Pertempuran Zaoyang–Yichang

artikel daftar Wikimedia

Pertempuran Zaoyang–Yichang juga dinamakan Pertempuran Zaoyi, adalah salah satu dari 22 petempuran antara Tentara Revolusi Nasional dan Tentara Kekaisaran Jepang selama Perang Sino-Jepang Kedua.

Pertempuran Zaoyang–Yichang

Pasukan Jepang dalam pertempuran Zaoyang-Yichang.[1]
Tanggal1 Mei – 18 Juni 1940
LokasiWilayah Zaoyang dan Yichang, Hubei
Hasil Jepang menang[2][3][4][5]
Pihak terlibat
 Republik Tiongkok  Kekaisaran Jepang
Tokoh dan pemimpin
Republik Tiongkok (1912–1949) Li Zongren
Republik Tiongkok (1912–1949) Zhang Zizhong (KIA)[6]
Kekaisaran Jepang Waichiro Sonobe[6]
Kekuatan
350.000[7] Tentara ke-11 [7]
200+ tank[8]
100+ pesawat[8]
Armada Ekspedisi Tiongkok Pertama[8]
Korban

Jepang mengklaim:

  • 60.000+ tewas & terluka
  • 81 senjata otomatis dirampas
  • 727 senjata otomatis dirampas
  • 12.557 senapan dirampas[7]

Tiongkok mencatat: 11.000 tewas[9]

Menurut berkas rahasia Jepang:

  • 2.700 tewas
  • 7.800 terluka[7]
  • puluhan ribu[10]

Latar Belakang sunting

Jepang sedang mencari solusi yang lebih cepat untuk membuat Tiongkok menyerah, akhirnya diputuskan untuk langsung menuju Chongqing yang saat itu menjadi ibu kota sementara Tiongkok melalui Sungai Yangtze. Untuk mewujudkannya, Jepang perlu merebut kota penting Yichang terlebih dahulu yang terletak di provinsi Hubei barat.

Serangan Jepang tidak mengerahkan terlalu banyak pasukan maupun material sehingga Li Zongren, komandan utama Tiongkok yang sebelumnya telah membuat frustrasi Jepang, berhasil mengusir tentara Jepang.

Pertempuran sunting

Pada 1 Mei 1940, tiga divisi Tentara ke-11 di bawah komando Jenderal Waichiro Sonobe memulai perjalanan menuju Zaoyang. Mereka menggempur zona perang benteng ke-5 di sekitar wilayah pegunungan Tongbai dan Dahong. Tentara Jepang terus berusaha mengepung dan menghancurkan Kelompok Tentara ke-31 Tiongkok di bawah pimpinan Jenderal Tang Enbo dengan strategi gerakan menjepit. Di lain pihak, strategi Tiongkok adalah membiarkan pasukan Jepang kehabisan pasokan, setelah itu baru melakukan serangan balik seperti yang telah berhasil dilakukan dalam Pertempuran Changsha. Ketika Jepang berhasil mengalahkan pasukan Tang, Jenderal Zhang Zizhong datang untuk membantunya dengan Kelompok Tentara ke-33 Tiongkok. Kelompok pasukan Jepang bersatu dan memukul mundur pasukan Tiongkok dan Jenderal Zhang Zizhong terluka parah karena terkena ledakan senjata mesin ketika dia menolak mundur dari garis depan. Dia merupakan komandan Tiongkok paling senior yang tewas dalam pertempuran ini.[6]

Kesudahannya sunting

Menurut catatan Jepang, korban jiwa di pihak Jepang sebanyak 2.700 tentara tewas dan 7.800 lainnya terluka. Catatan Tiongkok menunjukkan bahwa 11.000 tentara Jepang tewas.[9] Zona perang benteng ke-5 Tiongkok bisa dibilang membuat keputusan yang taktis dalam rencana pertempurannya dengan hanya mengandalkan senjata ringan untuk menghadapi serangan udara, laut, artileri dan kekuatan serangan lapis baja Jepang. Pada akhirnya, wilayah itu dikuasai oleh kekuatan senjata gabungan Jepang yang sangat kuat.[9] Seperti yang diperkirakan oleh komandan-komandan Tiongkok, pasukan Jepang terlalu berbeban berat dan tidak dalam posisi untuk mengejar kemenangan. Namun, Angkatan Laut Kekaisaran Jepang sangat mendorong pendudukan kota Yichang yang terletak di tepi Sichuan dan menghubungkan zona perang ke-5 dengan ke-9. Angkatan Laut Jepang merasa bahwa kota itu sangat dibutuhkan sebagai pangkalan untuk melakukan serangan udara ke Chongqing. Setelah melalui banyak perdebatan, Angkatan Darat Jepang akhirnya setuju untuk menduduki Yichang.[6] Hal ini merupakan pukulan besar bagi moral dan kapasitas tempur Tiongkok karena tidak ada serangan skala besar yang dilakukan setelah operasi ini.[7]

Referensi sunting

  1. ^ http://dl.ndl.go.jp/info:ndljp/pid/1041952/106
  2. ^ China. Hsüan ch'uan pu (1943). China After Five Years of War. Gollancz. hlm. 62. 
  3. ^ Bulletin of International News. Association for International Understanding. 1941. hlm. 1770. 
  4. ^ Philippine Magazine. Philippine Education Company. 1940. hlm. 62. 
  5. ^ Felix Reburreccion Hidalgo; Charles E. Griffith, jr. (1928). Philippine Magazine. Philippine Education Company. hlm. 62. 
  6. ^ a b c d Frank, Richard (2020). Tower of Skulls: A History of the Asia-Pacific War, Volume I: July 1937-May 1942. W. W. Norton & Company. ISBN 1324002107. 
  7. ^ a b c d e Central China area operation record 1937-1945 (PDF) (Laporan). Japanese Monograph. 179. Tokyo, Japan: Headquarters, USAFFE and eighth U.S. Army, Office of the chief of military history department of the army. 21 December 1955. hlm. 215–218. Diakses tanggal 8 February 2018. 
  8. ^ a b c 柯育芳.枣宜会战述论(上).
  9. ^ a b c 文丰. 论蒋介石与枣宜会战.
  10. ^ JACAR(Japan Center for Asian Historical Records)Ref.C11110494300、China General Army statistics in January 1941 (containing seven attached charts) . From January 1941(National Institute for Defense Studies)