Permainan pintu pernikahan Tionghoa
Dalam masyarakat Tionghoa, khususnya di Tiongkok,[1] Hong Kong,[2] Malaysia[3] dan Singapura,[4] permainan pintu pernikahan adalah tantangan yang dibuat oleh mempelai perempuan kepada mempelai laki-laki sebagai sebuah demonstrasi seremonial dari cinta mempelai laki-laki untuk mempelai perempuan.[5] Permainan tersebut biasanya dilakukan pada pagi pernikahan di rumah keluarga mempelai perempuan, sebelum mempelai laki-laki diperbolehkan untuk meraih mempelai perempuan di kamar mempelai perempuan.[6] Mempelai laki-laki biasanya meraih bantuan dari pendampingnya dalam menyelesaikan tugasnya.
Permainan-permainan umum meliputi menyantap makanan tak enak,[7][8] menjawab pertanyaan-pertanyaaan terkait mempelai perempuan dan hubungan mempelai laki-laki dan perempuan, dan menampilkan lagu dan tari.[7] Negosiasi secara umum dibuat terlait tuntutan mempelai perempuan, biasanya hampir disertai dengan tawar menawar terkait tawaran ampau kepada mempelai perempuan.[5][6][7] Permainan tersebut bermula dari adat istiadat rakyat Tionghoa kuno,[9] dan diteruskan pada zaman modern.[4]
Permainan tersebut berbeda dari praktik nàohūn (闹婚; 'membuat ketegangan') di China, yang terkadang juga dikenal sebagai permainan pernikahan, dimana pasangan, terutama mempelai, digoda oleh para tamu mereka pada saat atau setelah pernikahan.[10]
Catatan
sunting- ^ Zhao, Biqing (2016-02-14), "整蛊新郎 婚礼堵门游戏和接亲问题" [Tease the groom: Wedding door games and questions], Sina Fashion (dalam bahasa Chinese), China: Xinhuanet Co, diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-14, diakses tanggal 2017-09-14
- ^ Hong Kong Weddings, Hong Kong, October 2011, diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-24, diakses tanggal 2017-09-14
- ^ Teh, Kai (2017-01-08), Malaysian Chinese Wedding Game Tradition Have Grooms-men Gulping Worms, Malaysia: World of Buzz, diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-13, diakses tanggal 2017-09-14
- ^ a b Lim, Kimberly (2016-11-06), "Wedding gatecrashers: Putting love to the test by eating Nutella from a diaper", The New Paper, Singapore: Singapore Press Holdings, diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-13, diakses tanggal 2017-09-14
- ^ a b Leong, Huan Chie (2011), Understanding Marriage: Chinese Weddings in Singapore (PDF), Singapore, diakses tanggal 2017-09-14[pranala nonaktif permanen]
- ^ a b Zhao, Lucy (2015), "Rituals and the Life Cycle", dalam Zang, Xiaowei, Understanding Chinese Society, Routledge, hlm. 31, ISBN 9781317422969
- ^ a b c Xia, Yan R; Zhou, Zhi G (2003), "The Transition of Courtship, Mate Selection, and Marriage in China", dalam Hamon, Raeann R; Ingoldsby, Bron B, Mate Selection Across Cultures, SAGE, hlm. 245, ISBN 9781452237695
- ^ Lam, Lydia (2016-03-09), "More Chinese couples say 'I do' to intimate weddings", My Paper, Singapore: Singapore Press Holdings, diakses tanggal 2017-09-14
- ^ Tillman, Margaret M; Tillman, Hoyt C (2015), "Modernizing Tradition or Restoring Antiquity as Confucian Alternatives: A View from Reading Wedding Rituals in Contemporary China", dalam Alitto, Guy, Contemporary Confucianism in Thought and Action, Springer, hlm. 83, doi:10.1007/978-3-662-47750-2_6, ISBN 978-3-662-47750-2
- ^ Guo, Diandian; Koetse, Manya (2016-04-15), China's 'Naohun' Tradition: Are Wedding Games Going Too Far?, What's on Weibo, diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-05, diakses tanggal 2017-09-14