Perang Goguryeo-Tang
Perang Goguryeo-Tang terjadi pada periode tahun 645 ke 668 dan awalnya diperangi antara Kerajaan Goguryeo dan Kekaisaran Tang. Selama perang berlangsung, kedua pihak beraliansi dengan berbagai negara. Kehabisan energi karena serangan bertubi-tubi, Kerajaan Goguryeo dan Baekje kalah setelah dijepit dari dua arah oleh Dinasti Tang dan Kerajaan Silla.
Goguryeo–Tang War | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Tang Silla |
Goguryeo Baekje Mohe |
Awal Kejadian
suntingPada tahun 627, Li Shimin (Kaisar Taizong dari Tang) naik tahta Tang setelah insiden Gerbang Xuanwu, membinasakan kedua saudaranya Li Jiancheng dan Li Yuanji sehingga memaksa bapaknya, Li Yuan (Kaisar Gaozu dari Tang), untuk turun takhta. Tidak lama setelah itu, dia memutuskan untuk menaklukan Goguryeo. Kerajaan Silla sebenarnya sudah meminta berbagai bantuan militer dari Dinasti Tang untuk membantu mereka melawan Goguryeo, dimana pemerintahan Tang mulai memikirkan untuk membantu mereka setelah menaklukan bangsa Göktürks pada tahun 628.[2][2] Setahun sebelumnya, Raja Ujia dari Baekje naik takhta.[3] Sedangkan tahun 642, diktator militer Yeon Gaesomun membunuh lebih dari 180 aristokrat Goguryeo dan mengambil tahta Goguryeo untuk dirinya.[3] Tahun 642 dia menanam raja boneka setelah membunuh raja sebelumnya.[4][4] Pemerintahan baru ini kemudian membentuk persekutuan militer untuk menghadapi peperangan dengan Kekaisaran Tang.[3]
Hasil Akhir
suntingPada tahun 669, pemerintahan Tang mendirikan Protektorat Umum untuk Menenangkan Timur untuk mengatur daerah jajahan bekas Goguryeo.[5] Protektorat ini memiliki cabang di Baekje.[5] Pada akhir perang, Kekaisaran Tang telah mengambil alih kekuasaan di bekas daerah Baekje dan Goguryeo dan mencoba mendominasi Silla.[6] Sebagian besar daerah Semenanjung Korea diduduki oleh pasukan Tang selama hampir satu dekade.[5][7]
Referensi
sunting- ^ Miller, Owen (Dec 15, 2014). Korean History in Maps. Cambridge University Press. hlm. 30. Diakses tanggal August 7, 2015. "Goguryeo surrenders to the allied armies of Silla and Tang forces. Fall of Goguryeo."
- ^ a b Seth 2010, 44.
- ^ a b c Farris 1985, 8.
- ^ a b Graff 2002, 196.
- ^ a b c Kim 2005, 40.
- ^ Fuqua 2007, 40.
- ^ Lee 1997, 18.
Bibliografi
sunting- Ebrey, Patricia Buckley; Walthall, Anne; Palais, James B. (2006). East Asia: A cultural, social, and political history. Boston: Houghton Mifflin. ISBN 9780618133840.
- Farris, William Wayne (1985). Population, disease, and land in early Japan, 645-900. Cambridge: Harvard University Press. ISBN 9780674690059.
- Fuqua, Jacques L. (2007). Nuclear endgame: The need for engagement with North Korea. Westport: Praeger Security International. ISBN 9780275990749.
- Graff, David A. (2002). Medieval Chinese Warfare, 300-900. London: Routledge. ISBN 9780415239554.
- Joe, Wanne J. (1972). Traditional Korea: A Cultural History. Seoul: Chung'ang University Press.
- Kim, Djun Kil (2005). The history of Korea (edisi ke-1st). Westport: Greenwood Press. ISBN 9780313038532.
- Lee, Kenneth B. (1997). Korea and East Asia: The story of a phoenix. Westport: Praeger. ISBN 9780275958237.
- Lewis, Mark Edward (2009). China's cosmopolitan empire: The Tang dynasty. Cambridge: Harvard University Press. ISBN 9780674033061.
- Ota, Fumio (2012). "The Japanese way of war". The Oxford handbook on war. Corby: Oxford University Press. ISBN 9780199562930.
- Seth, Michael J. (2010). A history of Korea: From antiquity to the present. Lanham: Rowman & Littlefield. ISBN 9780742567177.
- West, Barbara A. (2009). Encyclopedia of the peoples of Asia and Oceania. New York: Facts On File. ISBN 9781438119137.
- Yu, Chai-Shin (2012). The new history of Korean civilization. Bloomington: iUniverse. ISBN 9781462055593.