Permen gula adalah jenis permen yang bahan utamanya adalah gula. Permen ini dihasilkan dari larutan gula pekat.[1] Jenis utama dari permen gula adalah permen keras, fondant, karamel, jeli, dan nougat.[2]

Permen gula - kristal besar gula yang dihasilkan dari larutan pekat, sering disebut permen batu di Amerika.

Permen gula adalah sub-jenis permen, yang meliputi permen gula serta cokelat, permen karet dan makanan manis lainnya. Permen juga adalah sub-jenis makanan manis, yang juga termasuk kue-kue manis dan kadang-kadang es krim.[3] Dalam bahasa Inggris Inggris, beberapa permen gula ini disebut sweets, dan nama itu hanya digunakan untuk permen keras.

Sejarah sunting

Permen gula tertua dianggap telah dibuat di mana tanaman tebu dijinakkan.[4] Tebu mungkin berasal dari Papua Nugini, dan dari sana dibawa ke Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik lainnya, dan akhirnya ke India dan Tiongkok.[5] Dari India, gula menyebar ke negara-negara Arab dan akhirnya ke Eropa.

Penggunaan dalam tradisi sunting

Permen gula sering digunakan sebagai pemanis dalam minuman teh. Di Jerman Utara, khususnya Friesland Timur, terdapat tradisi minum teh tersendiri, di mana permen gula kristal (kandiszucker atau dalam dialek regional kluntje) diletakkan di bagian bawah cangkir yang kemudian disiram dengan air teh panas sehingga menjadi larut.[6] Seperti halnya di Iran, teh diminum dengan permen gula (disebut nabat) yang dicelupkan di dalam teh atau di mulut. Di Cina, permen gula digunakan untuk mempermanis teh Krisan serta sup makanan penutup Kanton dan minuman keras baijiu.

Permen gula merupakan bahan umum yang sering dijumpai dalam masakan Cina, dan banyak rumah tangga yang menyediakan permen gula untuk memuat acar daging dan ditambahkan ke dalam tumisan. Permen gula juga dianggap memiliki khasiat obat dan digunakan untuk menyiapkan makanan seperti yao shan, masakan khas Tamil, khususnya di kota Jaffna di Sri Lanka.

Referensi sunting

  1. ^ Judy Pearsal, Bill Truble (editors) (1996). The Oxford English Reference Dictionary, 2nd edition. Oxford University Press. hlm. 213. ISBN 0-19-860050-X. 
  2. ^ NPCS (2013). Confectionery Products Handbook (Chocolate, Toffees, Chewing Gum & Sugar Free Confectionery). India: Asia Pacific Business Press. hlm. 9–13. 
  3. ^ International Food Information Service, ed. (2009). Dictionary of Food Science and Technology (edisi ke-2nd). Chichester, U.K.: Wiley–Blackwell. hlm. 106. ISBN 9781405187404. 
  4. ^ Richardson, Tim H. (2002). Sweets: A History of Candy. Bloomsbury USA. hlm. 68–69. ISBN 1-58234-229-6. 
  5. ^ Power, Robert C. (2019). "Asian Crop Dispersal in Africa and Late Holocene Human Adaptation to Tropical Environments" (PDF). Journal of World Prehistory. doi:10.1007/s10963-019-09136-x. 
  6. ^ "Bundesweites Verzeichnis Immaterielles Kulturerbe | Deutsche UNESCO-Kommission". www.unesco.de (dalam bahasa Jerman). Diakses tanggal 2022-01-30.