Kulit dan apendicesnya merupakan struktur kompleks yang membentuk jaringan tubuh yang kuat dan keras. Fungsinya dapat dipengaruhi oleh kerusakan terhadap struktur demikian juga oleh penyakit. Karena terdapat banyak penyakit yang memengaruhi kulit maka hanya yang paling sering ditemukan saja yang akan dibahas di sini. Kulit terdiri dari 2 lapisan epidermis atau lapisan luar, dan dermis atau kulit sebenarnya. Terdapat juga apendices pada kulit yang termasuk rambut dan kuku.

Epidermis

sunting

Epidermis terdiri dari sel epitel yang mengalami keratinisasi yang mengandung bahan lemak yang menjadikan kulit kedap air, sehingga body lotion tidak akan memberikan pengaruh terhadap kulit.Sel superfisial dari stratum ini secara kostan dilepaskan dan diganti. Sel lain mengandung cairan berminyak. Lapisan ketiga tediri dari sel-sel yang mengandung granula yang mampu merefraksi cahaya dan membantu memberikan warna putih pada kulit. Lapisan keempat mengandung sel yang memproduksi melanin, suatu bahan yang bertindak sebagai perlindungan terhadap pengaruh sinar UV. Epidermis tidak mengandung pembuluh darah, tetapi limfa bersirkulasi dalam ruang interselular.

Dermis

sunting

Dermis terdiri dari jaringan fibrosa yang lebih padat pada bagian superficial dibandingkan bagian dalamnya. Dapat diidentifikasi 2 lapisan: yang pertama mengandung akhiran saraf sensorik, pembuluh darah dan limfatika ; yang kedua mengandung serat kolagen, serat elastik, glandula sebasea, glandula sudorifera, folikel rambut dan muskulus arrektor pilli.

Hipodermis

sunting

Ini merupakan zona transisional di antara kulit dan jaringan adiposa di bawahnya. Mengandung sel lemak demikian juga jaringan ikat putih dan kuning, kumparan dari sejumlah glandula sebasea dan radiks dari sejumlah rambut.

Pemberian zat makanan dermis atau porium tergantung pada vena dan limfatika. Baik saraf bermielin maupun tidak bermielin ditemukan dalam kulit yang berisi organ akhir dan banyak serat saraf. Organ ini memberikan respon sensasi panas, dingin, nyeri, gatal, dan raba ringan.

Kelenjar keringat

sunting

Kelenjar keringat terdiri dari glomerolus atau bagian sekresi dan duktus. Secara relatif terdapat catu darah yang kaya dan menskresi keringat yang agak keruh, hampir tidak berbau, hampir mengandung 99% air, dan sejumlah kecil khlorida, urea, amonium, asam urat dan kreatinin. Berbagai tipe kelenjar keringat ditemukan pada area seperti genetalia, anus, aksila dan puting susu dan masing-masing juga mempunyai bau yang khas.

Appendises

sunting

Appendises termasuk rambut dan kuku. Rambut berasal epitel dan terbentuk dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang timbul dalam struktur yang kompleks, yaitu folikel yang terletak dalam lapisan dermis yang lebih dalam. Pada saat rambut melintasi lapisan permukaan dari dermis maka rambut dilapisi oleh sebum yang merupakan eksresi dari glandula kecil yang terletak berdekatan dengan batang rambut. Fungsinya adalah melumasi kulit dan menjaga kulit tetap lentur, bertindak sebagai penolak air dan melindungi kulit dari udara yang kering.

Kuku terdiri dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang bersatu dengan kuat. Pada bagian proksimal kuku terbentuk dalam matriks kulit. Dasar kuku terdiri dari sel prickle yang mengalami modifikasi pada mana kuku melekat dengan kuat.

