Perbandingan lukisan Rembrandt dengan Caravaggio

Perbandingan antara lukisan Rembrandt dan lukisan Caravaggio.

Dua orang pelukis kelas berat abad ke-17 yang bersilangan: Michaelangelo Merisi dari Italia yang lebih dikenal dengan nama Caravaggio (1571-1610) dan pelukis Belanda Rembrandt van Rijn (1606-1669). Keduanya adalah master dalam chiaroscuro. Lukisan-lukisan kedua artis ini disajikan secara berdampingan dan diperbandingkan perbedaan dan persamaannya, baik dari segi pengaturan cahaya, emosi dan ekspresi yang ditampilkan, maupun orang-orang biasa maupun Tuhan yang dilukiskan.

Riwayat singkat

sunting
Utara dan Selatan
 
Rembrandt sering kali menggambar dirinya sendiri, mungkin hampir 80 lukisan yang menggunakan dirinya sendiri sebagai subjek. Ia sering menggambar dirinya sendiri untuk melatih melukis ekspresi yang berbeda-beda dan menggunakan efek cahaya yang berbeda.

Rembrandt adalah saripati pelukis Barok dari Eropa Utara. Ia hidup dan bekerja di lingkungan Protestan dan pembeli karyanya adalah pedagang-pedagangn kaya dari berbagai jenis latar belakang.

 
Kemungkinan sebuah potret-diri Caravaggio, sebagai dewa anggur, Bacchus.

Caravaggio, bintang dari seni Barok Eropa Selatan, melukis terutama untuk gereja Katolik dan para aristokrat.

Perbedaan latar belakang mereka membuat persamaan yang ditemukan pada hasil karya mereka semakin menakjubkan.

Kemashyuran

Kedua artis sangat mahir menggambarkan kontras antara cahaya dan bayangan, ditambah dengan naturalisme yang mengagumkan dan komposisi yang memerlukan kemampuan yang sangat tinggi. Mereka menggunakan orang-orang 'biasa' sebagai model mereka. Momen-momen yang dipilih semuanya sangat menarik dan mereka selalu menemukan cara yang baru untuk menggambarkannya. Baik Caravaggio maupun Rembrandt menggunakan resep yang sama untuk melukiskan cerita-cerita Alkitab dan klasik yang membuat mereka terkenal.

Gaya yang unik

Pada saat yang bersamaan kedua artis memiliki gaya mereka masing-masing. Gaya melukis Caravaggio yang tepat, bayangan dan cahayanya yang tergambar jelas, kontras dengan penggabungan cahaya Rembrandt. Lukisan mereka kadan memiliki efek tiga dimensi yang berlainan: tokoh-tokoh Caravagio tampak seperti pada sebuah panggung yang datar, yang menempatkan penontonnya di tempat duduk baris pertama dengan pemandangan yang sangat memikat; Rembrandt menganjurkan penontonnya untuk melihat karyanya dari jarak jauh. Aksi yang digambarkan berada di lokasi yang lebih jauh, di daerah yang lapang, tetapi dengan latar belakang yang samar-samar.

Emosi yang sangat kuat

Caravaggio memberikan pengaruh yang sangat besar dengan lukisan-lukisannya, termasuk ketika ia masih hidup. Cara penggambarannya yang berbeda membawa realisme yang baru dan tidak terduga ke dalam seni Italia. Lukisan-lukisannya menciptakan emosi yang sangat kuat, tidak seperti seni religi pada masa itu yang mendominasi sejak akhir abad ke-16. Karya Caravaggio segera menciptakan trend yang baru yang segera diikuti oleh banyak artis lainnya.

Hubungan keduanya

Rembrandt tidak pernah bertemu dengan pendahulunya, Caravaggio karena perbedaan usia mereka (Rembrandt baru berumur 3 tahun ketika Caravaggio meninggal.) Rembrandt tidak pernah mengunjungi Italia, dan tidak ada lukisan Caravaggio yang dapat ditemui di Republik Belanda. Untuk memahami bagaimana karya Caravaggio memengaruhi Rembrandt, diperlukan jalan yang sedikit memutar. Hal ini membawa kita ke Utrecht, di mana terdapat para "Caravaggisti".

