Pengguna:Xn00bit/Kotak pasir/Gado-gado Bon Bin
Gado-gado Bon Bin | |
---|---|
Informasi restoran | |
Didirikan | 1960 |
Pemilik saat ini | Hadi Lingga Wijaya |
Alamat | Jalan Cikini IV no. 5 |
Koordinat | 6°11′35″S 106°50′18″E / 6.192988°S 106.838434°E |
Gado-gado Bon Bin adalah sebuah restoran yang terletak di Cikini, Jakarta Pusat. Restoran ini dikenal karena menjual gado-gado siram khas Jakarta yang bumbunya berbeda dari gado-gado bumbu ulek.[1]
Sejarah
suntingRestoran ini berdiri pada tahun 1960 oleh Lanny. Sebelumnya, restoran ini merupakan toko sembako yang didirikan dan dijaga oleh kedua orang tua Lanny. Pada saat itu, toko sembako ini sering dikunjungi oleh karyawan Kantor Agama Jakarta Pusat yang berada dekat. Seiring berkembangnya waktu, pegawai kantor itu kemudian meminta Lanny untuk membuatkan minuman. Lanny kemudian mulai berjualan cendol. Setelah beberapa lama, berdasarkan permintaan pegawai kantor, Lanny akhirnya mulai menyajikan makanan berat dalam bentuk gado-gado siram.
Nama Bon Bin itu sendiri merupakan singkatan dari "kebon binatang", yang diambil dari nama awal jalan tempat restoran ini berdiri, yaitu Jalan Kebon Binatang. Di dekat tempat ini, di lokasi yang kini menjadi Taman Ismail Marzuki, pernah berdiri sebuah kebun binatang, sebelum akhirnya dipindahkan ke Kebun Binatang Ragunan di tahun 1969. Nama jalan itu berubah menjadi Jalan Cikini IV, namun nama Bon Bin tetap dipertahankan oleh penerus Lanny, anak lelakinya yang bernama Hadi Lingga Wijaya. Ia menyebut bahwa nama ini dipertahankan untuk "menjaga secuil sejarah".
Di dekade 1970an, restoran ini mulai menjual nasi rames dan lontong cap go meh. Berdasarkan permintaan pengunjung, di tahun 1980an Lanny mulai menjual mi ayam.
Restoran ini telah dikunjungi berbagai tokoh Indonesia. Antara lain, Abdurrahman Wahid, presiden Republik Indonesia ke-4 yang pada saat itu menjabat sebagai ketua Dewan Kesenian Jakarta, dikabarkan berlangganan di restoran ini. Tjahjo Kumolo, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di era Joko Widodo, juga sering mengunjungi restoran ini.[2]
Lanny meninggal pada tahun 2014 dan kepemilikan serta manajemen restoran ini dilanjutkan kepada anak lelakinya, Hadi Lingga Wijaya.[1][3]
Kuliner
suntingRestoran ini banyak berinovasi pada makanan khas Jakarta, terutama gado-gado. Bumbu gado-gado yang dibuat di restoran ini langsung disiram ke atas sajian, tanpa diulek sebagaimana gado-gado pada umumnya. Bumbu itu pun disertai dengan cuka aren, menimbulkan rasa asam.[1] Bumbu ini sendiri sempat hendak dibeli oleh pihak lain dengan harga sampai puluhan juta.[2] Selain itu, gado-gado di restoran ini disajikan dengan kerupuk udang.[4]
Selain itu, lontong yang digunakan di restoran ini pun berbeda dari cara pembuatannya. Lontong di restoran ini direbus selama lebih dari enam jam, dengan beras yang tidak diaron terlebih dahulu dan langsung disebar ke daun pisang.[3]
Referensi
sunting- ^ a b c Khairunnisa, Syifa Nuri. Agmasari, Silvita, ed. "Gado-gado Bon Bin, Kuliner Legendaris Jakarta Sejak 1960 Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-02-22.
- ^ a b "Gado-gado Bon Bin Legendaris Cikini: Bumbu Rahasia Ditawar Puluhan Juta dan Jadi Langganan Gus Dur". Tribun Jakarta. Diakses tanggal 2020-02-22.
- ^ a b Khairunnisa, Syifa Nuri. Agmasari, Silvita, ed. "Bedanya Gado-gado Siram Bon Bin Sejak 1960 dengan yang Lain di Jakarta Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-02-22.
- ^ "Mencicip Gado-Gado Bon Bin Legendaris di Cikini: Disiram Bumbu Rahasia, Dimakan Bareng Kerupuk Udang". Tribun Jakarta. Diakses tanggal 2020-02-22.