Faktor persekutuan terbesar

Dalam matematika, faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan bulat adalah bilangan bulat terbesar yang sama-sama membagi habis kedua bilangan bulat tersebut. Sebagai contoh, faktor persekutuan terbesar 24 dan 60 adalah 12.

Lantai berukuran 24 kali 60, dapat dipotong menjadi persegi berukuran 12 kali 12. Secara umum, persegi panjang dengan ukuran a kali b dapat dibagi menjadi persegi-persegi dengan panjang sisi c jika c adalah faktor persekutuan dari a dan b.

Dua bilangan atau lebih disebut saling prima jika FPB bilangan-bilangan tersebut sama dengan 1. Sebagai contoh, karena FPB bilangan 9 dan 28 sama dengan 1, maka bilangan 9 dan 28 adalah saling prima (walaupun masing-masingnya bukan bilangan prima)

Faktor persekutuan terbesar (FPB) dan sekawannya, kelipatan persekutuan terkecil (KPK), menjadi pembahasan yang penting dalam aritmatika dan teori bilangan.

Definisi

sunting

Suatu bilangan   disebut faktor persekutuan bilangan   dan   jika   habis membagi bilangan   dan   sekaligus.

Suatu bilangan   disebut faktor persekutuan terbesar bilangan jika:[1]

  •   faktor persekutuan bilangan   dan  ; dan
  • jika   faktor persekutuan bilangan   dan   maka berlaku  

bilangan   ditulis sebagai  [2] atau  [1].

Peristilahan

sunting

Secara bahasa, kata "persekutuan" berarti hal bersama-sama dan kata "faktor" berarti 'pembagi'. Maka dari itu, sebagian penulis menggunakan istilah lain untuk FPB, seperti pembagi persekutuan terbesar,[3] atau pembagi bersama terbesar,[4] dilambangkan dengan  . Dalam penulisan matematika kadang dipakai juga notasi  , berasal dari bahasa Inggris greatest common divisor.[5]

Contoh

sunting
  • Faktor dari   adalah  
  • Faktor dari   adalah  

Faktor persekutuan 12 dan 20 adalah 1, 2, 4. Karena 4 adalah bilangan terbesar di antara faktor persekutuan itu, maka disimpulkan  .

Perhitungan FPB

sunting

Faktorisasi prima

sunting

FPB dari beberapa bilangan dapat ditentukan dengan mencari faktorisasi prima bilangan-bilangan itu kemudian mengalikan faktor-faktor primanya yang sama dengan pangkat terkecil. Sebagai contoh, akan ditentukan FPB dari 24 dan 60. Dengan pohon faktor

  

diperoleh   dan  . Dengan mengambil faktor prima yang sama dengan pangkat maka,  .

Algoritma Euklides

sunting

Euclid menemukan sebuah algoritma untuk mencari FPB. Misalkan   dan   adalah 2 bilangan bulat yang tidak sama, maka FPB dua bilangan itu dapat dicari dengan algorirma sebagai berikut:

1. masukkan nilai a dan b;
2. misalkan u:=a dan v:=b;
3. selama u ≠ v, ulangi
   u = maximum (u,v) - minimum (u,v)
   v = minimum (u,v);
4. FPB(a,b)=u;

Untuk sebarang bilangan bulat  , dengan   adalah nilai multak dari  , berlaku:

  • Sifat komutatif, yaitu  .
  • Sifat asosiatif, yaitu  .
  • Sifat distributif, yaitu  
  • Jika   faktor persekutuan   dan  , maka  , dan  , sehingga jika   maka  
  •  
  •  
  •  
  •  
  • Untuk sebarang bilangan bulat positif  ,   jika dan hanya jika   habis membagi  .

Koprima

sunting

Dua buah bilangan dikatakan koprima, atau relatif prima, atau saling prima jika dan hanya jika faktor persekutuan terbesar dari kedua bilangan tersebut bernilai 1.[6]

Penerapan

sunting

Menyederhanakan pecahan

sunting

Salah satu penerapan terhadap faktor persekutuan terbesar adalah menyederhanakan pecahan[7]. Sebagai contoh, pecahan   dapat disederhanakan dengan menggunakan faktor persekutuan terbesar. Faktor persekutuan terbesar dari   dan   adalah  . Kita tuliskan sebagai

 .

Kelipatan persekutuan terkecil

sunting

Selain digunakan untuk menyederhanakan sebuah pecahan, faktor persekutuan terbesar juga dapat diterapkan dalam kelipatan persekutuan terkecil, di mana hubungan keduanya berkaitan dengan rumus berikut.

 .[8]

Lihat pula

sunting

Rujukan

sunting
  1. ^ a b Sukirman (2016). Teori Bilangan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. ISBN 978-602-392-047-1. 
  2. ^ Kawan Tanding Olimpiade Matematika - A. Bandung: Tim KTO Matematika. 2023. 
  3. ^ Achmad Arifin (2000). Aljabar. Bandung: Penerbit ITB. ISBN 979-9299-13-6. 
  4. ^ Wono Setya Budhi (2006). Langkah Awal Menuju Olimpiade Matematika. Jakarta: Ricardo. ISBN 979-98175-0-1. 
  5. ^ Eka Susilowati (2017). Teori Bilangan. Yogyakarta: Matematika. 
  6. ^ Weisstein, Eric W. "Greatest Common Divisor". mathworld.wolfram.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 2021-11-20. 
  7. ^ "Greatest Common Factor". www.mathsisfun.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-10-29. Diakses tanggal 2021-11-21. 
  8. ^ Weisstein, Eric W. "Least Common Multiple". mathworld.wolfram.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-16. Diakses tanggal 2021-11-21.