Imitasi dan emulasi

Caravaggio tampaknya tidak memiliki murid. Bahkan ia tidak menganjurkan orang lain meniru gayanya. Namun setelah kematiannya banyak artis yang bermunculan di Italia yang menirunya. Beberapa artis bekerja untuk menggandakan lukisannya untuk para kolektor; artis lainnya bekerja "dengan gaya Caravaggio", yaitu para "Caravaggisti". Artis dari Eropa Utara yang mengunjungi Italia untuk belajar seni tidak lama kemudian menciptakan kelompok Caravaggisti dari utara. Hendrick ter Brugghen, Peter Paul Rubens adalah beberapa di antaranya.

Lastman dan Lievens

Rembrandt mengenal gaya Caravaggio melalui gurunya Pieter Lastman dan temannya Jan Lievens. Lastman belajar melukis di Italia. Lievens pernah melihat karya para Caravaggisti di Utrecht dan mengambil inspirasinya dari mereka. Sementara itu, Rembrandt juga merupakan pengagum Rubens - yang dipengaruhi oleh Caravaggio sendiri. Rembrandt hanya pernah menggambar beberapa lukisan saja yang dapat disebut sebagai Caravaggisti, sedangkan sisa koleksinya menunjukkan bahwa ia belajar banyak dari pendahulunya dari Italia tersebut, walaupun tidak secara langsung, terutama dari penggunaan terang-gelapnya (chiaruscuro).

Utrecht

Di Belanda, kebanyakan peniru efek cahaya dramatis Caravaggio berasal dari Utrecht, seperti Gerard van Honthorst, Dirck van Baburen dan Hendrick ter Brugghen. Mereka pergi ke Roma tahun 1620-an untuk mengejar karier di bawah Gereja. Sekembalinya ke Belanda, para Caravaggisti Utrecht ini berkonsentrasi pada genre lukisan yang sama dengan gaya Caravaggio dan pengikut-pengikutnya di Italia.

Perjamuan Belsyazar - Perjamuan di Emaus

sunting

   

Perjamuan Belsyazar, Rembrandt, c. 1635 Perjamuan di Emaus, Caravaggio, 1601
Pengantar
Penampakan supernatural pada perjamuan makan mungkin merupakan persamaan yang paling mencolok di antara keduanya. Kedua artis memilih momen yang dramatis pada cerita Alkitab yang digunakan.

Caravaggio menggambarkan pertemuan Kristus yang bangkit dari kematian dengan dua orang muridnya di Emaus, seperti yang diceritakan di Injil Lukas. Rembrandt menggambarkan peringatan yang ajaib yang diterima oleh Raja Belsyazar yang sombong dari Babel, sebuah cerita dalam Kitab Daniel.

