Petikan suara
Petikan suara adalah kalimat atau frasa pendek yang mudah diingat, sering kali disertakan dalam pidato yang disampaikan oleh politisi, dan diulang-ulang di surat kabar, televisi, dan radio.[1]Istilah ini diciptakan oleh media Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Sejak saat itu, para politisi semakin sering menggunakan soundbite untuk merangkum pandangan mereka, serta berusaha keras mencegah soundbite dihasilkan dari rekaman audio dan video wawancara mereka.[2]Karena durasinya yang singkat, soundbite sering kali menutupi konteks yang lebih luas dari pernyataan aslinya dan dapat menyesatkan atau tidak akurat. Penyisipan soundbite ke dalam siaran berita atau dokumenter rentan terhadap manipulasi, yang dapat memicu konflik terkait etika jurnalistik.
Sejarah
suntingPada dekade 1960-an dan 1970-an, tekanan dari pengiklan pada industri televisi Amerika untuk menciptakan materi berita yang menghibur menjadikan petikan suara sebagai bagian penting dalam liputan politik. Para politisi mulai menggunakan teknik hubungan masyarakat untuk membangun citra diri dan slogan yang dapat menarik perhatian penonton televisi dan memastikan kemenangan mereka dalam kampanye.[3] Istilah petikan suara diciptakan pada akhir dekade 1970-an, beberapa tahun sebelum masa kepresidenan Ronald Reagan, yang terkenal dengan menggunakan frasa pendek dan berkesan seperti, "Tuan Gorbachev, runtuhkan tembok ini!" yang merujuk pada Tembok Berlin.[4]
Jurnalisme
suntingDalam jurnalisme, petikan suara digunakan untuk merangkum pandangan pembicara sekaligus meningkatkan minat pembaca atau penonton terhadap berita tersebut. Baik dalam jurnalisme cetak maupun penyiaran, petikan suara secara konvensional disandingkan dan diselingi dengan komentar dari jurnalis untuk membentuk sebuah berita. Sebuah laporan berita yang seimbang diharapkan mengandung petikan suara yang mewakili kedua sisi perdebatan.[5] Namun, teknik ini dapat menyebabkan pelaporan yang bias ketika petikan suara yang dipilih berdasarkan sensasionalisme atau digunakan untuk mempromosikan pandangan satu individu atau kelompok di atas pandangan yang lain.[6]
Dampak
suntingDalam bukunya The Sound Bite Society, Jeffrey Scheuer berpendapat bahwa petikan suara adalah produk dari meningkatnya kemampuan televisi atas semua bentuk komunikasi dan menghasilkan tren potongan informasi pendek dan menarik yang memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kondisi politik Amerika. Sebaliknya, Peggy Noonan berpendapat bahwa petikan suara telah memperoleh konotasi negatif, tetapi tidak secara sepenuhnya negatif. Ada petikan suara yang bersejarah, seperti "hal yang kita takuti adalah ketakutan itu sendiri", frasa paling terkenal dalam pidato pelantikan pertama Franklin D. Roosevelt—adalah contoh pembicara handal yang tanpa sadar dan "hanya mencoba dengan kata-kata untuk menangkap inti pemikiran yang ingin mereka komunikasikan."[7]
Referensi
sunting- ^ White, John Cassar (2023-08-14). "Dissecting the language of politics". Times of Malta (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-18.
- ^ Joanne Sujansky; Jan Ferri-Reed (2 June 2009). Keeping The Millennials: Why Companies Are Losing Billions in Turnover to This Generation- and What to Do About It . John Wiley & Sons. hlm. 174. ISBN 978-0-470-43851-0.
- ^ Kazin, Michael; Edwards, Rebecca; Rothman, Adam (2011-08-28). The Concise Princeton Encyclopedia of American Political History (dalam bahasa Inggris). Princeton University Press. hlm. 401. ISBN 978-0-691-15207-3.
- ^ Sujansky, Joanne Genova; Ferri-Reed, Jan (2009). Keeping the millennials : why companies are losing billions in turnover to this generation--and what to do about it. Internet Archive. Hoboken, NJ : John Wiley & Sons. hlm. 174. ISBN 978-0-470-43851-0.
- ^ Butler, Jeremy G. (2006). Television: Critical Methods and Applications (dalam bahasa Inggris). Taylor & Francis. hlm. 233. ISBN 978-1-4106-1474-2.
- ^ Wilkins, Lee; Christians, Clifford G. (2008). The Handbook of Mass Media Ethics (dalam bahasa Inggris). Taylor & Francis. hlm. 111. ISBN 978-0-203-89304-3.
- ^ Noonan, Peggy (2010). On Speaking Well: How to Give a Speech with Style, Substance, and Clarity (dalam bahasa Inggris). Harper Collins. hlm. 93. ISBN 978-0-06-203452-6.