Perjuangan Sunagawa

Perjuangan Sunagawa (Jepang: 砂川闘争, Hepburn: Sunagawa Tōsō, juga ditulis "Sunakawa") adalah gerakan unjuk rasa di Jepang, yang dimulai pada tahun 1955 dan berlanjut hingga tahun 1957, menentang perluasan Pangkalan Udara Tachikawa milik Angkatan Udara Amerika Serikat ke desa terdekat, Sunagawa.[1] Terjadi di puncak gerakan antipangkalan yang sedang berkembang, "Sunagawa Berdarah" dikenang sebagai unjuk rasa paling intens dan penuh kekerasan dari sekian banyak unjuk rasa terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Jepang.[1]

Polisi (atas) dihadang oleh para pengunjuk rasa (bawah), September 1955

Awal mula

sunting
 
Seorang wanita tua duduk di tanahnya di balik kawat berduri, dengan tanda bertuliskan "Terlarang", September 1955

Pada 4 Mei 1955, seorang pejabat dari Kantor Pengadaan Tokyo (調達庁東京, Chōtatsu-chō Tōkyō) cabang Tachikawa mendatangi wali kota Sunagawa untuk memberitahukan rencana perluasan landasan pacu lapangan terbang Tachikawa.[2] Angkatan Udara Amerika Serikat menganggap perluasan tersebut diperlukan agar landasan pacu dapat menampung pesawat pengebom bertenaga jet yang lebih besar.[1]Akibat dari perintah pejabat pangkalan yang diduduki Amerika Serikat, rencana perluasan akan melibatkan pengambilalihan lahan pertanian dan penggusuran 140 keluarga.[2]

Keluarga-keluarga setempat membentuk Aliansi Ekspansi Anti-Pangkalan Sunagawa (砂川基地拡張反対同盟, Sunagawa Kichi Kakuchō Hantai Dōmei) dan membarikade tanah mereka dari penyurvei pemerintah dan kendaraan mereka. Perjuangan mereka menarik perhatian gerakan antipangkalan nasional, dan segera melibatkan serikat buruh regional dan nasional yang berafiliasi dengan federasi buruh Sōhyō yang condong ke kiri, para aktivis mahasiswa radikal dari liga asosiasi mahasiswa Zengakuren, dan para anggota Partai Sosialis di Diet.[1][2]

Eskalasi

sunting
 
Banyak sekali pengunjuk rasa yang dimobilisasi, dengan sebuah pesawat dari lapangan terbang terdekat terlihat di latar belakang, Oktober 1956

Perjuangan meningkat drastis ketika polisi dikirim untuk menyingkirkan barikade. Karena Sunagawa sangat dekat dengan Tokyo, Zengakuren mulai mengangkut sejumlah besar mahasiswa dari universitas-universitas di wilayah Tokyo untuk menyokong kekuatan para petani.[1] Unjuk rasa-unjuk rasa ini mulai berimplikasi lebih besar dan meluas ke seluruh negeri, yang secara retoris digambarkan sebagai pertempuran yang menentukan untuk melindungi "Konstitusi Perdamaian" Jepang dan melawan imperialisme Amerika.[1] Tak lama kemudian perjuangan itu menjadi tontonan media.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f Kapur, Nick (2018). Japan at the Crossroads: Conflict and Compromise after Anpo. Cambridge, MA: Harvard University Press. hlm. 15. ISBN 9780674988484. 
  2. ^ a b c Wright, Dustin (May 3, 2015). "'Sunagawa Struggle' ignited anti-U.S. base resistance across Japan". The Japan Times. Diakses tanggal 22 January 2016. 

Bibliografi

sunting

Pranala luar

sunting

35°43′24″N 139°24′23″E / 35.72325°N 139.406431°E / 35.72325; 139.406431