Di atas meja
Raja Belsyazar menyebabkan Allah murka dengan makan menggunakan perlengkapan Bait Allah yang suci yang dirampas oleh ayahnya, Nebukadnezar, dari Yerusalem. Sebuah tangan tampak untuk memperingati Belsyazar bahwa ia akan dihukum, sementara ia berpegangan pada piring emas di depannya dengan sangat ketakutan. Di Emaus, para rasul makan cukup dengan peralatan makan yang sederhana. Meja disajikan dengan hidangan ayam, gelas anggur, dan keranjang rotan.
Keranjang buah
Rembrandt menggambar buah-buahannya dengan realisme yang berbeda, untuk menekankan kontras dengan kejadian supernatural yang sedang terjadi di atas meja. Di meja makan Caravaggio menempatkan sekeranjang anggur, kurma, dan delima. Anggur yang berkilauan tampak enak untuk dimakan. Keranjang tersebut, yang ditaruh di tepi meja, tampak seperti akan jatuh ke pangkuan penontonnya.
Pakaian
Sekitar 1635 Rembrandt biasanya menggambar subyeknya dengan pakaian oriental. Hal ini untuk menunjukkan bahwa kejadian tersebut berlangsung pada waktu Perjanjian Lama. Menurut daftar inventaris barang-barang milik sang artis, ia menyimpan sejumlah kostum di studionya untuk kepentingan ini Caravaggio sebaliknya memilih untuk menggambarkan sang pemilik losmen dan kedua rasul dengan baju petani. Dengan jubah kunonya, Kristus tampak mencolok seperti sebuah penampakan dari waktu yang berbeda.
Lurus dan bengkok
Anggur yang dituang dari kendi tampak tidak mengikuti gaya gravitasi normal. Hal ini dikarenakan lukisan ini dipigura dengan salah pada saat restorasi awalnya. Jadi sekarang, sang raja mendoyong ke belakang lebih jauh dari yang semula diingini oleh Rembrandt. Dengan bahasa tubuh samar-samar yang ditampilkan oleh Caravaggio menunjukkan keterkejutan para rasul ketika mereka mengenali Kristus dengan sangat meyakinkan.
Sadar dan tidak sadar
Kedua artis sama-sama menggunakan figur tambahan untuk menekankan penampakan supernatural yang terjadi. Di lukisan ini, sang wanita di sebelah kiri tampak terlupakan, sedangkan orang-orang lainnya melihat dengan sangat terpaku, dan wanita yang memegang kendi hampir terjatuh karena ketakutan. Caravaggio menunjukkan para rasul yang terjengat karena kaget. Namun, sang pemilik losmen tidak melihat apa-apa ─ karena ia tidak dapat melihat penglihatan tersebut.
Dengan dan tanpa jenggot
Belsyazar digambarkan memiliki janggut dan kumis yang lebat yang memberikannya penampilan yang memimpin. Kristus digambarkan tanpa jenggot. Hal ini bukan cara penggambaran Kristus yang biasanya: sejak Abad Pertengahan Kristus selalu digambarkan dengan jenggot. Di sini, Kristus yang muda kontras sekali dengan para rasul yang berewokan, yang menimbulkan asosiasi dengan hidup kekal.
Penampakan
Di tengah-tengah perjamuannya, sebuah tangan muncul dengan tiba-tiba, lalu menulis teks di dinding. Hal ini mewartakan akhir pemerintahan sang raja dan kerajaannya. Rembrandt membuat penglihatan tersebut menjadi sumber cahaya dalam lukisannya. Pada lukisan Caravagio, penglihatan Kristus masuk tanpa ada penonjolan di tengah-tengah losmen. Untuk menunjukkan bahwa Kristus adalah sebuah penglihatan, Caravaggio membuatnya sebagai pusat kelompok tersebut dan memandikan wajahnya dengan cahaya. Bayang-bayang sang pemilik losmen ditayangkan di dinding di belakangya, yang menjadi semacam nimbus di atas kepala Kristus.
Setengah badan
Salah satu trik yang sering dipakai Caravaggio untuk membuat tokoh-tokohnya tampak lebih dekat kepada penontonnya adalah dengan membuat mereka setengah badan. Dengan kata lain, dengan menunjukkan hanya bagian atas tubuh mereka. Untuk para penonton, hal tersebut tampak seperti mereka menjadi bagian dalam cerita tersebut, dalam hal ini seolah-olah sedang duduk di meja yang sama. Rembrandt tidak sering menggunakan trik tersebut, tetapi dalam lukisan ini tampak bahwa ia memahami pengaruh yang dapat dibuat oleh trik tersebut.

Penyangkalan Petrus - Pengkhianatan Yudas

sunting

   

Penyangkalan Petrus , Rembrandt, c. 1660 Pengkhianatan Yudas, Caravaggio, 1602
Pengantar
Kedua lukisan ini mengandung tema yang sama: Ketidakpatuhan. Dan kedua gambar ini mengambil latar belakang pada malam yang sama. Yudas, yang mengkhianati Kristus kepada orang Romawi demi 30 keping perak. Dan murid Kristus, Petrus, yang menyangkal keterlibatannya dengan sang rabi sebanyak tiga kali.