Kuku sebagian memperoleh warna dari darah dan sebagian dari pigmen dalam epidermis terutama melanin. Sebagai penitup bagian luar maka kulit mempunyai banyak fungsi yang tidak saja besifat protektif, tetepi juga termasuk yang berikut:

  1. Bertindak sebagai barier terhadap infeksi asal berada dalam keadaan utuh, tetapi dapat juda dirusak oleh mikroorganisme dengan aksi dari asam lemak rantai panjang yang ditemukan dalam kulit. Invasi bakteri dapat juga terhalang oleh keasaman kulit.
  2. Ketahanan jaringan yang kuat melindungi jaringan di bawahnya.
  3. Kulit bertindak sebagai insulator (hipoderm) dan membantu mengatur suhu tubuh. Pengendalian suhu tubuh juga merupakan fungsi dari glandula sudorifera dan pembuluh darah. Ketika hari panas, glandula menskresi keringat, dan penguapannya menyebabkan pendinginan ; pembuluh darah berdilatasi untuk memungkinkan keluarnya panas tubuh dengan meningkatkan aliran darah dekat dengan permukaan tubuh. Ketika hari dingin, pembuluh darah berkonstriksi, menurunkan aliran darah dan dengan demikian menurunkan kehilangan panas.
  4. Karena mengandung akhiran saraf sensorik, sensasi dari kulit memainkan peranan penting dalam mempertahankan kesehatan.
  5. Sampai tingkat tertentu, kulit bertindak sebagai organ ekskresi untuk mengeluarkan produk sampah tubuh. Karena itu memainkan peranan dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
  6. Dalam kondisi yang sesuai, kulit mencatu vitamin D tubuh. Vitamin ini terbentuk dengan aksi fotokimia dari sinar UV pada sterol yang diduga diekskresikan dalam sebum.

Sidik jari

sunting

Sidik jari sudah terbentuk pada bulan ketiga kehidupan intra uterin dan ini mempunyai aplikasi penting dalam genetika dan kedokteran. Masing-masing individu mempunyai pola sidik jari tersendiri dan fakta ini digunakan sebagai cara identifikasi polisi dan di RS tertentu. Ditemukan bahwa pada sejumlah cacat genetika terdapat sidik jari atau sidik kaki abnormal. Misalnya pada sindroma down (mongolisme), sidik jari yang beransa lebih sering dari biasanya, dan pada sindroma turner terdapat lebih banyak ridge dibandingkan keadaan normal.

Lihat halaman khusus: Sidik jari

Kulit neonatus

sunting

Kulit pada bayi neonatus ditutupi oleh bahan berminyak, yaitu verniks kaseosa yang memperbesar mantel pelindung normal yang ditemukan pada kulit orang dewasa. Bahan ini dihasilkan oleh hormon sek maternal yang merangsang sekresi dari glandula kulit bayi. Pengaruh dari hormon ini berlangsung selama beberapa bulan setelah lahir, tetapi glandula kulit bayi sendiri secara relatif tetap inaktif hingga pubertas. Verniks harus dibiarkan lepas atau diangkat secara perlahan-lahan. Jika kulit bersih dari verniks, maka bayi dapat dimandikan dengan menggunakan sabun dan dikeringkandengan lembut. Pengeringan selanjutnya dapat ditingkatkan dengan menggunakan bedak talkum halus. Beberapa bayi dilahirkan dengan kulit kering. Hal ini tampaknya merupakan keadaan yang diwariskan, dimana terdapat kelebihan lapisan tanduk dan sering kali lebih sedikit dan kelenjar keringat yang kurang aktif dibandingkan kulit normal.

Terminologi pada kondisi dermatologis

sunting

Banyak bentuk berbeda dari lesi diuraikan dalam status dermatologis yang menentukan penyakit spesifik. Hal ini dapat dibagi dalam bentuk yang tidak merusak kulit (lesi primer) dan mereka yang merusak kulit (lesi sekunder).

Lesi Primer

sunting

Makula

sunting

Hal ini merupakan perubahan dalam warna kulit. Mereka bervariasi dalam ukuran dan bentuk, dan tampak sebagai pewarnaan pada kulit. Makula dibentuk dari:

  1. Deposit pigmen dalam kulit, misalnya frekles.
  2. Keluarnya darah kedalam kulit, misalnya petekie.
  3. Dilatasi permanen dari pembuluh kapiler, misalnya nevi.
  4. Dilatasi sementara dari pembuluh darah kapiler, misalnya eritema.

Papula

sunting

Terdapat elevasi yang dapat diraba dari kulit yang bervariasi diameternya dari sekitar 1–5 mm. Permukaan dapat tajam, bulat atau datar. Mereka terletak superficial dan dibentuk dari proliferasi sel atau eksudasi cairan ke dalam kulit.

