume 10 (57): 324–326. doi:10.1080/00222931208693243.
- ^ Pocock, R. I. (1929). "Tigers". Journal of the Bombay Natural History Society. 33: 505–541.