Pecuk-padi hitam
Pecuk-padi Hitam | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | P. sulcirostris
|
Nama binomial | |
Phalacrocorax sulcirostris (Brandt, 1837)
|
Pecuk-padi hitam atau pecuk hitam (Phalacrocorax sulcirostris) adalah sejenis burung air anggota suku Phalacrocoracidae. Berukuran sedang, seluruh tubuh umumnya berwarna hitam. Burung ini hidup tersebar di Australasia hingga Jawa di barat. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Little Black Cormorant atau Little Black Shag.
Pengenalan
suntingBurung pecuk berukuran sedang, dari paruh ke ekor sekitar 61 sentimeter (24,0 in). Bulu-bulu berwarna hitam dengan kilau hijau atau ungu. Pada musim berbiak, terdapat bercak putih pada sisi kepala dan di belakang mata. Bulu penutup sayap berwarna abu-abu, sisi sayap hitam dan tampak seperti bersisik. Kulit muka dan kantung paruh abu-abu biru. Burung ini juga memiliki bau khas yang terbilang kurang sedap yang di hasilkan dari kelenjar bau pada ekornya. Iris hijau, paruh keabu-abuan, dan kaki hitam.[2]
Agihan dan status
suntingPecuk-padi hitam ditemukan menyebar luas di Australia, Papua, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali dan Jawa.[3] Burung ini juga ditemukan di bagian utara Selandia Baru.[4]
Burung ini merupakan penetap berbiak yang langka, namun pengunjung yang sangat umum di seluruh dataran rendah di Papua. Didapati secara lokal pada elevasi di atas 500 m dpl, dan ada beberapa catatan perjumpaan di sekitar ketinggian 1.200 m dpl di Pegunungan Tengah yang terbuka. Juga di Kepulauan Ferguson dan Kepulauan Aru.[5]
Pecuk-padi hitam tersebar luas di kawasan Wallacea. Burung ini merupakan jenis yang umum, dan dijumpai di sepanjang tahun. Tercatat kehadirannya di Butung, Sulawesi, Kepulauan Sula, Buru, Ambon, Seram, Halmahera, Bacan, Kepulauan Kai, Tanimbar, Timor, Sawu, Sumba, Flores, dan Lombok.[6]
Di Jawa dan Bali burung ini lebih jarang terdapat daripada pecuk-padi kecil. Namun sejak abad yang lalu wilayah sebarnya lebih meluas ke barat, dan sekarang pecuk-padi ini ditemukan bersarang di Jawa Timur dan Pulau Dua, Banten.[3] Pecuk ini juga merupakan pecuk yang paling umum di Pulau Rambut, Kepulauan Seribu.[2]
Kehadiran pecuk-padi hitam di Kalimantan bagian selatan diketahui dari empat spesimen yang dikoleksi di akhir abad-19. Sementara satu catatan dari Sumatra selatan mungkin merupakan burung pengunjung dari Jawa.[2]
Ekologi dan kebiasaan
suntingPecuk-padi hitam lebih bersifat burung perairan tawar, hampir selalu ditemukan di atau dekat air, di badan-badan air di pedalaman dan sesekali di dekat pantai.[7] Burung ini sering mengunjungi danau, kolam, dan muara; kadang-kadang tinggal di tepi laut dan dekat tambak.[2] Sesekali terlihat soliter,[3] burung-burung ini biasanya menggerombol, terutama sering terlihat di perairan terbuka yang banyak ikannya.[5] Pecuk-padi hitam terkadang juga menggerombol dalam jumlah besar, dan pulang ke sarangnya bersama-sama. Sesekali, burung-burung ini terbang membentuk formasi V.[7]
Makanan utamanya adalah ikan,[3] boleh dikatakan bahwa burung-burung ini adalah kelompok pemburu ikan, kaki yang berselaput membatunya berenang dengan cepat dan gesit sehingga mampu memburu ikan didalam air.[5] Proporsi ikan dalam makanannya lebih tinggi jika dibandingkan dengan pecuk-padi belang, yang menggemari dekapoda. Satu penelitian yang dilakukan di dua danau di New South Wales mendapatkan bahwa pecuk-padi hitam terutama memangsa ikan mas yang diintroduksi ke situ, proporsinya bahkan hingga lebih dari setengah bagian.
Pecuk-padi hitam bersarang bersama-sama dengan burung air lainnya. Sarangnya terbuat dari rerantingan, yang dibangun di puncak pepohonan bakau. Di Jawa Timur, musim berbiak tercatat berlangsung antara Desember hingga Maret. Telur-telurnya hijau terlapisi oleh lapisan kapur, lonjong, sejumlah dua atau tiga butir.[3]
Di Australia bagian selatan, burung ini berbiak sekali setahun, pada musim semi atau musim gugur. Telur-telurnya tiga hingga lima (jarang enam atau tujuh) butir, biru pucat, berukuran 48 x 32 mm. Sarangnya dibangun di atas pohon yang tergenang, acap berdekatan dengan sarang-sarang burung air lainnya seperti jenis pecuk yang lain, cangak, ibis, dan ibis-sendok.[8]
Catatan kaki
sunting- ^ BirdLife International (2012). "Phalacrocorax sulcirostris". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2012.1. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 16 July 2012.
- ^ a b c d MacKinnon, J., K. Phillipps, & B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Puslitbang Biologi LIPI dan BirdLife IP. Hal. 54 ISBN 979-579-013-7
- ^ a b c d e MacKinnon, J. 1990. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Penerbit Universitas Gadjah Mada. Hal. 62-63 ISBN 979-420-150-2
- ^ Falla, Robert Alexander; Sibson, Richard Broadley; Turbott, Evan Graham (1972) [1966]. The New Guide to the Birds of New Zealand. Collins. hlm. 67. ISBN 0-00-212022-4.
- ^ a b c Beehler, B.M., T.K. Pratt, & D.A. Zimmerman. 2001. Burung-burung di Kawasan Papua. Puslitbang Biologi LIPI dan BirdLife IP. Hal. 62-63 ISBN 979-95794-2-2
- ^ Coates, B.J., K.D. Bishop, D. Gardner. 2000. Panduan Lapangan Burung-burung di Kawasan Wallacea. BirdLife IP dan Dove Publication. Hal. 46 ISBN 979-579-037-4
- ^ a b "Little Black Cormorant". Australian Museum - Birds in Backyards. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-07. Diakses tanggal 2 August 2012.
- ^ Beruldsen, Gordon (2003). Australian Birds: Their Nests and Eggs. Kenmore Hills, Qld: self. hlm. 191. ISBN 0-646-42798-9.