Baik Rembrandt maupun Caravaggio menggeluti alasan kenapa kedua tokoh tersebut melakukan hal tersebut: Lukisan mereka tidak hanya menggambarkan suatu kisah, namun mengandung emosi dan motif-motif psikologis.

Pelaku:
Kedua artis menempatkan pelaku di bawah sorotan cahaya. Namun walaupun tanpa diterangi cahaya mereka tidaklah sukar untuk dikenali.

Yudas di tengah-tengah orang-orang lainnya di lukisan Caravaggio. Wajahnya yang buruk seperti karikatur, dengan alisnya yang berkerut, mulut yang mencebil, siapa saja langsung mengenalinya sebagai tokoh yang jahat.

Wajah Petrus di lukisan Rembrandt sedikit berbeda. Sang murid baru saja menyadari akibat dari penyangkalannya. Ia terlihat terpaku dan kebingungan.

Korban:
Pada lukisan Rembrandt, wajah Kristus tidak terlihat dengan jelas: Ia berdiri di kanan di belakang bayang-bayang dan melayangkan pandangan yang pedih kepada muridnya. Kristus telah memberitahu Petrus sebelumnya bahwa ia akan mengkhianatiNya, dan Petrus bereaksi dengan penuh ketidakpercayaan dan meremehkan hal tersebut. Sekarang Kristus menyaksikannya menjadi kenyataan. Kristus pada lukisan Caravaggio tampak dengan jelas, yang menekankan ekspresi emosiNya. Ia tampak pasrah namun sedih: Ia juga telah mengetahui pengkhianatan Yudas sejak semula.
Saksi mata:
Petrus duduk di dekat perapian dengan para serdadu dan para pelayan Imam Besar. Kristus, setelah ditangkap, dibawa ke hadapan Imam Besar, yang dilukiskan di sebelah kanan. Di sebelah kiri, dekat perapian, para serdadu melepaskan baju pelindung mereka dan mendengarkan percakapan Petrus dan sang pelayan. Dengan mengelilingi Yesus dengan prajurit bersenjata dan berpelindung yang memaksaNya ke sebelah kiri lukisan, Caravaggio menempatkanNya di posisi yang terisolasi. Ia berdiri di sebelah sana, tidak terlindungi dan sendirian, sementara musuh-musuhNya semakin merangsek maju.
Pencahayaan:
Cahaya merah Rembrandt jelas merupakan cahaya dari api, namun cahaya terang yang tampak di antara karakter utama berasal dari sumber yang tidak terlihat. Cahaya dalam lukisan Caravaggio asalnya tidak tampak, hanya terlihat memancar secara diagonal di antara kerumunan orang. Mungkin sumber cahaya tersebut adalah bulan, karena penangkapan tersebut terjadi pada malam hari di taman Getsemani. Di ujung sebelah kanan seorang pria berusaha menerangi dengan lentera yang terlihat tanpa guna dibanding dengan cahaya yang menerangi karakter utama. Orang yang memegang lentera tersebut tidak lain merupakan potret diri Caravaggio.

Tangan:
Caravaggio dan Rembrandt keduanya memfokuskan pada tangan tokoh utama. Caravaggio menerangi tangan Kristus, terlipat, seakan-akan sedang berdoa.

Pada lukisan Rembrandt, tangan sang pelayanlah yang terkenal siluet dari cahaya api. Jari telunjuknya yang ditudingkan seakan-akan bercahaya, membuatnya semakin tajam.

Setengah dan seluruh badan:
Lukisan Caravaggio untuk Kardinal Ciriaco Mattei, yang juga merupakan patron untuk lukisan "Perjamuan di Emaus", digambarkan secara setengah badan, membawa kisah tersebut semakin dekat dan melibatkan para penyimak lukisan tersebut.

