Perang Siak-Johor atau Perang Saudara Johor atau bisa disebut sebagai Perang kemerdekaan Siak adalah sebuah perang yang terjadi akibat konflik takhta dan perang ini juga menyebabkan Kesultanan Lingga dan Kesultanan Siak Sri Inderapura merdeka dari Johor.

Perang Siak-Johor
Tanggal1717-1723
LokasiJohor dan Riau
Hasil
  • Kemenangan Siak
  • Wilayah Riau dan Kepulauan Riau merdeka dari Johor
Perubahan
wilayah
Wilayah Kesultanan Johor di Riau dan Kepulauan Riau terpisah dan mendapatkan kemerdekaan
Pihak terlibat
Kesultanan Johor Pemberontak Takhta
Tokoh dan pemimpin
Tengku Sulaiman Raja Kecik
Kekuatan
lebih besar dibanding pemberontak lebih sedikit
Korban
Mengalami kekalahan dan kehilangan senjata sekaligus prajurit Korban jiwa yang banyak

Latar Belakang

sunting

Pada tahun 1699 Kesultanan Siak yang pada saat itu menjadi vassal dari Kesultanan Johor sedang tidak memiliki pemimpin selama 100 tahun yang menyebabkan kondisi di Siak kurang stabil dan tidak aman yang membuat kekosongan takhta.[1]

Dan akhirnya daerah ini diawasi dan dikuasai langsung oleh Syahbandar yang ditunjuk untuk memungut Hasil cukai di daerah Siak dan juga mengambil hasil hutan dan hasil laut dari Siak itu sendiri.

Dan setelah itu Raja Kecik seorang Pangeran dari Kesultanan Siak hendak merebut takhta pada 1717 dan itu berhasil tetapi takhta nya direbut kembali oleh Tengku Sulaiman yang memicu peperangan[2].

Peperangan

sunting

Pada tahun 1717 pasukan milik Raja Kecik melancarkan perlawanan di Bintan dan juga Johor baru serangan itu berhasil menyebabkan kepungan kepada pasukan Johor dan mampu memenangkan nya.

Tetapi tak lama kemudian pasukan Johor yang dipimpin Sulaiman berhasil menghalau serangan itu dan akhirnya memojokkan pasukan Siak yang berada di Bintan tetapi sekali lagi pasukan Siak berhasil mempertahankan Bintan dan mereka melancarkan serangan ke Johor dan seranganitu berhasil.[3]

Tak lama kemudian kedua pihak mengalami kekalahan dan kerugian yang besar dan pada akhirnya pasukan dari kedua pihak memutuskan untuk meninggalkan tempat masing-masing.

Pasukan yang dipimpin Raja kecik mundur ke Siak dan mendirikan sebuah kerajaan yang baru disana demi menghindari konflik.lalu pasukan Sulaiman mundur dari Johor ke Bintan dan mendirikan kerajaan baru juga disana.[4]

Dampak

sunting

dan pada akhirnya perang ini berakhir dan juga Penyerbuan ke Johor dianggap sebagai serangan yang sukses dan mampu memojokkan Johor untuk memberikan takhta kepada Raja Kecik yang dianggap berbahaya dan dinobatkan sebagai Raja Johor.

Akan tetapi pemberontakan takhta kembali muncul kali ini menyebabkan kerugian besar kepada Raja Kecik yang pada akhirnya menyebabkan Raja Kecik mundur dari Johor dan mendirikan kerajaan di Siak.[5]

Referensi

sunting
  1. ^ "Mengenal Istana Siak Sri Indrapura,Salah satu Kerajaan yang pernah berdiri dan berkuasa di pulau sumatera". www.djkn.kemenkeu.go.id. Diakses tanggal 2024-12-23. 
  2. ^ "Mengenal Istana Siak Sri Indrapura,Salah satu Kerajaan yang pernah berdiri dan berkuasa di pulau sumatera". www.djkn.kemenkeu.go.id. Diakses tanggal 2024-12-23. 
  3. ^ Asril (2020). "Raja Kecil Pendiri Kerajaan Siak Sri Indrapura". unri. 3 (3): 7. 
  4. ^ "Rqja Kecil:Kecerdikan,Pengkhianatan,dan Perebutan Kuasa di Johor-Riau". afandriadya.com. 2023-02-07. Diakses tanggal 2024-12-23. 
  5. ^ Ricklefs, M.C (2008). A History of Modern Indonesia since c.1200. New York: Palgrave Macmilan. hlm. 88. ISBN 978-0-230-54686-8.