Pepohonan dan Semak Duri
Pepohonan dan Semak Duri adalah sebuah judul yang meliputi sejumlah fabel dengan penekanan yang serupa, yang berasal dari tradisi sastra puisi debat Asia Barat antar dua unsur.[1] Fabel tumbuhan terkait lainnya adalah Pohon Oak dan Rumput Alang-alang dan Pohon Cemara dan Semak Duri.
Fabel
suntingSalah satu Fabel Aesop bernomor 213 dalam Perry Index, mengisahkan sebuah pohon delima dan pohon apel memperdebatkan siapa pohon yang paling cantik. Di tengah-tengah perdebatan, sebuah semak duri di dekatnya menegur mereka, 'Hai teman-teman, ayolah hentikan pertengkaran kalian.' Catatan tersebut memiliki isi yang singkat dan memberikan pesan moral bahwa 'saat terdapat persengketaan antar orang-orang menonjol, kemudian orang yang rendah diri juga berniat untuk bertindak penting'.[2] Cerita tersebut dalam jangka lama terbatas pada sumber-sumber Yunani dan, melalui versi-versi perdebatan serupa antar pohon lain timbul pada abad ke-16 dan ke-17, cerita tersebut kemudian kembali disukai. Pada 1564, penyair Nei]o-Latin Hieronymus Osius memversifikasi cerita tersebut dengan judul "Apel dan Pir", dengan pesan moral bahwa saling merendahkan akan menjadi berlebihan saat kejatuhan besar terjadi.[3] Aesop's fables English and Latin (1657) karya Charles Hoole mencantumkannya dengan judul "Pohon Persik dan Pohon Apel" dengan pesan moral bahwa "orang yang pengertian sering kali meredam kontroversi dengan kebaikan mereka",[4] dan disusul kurang lebih oleh Roger L'Estrange, yang menyatakan bahwa "Setiap hal akan dianggap lebih besar di dunia ketimbang dunia itu sendiri".[5]