Rembrandt menggambarkan karakternya seluruh badan. Namun ia menggunakan kontras antara terang dan bayang-bayang untuk membuat lukisannya tidak kalah tegang dan menarik.

Keluarga Suci

sunting

   

Keluarga Suci, Rembrandt, c. 1634 Keluarga Suci, Caravaggio, c. 1603

Abraham dan Ishak

sunting

   

Abraham dan Ishak, Rembrandt, 1635 Abraham dan Ishak, Caravaggio, 1603

Mempelai Yahudi - Konversi Maria Magdalena

sunting

   

Mempelai Yahudi, Rembrandt, c. 1665 Konversi Maria Magdalena, Caravaggio, 1599
Wanita yang satu telah dikenal dalam banyak cerita. Maria Magdalena merupakan kombinasi kualitas wanita-wanita di dalam cerita Alkitab. Tidak diketahui banyak tentang wanita yang kedua, yang hanya dipanggil dengan nama 'Mempelai Yahudi'. Yang dimiliki oleh kedua-duanya - di dalam lukisan Rembrandt dan Caravaggio ini - adalah kekuatan emosi mereka.
Maria Magdalena memegang setangkai bunga lili, melambangkan keperawanannya dan kesuciannya. Ia menekan bunga itu ke dadanya, tempat jantungnya berada. Hal tersebut menampakkan keputusannya untuk memulai hidup di dalam ketaatan. Mempelai Yahudi tersebut juga menaruh tangannya di dadanya, melambangkan kasihnya kepada lelaki di sampingnya.
Caravaggio dan Rembrandt menggunakan cara berbeda untuk menggambarkan pakaian indah yang mereka kenakan. Caravaggio melukiskan petak-petak gelap dan terang lipatan-lipatan kain satin dengan sangat cermat, hingga memberikan kesan seolah-olah merupakan sebuah pahatan. Rembrandt lebih sugestif. Ia menggambarkan garis-garis terang di sana-sini pada kain velvet kuning yang menimbulkan efek hidup yang sangat mengesankan.
Dalam lukisan-lukisan Rembrandt yang akhir, seperti Mempelai Yahudi, ia sering kali menggunakan lapisan cat yang sangat tebal. Perhiasan dan permata sering kali secara harfiah mencolok perhatian penyimaknya. 'Demikianlah permata dan mutiara [...] sangat ditonjolkan dalam lukisannya, mereka seakan-akan ditatah', ujar penulis biografi Rembrand, Arnold Houbraken.
Caravaggio juga melukis perhiasan-perhiasan yang mewah - seperti bordir emas di baju Magdalena - namun sapuan kuasnya hampir tidak dapat dicermati. Jika Rembrandt mengutamakan cahaya dan kilauan, maka Caravaggio melukiskan realitas dengan secermat-cermatnya

Pembutaan Simson - Yudit dan Holofernes

sunting

   

Pembutaan Simson , Rembrandt, c. 1635 Yudit dan Holofernes, Caravaggio, 1599-1600

Penculikan Ganymede - Omnia vincit Amor

sunting

   

Penculikan Ganymede, Rembrandt, c. 1635 Omnia vincit Amor, Caravaggio, 1602

Batsyeba - Hieronimus

sunting

   

Batsyeba, Rembrandt, 1654 Hieronimus, Caravaggio, c. 1606

Anak duduk di meja - Anak digigit kadal

sunting

   

Anak duduk di meja, Rembrandt, 1665 Anak digigit kadal, Caravaggio, c. 1600

Johannes Wtenbogaert - Antonio Martelli

sunting

   

Johannes Wtenbogaert , Rembrandt, 1633 Antonio Martelli, Caravaggio, c. 1608

Saskia sebagai Flora - Bocah dengan keranjang

sunting

   

Saskia sebagai Flora, Rembrandt, 1635 Bocah dengan keranjang, Caravaggio, c. 1593

Flora - Maria Magdalena

sunting

   

Flora, Rembrandt, c. 1665 Maria Magdalena, Caravaggio, 1599

Sumber

sunting