Ini serupa dengan papula tetapi terletak lebih dalam. Mereka bervariasi dalam ukuran dan biasanya lebih besar dibandingkan papula. Contoh daro nodul subkutan adalah nodul rematisme akut.

Vesikel

sunting

Vesikel merupakan lepuh kecil yang dibentuk dengan akumulasi cairan dalam epidermis ; mereka biasanya diisi dengan cairan serosa dan ditemukan pada anak-anak yang menderita eksema.

Bula Atau Pustula

sunting

Bula merupakan vesikel besar yang mengandung serum, pus atau darah. Mereka ditemukan misalnya pada pemfigus neonatorum.

Gelegata

sunting

Gelegata merupakan elevasi sementara kulit yang disebabkan oleh edema dermis dan dilatasi kapiler sekitarnya. Biasanya berkaitan dengan respon alergi terhadap bahan asing.

Lesi sekunder

sunting

Skuama

sunting

Skuama merupakan lapisan tanduk dari epidermis mati yang menumpuk pada kulit yang dapat berkembang sebagai akibat perubahan inflamasi. Keadaan ini ditemukan pada psoariasis.

Krusta

sunting

Ini terbentuk dari serum, darah atau nanah yang mengering pada kulit. Masing-masing dapat dikenal dengan warna berikut: merah kehitaman (krusta darah), kuning kehitaman (krusta nanah), berwarna madu (krusta serum).

Fisura

sunting

Ini merupakan retakan kecil yang meluas melalui epidermis dan memaparkan dermis. Mereka dapat terjadi pada kulit kering dan pada inflamasi kronik.

Ulkus merupakan lesi yang terbentuk oleh kerusakan lokal dari seluruh epidermis dan sebagian atau seluruh korium di bawahnya.

Penyakit kulit

sunting

Eksema infantil dan masa kanak-kanak

sunting

Eksema merupakan istilah yang menguraikan setiap dematosis inflamatoar yang khas dengan adanya eritema, papula, vesikula, cairan, krusta dan skuama pada berbagai fase resolusi. Keadaan ini melibatkan epidermis dan lapisan vaskuler kulit.

Inflamasi disebabkan oleh beberapa iritan dalam tubuh yang menimbulkan erupsi. Ini berasal dari kapiler. Kasus yang ringan hanya terdapat eritema dan skuama tetepi sering kali terdapat vesikula dan keadaan basah (weeping wells).

Tampaknya terdapat faktor herediter yang kuat dan kondisi ini kambuh sepanjang hidup. Keadaan ini juga diduga merupakan penyakit alergi. (Suatu alergi didefinisikan sebagai perubahan reaksi jaringan pada individu tertentu pada paparan terhadap bahan yang dalam jumlah yang sama, tidak menimbulkan apa-apa pada yang lain). Mekanisme yang terlibat diduga adalah sebagai berikut:

  • Terdapat pembebasan histamin, suatu bahan yang kuat yang menyebabkan kontraksi otot polos, dilatasi kapiler dan penurunan tekanan darah
  • Pembebasan bahan lain, misalnya, asetil kolin
  • Reaksi antara alergen dan suatu antibodi

Eksema jarang timbul sebelum bulan kehidupan kedua dan ketiga dan sebagian kasus hilang secara spontan pada ulang tahun kedua dan ketiga. Lebih sering terjadi pada bayi yang diberi makanan buatan dibanding pada bayi yang diberi ASI.

Gambaran Klinik

Lesi kulit pada awalnya tampak pada pipi, dahi dan kulit kepala, tetapi juga ditemukan pada permukaan fleksor dari lengan dan tungkai. Pada akhirnya mereka menyebar pada seluruh permukaan kulit. Hal ini sangat gatal dan sebagian besar perubahan kulit timbul akibat menggaruk, menggosok dan ekskoriasi.

Impetigo

sunting

Impetigo merupakan infeksi stafilokokus, mulai sebagai lepuh kecil yang mengering dengan cepat untuk membentuk suatu skab dengan sebaran tepi yang mertah basah. Pada neonatus ditemukan sebagai pemfigus neonatorum yang nyata bulosa. Pemfigus neonatorum merupakan penyakit yang harus dilaporkan di Inggris.

