Pertempuran di Pulau Nias (1838-1863)

Pertempuran Pulau Nias adalah pertempuran karena Aceh menolak perundingan Belanda

Pertempuran di Pulau Nias (1838-1863)
Tanggal1838 - 1863
LokasiKesultanan Aceh, Nias
Hasil
  • Kemenangan Aceh
  • Putra Nias berhasil mempertahankan pulau Nias
Pihak terlibat
Kesultanan Aceh Kesultanan Aceh Belanda
Tokoh dan pemimpin
Kesultanan Aceh Habib Abdurrahman Az-Zahir
Kesultanan Aceh Sultan Mahmud Syah
Putra Nias
Kontrolir Krayenhoff
Letnan Donleben 
Letkol Van Der Hart
Major Schwenk 
Major J.H. Crena
Korban
Beberapa kampung terbakar

Latar belakang

sunting

Kontrolir Kraiyenhoff mengemukakan, bahwa Belanda ingin mendapat jaminan perdagangan, ingin kapal- kapalnya bebas keluar masuk pelabuhan-pelabuhan

didalam wilayah Aceh. Dan untuk keperluan ini ingin menempatkan pegawainya sendiri ditempat-tempat dimana diperlukan.

Habib Abdurrahman Az-Zahir dengan tandas menolak keinginan Belanda, yang disampaikan dalam bentuk tekanan sebagai itu. Diterangkan bahwa didalam pengalaman ternyata bahwa kebebasan berdagang dan keluar masuk kapal Belanda serupa saja artinya dengan melapangkan jalan bagi Belanda untuk menjajah dan menguasai wilayah Aceh.Habib Abdurrahman Az-Zahir dalam perundingan ini menunjuk catatan-catatan pemerintah Aceh tentang penyerobotan wilayah tersebut, diantaranya yang nyata- nyata mulai dari Sibolga, Barus, Singkil, Nias dan belakangan Sumatera Timur.[1]

Perjuangan melawan Belanda

sunting

Pertempuran Nias (1836)

sunting

Yang sejak berabad-abad telah menjadi wilayah de jure de facto Aceh, dapat dijelaskan bahwa ditahun 1836 Aceh telah mengusir Belanda, tapi katika Belanda datang kembali.lalu putra-putra Nias melawan Belanda dengan berani. Dan karena kekalahan itu Belanda terpaksa melakukan keganasan penyerbuan, pembakaran, dan sebagainya.[2]

Pertempuran Lagundi (1846)

sunting

memotong balabantuan dari Aceh ke Nias. Karena itu Belanda dapat merajalela di Nias, tapi perlawanan putera putera Nias yang gigih membuat Letnan Donleben mati terbunuh.[3]

Pertempuran Lagundi (1856)

sunting

Akibat kekalahan Belanda, didatangkanlah oleh nya suatu ekspedisi yang jauh lebih besar memuat tentara pendaratan dan meriam-meriam besar yang akan meng- gempur dari laut oleh kapal-kapal perang Koerier, Banka dan Banda. Dibawah pimpinan Letkol van der Hart Belanda melakukan pendaratan di Lagundi dan membakar kampung itu sampai rata.[4]

Perlawanan diteruskan lagi oleh Nias dengan gigih. Ditahun 1856 Belanda mengalami kekalahan besar sekali ketika mendaratkan ekspedisinya kesana, pemimpinnya mayor Schwenk mati terbunuh.[5]

Ekpedisi Lagundi Ketiga

sunting

Kemudian menyusul lagi ekspedisi lebih besar dibawah Mayor J.H. Crena. Tapi hasilnya tidak ada, bahkan akhirnya pos Belanda di Lagundi terpaksa dikosongkan lagi.[6]

Ekspedisi Leulawaue

sunting

Satu ekspedisi lain yang mendarat di Leulawaue menemui kegagalannya. [7]

Ekspedisi Hilibobo (1863)

sunting

Ekspedisi yang menyusul, lebih besar, dilanjutkan oleh Belanda dengan menterror di Hilibobo dan membakar hangus kampung ini. Perlawanan yang hebat dari putera Nias dibuktikan lagi oleh fakta terakhir, tanggal 23 Juli 1863 Belanda mengadakan suatu "strafexpeditie" besar-besaran ke Orahili, Hiliboho, Botohisi dan Leulawaue.[8]

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Tengkuputeh. Aceh sepanjang abad, Mohammad Said. H 887
  2. ^ Tengkuputeh. Aceh sepanjang abad, Mohammad Said. H 887
  3. ^ Tengkuputeh. Aceh sepanjang abad, Mohammad Said. H 887
  4. ^ Tengkuputeh. Aceh sepanjang abad, Mohammad Said. H 887
  5. ^ Tengkuputeh. Aceh sepanjang abad, Mohammad Said. H 888
  6. ^ Tengkuputeh. Aceh sepanjang abad, Mohammad Said. H 888
  7. ^ Tengkuputeh. Aceh sepanjang abad, Mohammad Said. H 888
  8. ^ Tengkuputeh. Aceh sepanjang abad, Mohammad Said. H 888