Psoriasis

sunting

Diagnosis dengan inspeksi tidak sukar. Keadaan ini merupakan penyakit fungsional yang cenderung diwariskan.

Gambaran Klinik

Masing-masing lesi berbatas jelas. Berwarna merah salmon dipengaruhi oleh tumpukan sisik keperakan. Terutama mengenai siku-siku, lutut dan kulit kepala, tetapi dapat terjadi dimanapun. Kondisi ini dapat dicetuskan oleh infeksi seperti tonsilitis ; stres emosi tampaknya juga terdari sebagai faktor predisposisi.

Skabies

sunting

Scabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei. Betina yang hamil bersarang dalam lapisan tanduk dari epidermis. Di sini ia bertelur beberapa butir setiap hari yang menetas mengeluarkan banyak pinjal muda yang makan dalam orifisium dari glandula skretoris.

Sarang tampak sebagai garis putih dengan tepi yang tidak teratur, pada akhir sarang ini terdapat tempat pinjal. Sarang ditemukan pada lipatan, antara jari-jari, pada genitalia dan pada muka bayi.

Kondisi ini ditularkan oleh kontak yang intim dan cenderung mengenai seluruh keluarga.

Gambaran Klinik

Gatal merupakan tanda utama dan pada pemeriksaan gambaran di atas akan ditemukan. Garukan menyebabkan pendarahan dan infeksi tumpang tindih dengan penyakit ini. Dan dapat menular ke orang lain.

Jerawat

sunting

Acne atau jerawat adalah kondisi kulit yang umum dan sering kali terjadi pada masa pubertas. Kondisi ini terjadi akibat dari folikel sebasea yang terblokir oleh sumbat tanduk (blackheads), dan cairan minyak alami kulit yang disebut sebum tidak bisa mengalir dengan lancar. Hal ini kemudian menyebabkan retensi dari sebum dan peradangan pada jaringan kulit di sekitarnya.

Folikel sebasea adalah kelenjar minyak yang banyak dan tidak memiliki bulu. Sumbar tanduk pada folikel sebasea terbentuk akibat dari penumpukan sel kulit mati yang menghalangi pori-pori kulit. Ketika pori-pori kulit terhalangi, sebum tidak dapat keluar dengan lancar, sehingga menumpuk di dalam kelenjar minyak dan menyebabkan bakteri yang diubah oleh tubuh dan menyebabkan inflamasi di sekitar folikel. Akibatnya, jerawat terbentuk pada kulit wajah.

Kondisi ini pada umumnya berdampak pada remaja muda, terutama pada mereka yang sedang mengalami pubertas. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa malu dan ketidaknyamanan pada mereka, terutama jika terjadi pada bagian wajah yang terlihat jelas.

Kelainan bawaan

sunting

Bayi lahir dengan kelainan struktural. Beberapa dapat nyata sejak lahir yang lain timbul segera setelah lahir. Baik lapisan epidermal dan dermal dapat terkena.

Kelainannya lapisan epidermal termasuk papilomata, lesi makuler berpigmen dan ini dapat berkaitan dengan moles atau naevi berambut yang berpigmen secara luas. Pada dermis dapat ditemukan fibromata, neuromata dan lipomata. Walaupun demikian, nevi vaskuler lebih sering ditemukan dan ini termasuk:

  1. Spider naevus. Ini merupakan dilatasi dari arteriole kecil dan percabangan kapilernya. Seringkali hilang secara spontan dengan diatermi atau fenol ; fenol diberikan dengan alat yang runcing.
  2. Noda Port-wine. Ini merupakan makula berwarna merah tua atau ungu. Merupakan dilatasi difus dari semua kapiler normal pada jaringan yang terkena. Dapat juga melibatkan organ dibawahnya, seperti mata dan otak. Tidak ada pengobatan untuk hal ini, tetapi dapat digunakan penutupan secara kosmetik.
  3. Hemangioma strawberi. Lesi ini sering ditemukan saat lahir. Tampak sebagai nodul seperti karet, merah dengan permukaan yang kasar. Melibatkan unsur kapiler maupun vena. Hemangioma strawberi biasanya hilang sendiri, meninggalkan kulit yang kendor dan jarang sekali diperlukan terapi.

Referensi

sunting

Sacharin, R.M. (1986) Principles of Paediatric Nursing. London:Churchill Livingstone.