Philippe I dari Flandria

count Flandria dari 1168 hingga 1191

Philippe dari Alsace (1143 – 1 Agustus 1191) merupakan seorang Comte Flandria dari tahun 1168 sampai 1191. Ia menggantikan ayahandanya Thierry dari Alsace.

Philippe I
Comte Artois
PasanganÉlisabeth dari Vermandois, Teresa dari Portugal
Keluarga bangsawanWangsa Artois
BapakThierry dari Flandria
IbuSibylle dari Anjou
Lahir1143
Meninggal1 Agustus 1191

Sejarah dan Keluarga

sunting

Comte Flandria

sunting

Pemerintahannya dimulai pada tahun 1157, ketika ia bertindak sebagai rekan pemimpin ayahandanya, Thierry, yang kerap absen untuk perang salib. Ia mengalahkan Floris III dari Holland dan menghentikan pembajakan. Floris ditangkap di Bruges dan dipenjarakan sampai tahun 1167, pada saat ia sedang ditebus di dalam pertukaran untuk pengakuan kedaulatan Flemish atas Zeeland. Melalui warisan, Philippe juga memulihkan wilayh-wilayah Flandria di Waasland dan Quatre-Métiers.

Pada tahun 1159 Philippe menikahi Élisabeth, yang juga dikenal sebagai Isabelle, putri sulung Raoul I dan Pétronille. Ketika saudara iparnya meninggal (1167), istrinya menjadi ahli waris kabupaten Vermandois. Hal ini mendorong otoritas Flemish lebih jauh ke selatan, ke arah yang lebih besar sejauh ini, dan benar-benar mengancam perubahan keseimbangan kekuasaan di bagian utara Prancis.

Philippe memimpin dengan bijaksana dengan bantuan Robert d'Aire, yang peranannya seimbang dengan seorang perdana menteri. Mereka mendirikan sebuah sistem administratif dan hubungan luar negeri Philippe yang sangat baik. Ia menegahi perselisihan di antara Louis VII dari Prancis dan Henry II dari Inggris, antara Henry II dan Thomas Becket, dan perjodohan saudarinya Marguerite I dengan Baudouin V dari Hainaut.

Philippe dan Élisabeth tidak memiliki keturunan. Pada tahun 1175, Philippe memergoki perselingkuhan Élisabeth dan ia memiliki seorang kekasih, Walter de Fontaines, yang dihajar sampai tewas. Philippe kemudian mendapatkan kendali penuh atas wilayah-wilayahnya di Vermandois dari Raja Louis VII dari Prancis. Saudara Philippe Mathieu dari Alsace dan Pierre juga meninggal tanpa keturunan, oleh karena itu pada tahun 1177, sebelum pergi ke perang salib, ia menunjuk Marguerite dan Baudouin sebagai ahli warisnya.

Perang Salib Pertama Philippe

sunting

Di Tanah Suci, Philippe berharap untuk ambil bagian di dalam rencana penyerangan Mesir, dengan tujuan tentara salib telah bersekutu dengan Kekaisaran Romawi Timur. Armada Kekaisaran Timur sebesar 150 kapal menunggu di Akko ketika Philippe tiba pada tanggal 2 Agustus. Namun Philippe memiliki rencana lain. Ia dan Raja Baudouin IV dari Yerusalem adalah sepupu pertama, mereka memiliki kakek yang sama, Raja Foulques, yang memiliki seorang putri dari pernikahan pertamanya, Sibylle dari Anjou, adalah ibunda Philippe. Baudouin IV menderita penyakit Hansen dan tidak memiliki keturunan, dan menawarkan Philippe Kerajaan Yerusalem karena saudara terdekatnya saat itu hadir disana. Philippe menolak baik pimpinan tersebut dan juga komando pasukan kerajaan dengan dalih bahwa ia berada disana hanya untuk berziarah. Kemudian Baudouin menunjuk Renaud dari Châtillon, kepada siapa Philippe akan bertindak sebagai asisten. Seperti yang diungkapkan oleh William dari Tyre, "dengan situasi ini, Comte tersebut akhirnya mengungkapkan rahasia di dalam pikirannya dan tidak mencoba untuk menyembunyikan apa yang menjadi akhir dari seluruh rencananya." Ia datang untuk membuat vasalnya sendiri menikah dengan sepupunya, saudari Baudouin Puteri Sibylle dan saudari tiri Puteri Isabelle.

Suami Sibylle Guglielmo dari Montferrat baru saja meninggal, meninggalkan istrinya yang sedang hamil dengan calon Baudouin V. William dari Tyre, kepala negosiator di dalam sengketa ini, memberitahukan comte tersebut bahwa ini adalah tindakan yang tidak tepat untuk menikahkannya secepat itu. Menurut babad Ernoul, Philippe juga ditolak oleh Raimondo III dari Tripoli,yang juga menuntut kabupaten tersebut, serta para pendukung Raimondo dari Ibelin, yang berharap untuk menikahkan putri-putri itu kedalam keluarga mereka sendiri. Baudouin dari Ibelin menghina comte tersebut didepan umum. Philippe meninggalkan Yerusalem pada bulan Oktober untuk kampanye di utara Kepangeranan Antiokhia, berpartisipasi di dalam penyerangan gagal Harim sebelum kembali pulang. Sementara itu, aliansi Kekaisaran Timur melawan Mesir diabaikan. Pada bulan November Baudouin IV dan Renaud mengalahkan Salahuddin Ayyubi di dalam Pertempuran Montgisard.

Perang dengan Prancis

sunting

Philippe kembali dari Palestina pada tahun 1179, pada saat Louis VII jatuh sakit dan menunjuk pelindung untuk putranyayang masih bocah Philippe II. Setahun kemudian, Philippe dari Alsace dan anak didiknya menikah dengan keponakannya, Isabelle dari Hainaut, menyerahkan Kabupaten Artois dan beberapa wilayah Flemish lainnya sebagai maskawin, yang banyak mencemaskan Baudouin V.[1] Ketika Louis VII meninggal, Philippe II mulai menyatakan kemerdekaannya. Perang pecah pada tahun 1180. Picardie dan Île-de-France hancur. Raja Philippe menolak untuk berperang secara terbuka dan meraih kemenangan. Baudouin V, awalnya bersekutu dengan saudara iparnya, ikut campur pada tahun 1184 atas nama menantunya, Raja Philippe, untuk mendukung kepentingan putrinya.[2] Sengketa di antara Comte Philippe dan Baudouin didorong oleh Raja Philippe, sampai sejauh menunjuk Baudouin sebagai wakilnya di dalam negosiasi dengan Comte itu.

Istri Comte Philippe, Élisabeth, meninggal pada tahun 1183, mendorong Raja Philippe untuk merebut provinsi Vermandois atas nama saudari Élisabeth, Éléonore. Philippe kemudian menikah lagi dengan Infanta Matilde dari Portugal, putri Afonso I, raja pertama Portugal, dan Maud dari Savoia. Philippe memberikan Matilde maskawin yang termasuk sejumlah kota-kota penting Flemish, yang terlihat jelas lebih sedikit dari Baudouin V.[2] Khawatir bahwa ia akan dikelilingi oleh domain kerajaan Prancis dan Kabupaten Hainaut, Comte Philippe menandatangani sebuah perjanjian damai dengan Raja Philippe II dan Comte Baudouin V pada tanggal 10 Maret 1186, yang mengakui pengambilalihan Vermandois kepada raja, meskipun ia diizinkan untuk mempertahankan gelar Comte Vermandois selama hidupnya.

Perang Salib Kedua dan Kematian Philippe

sunting

Pada tahun 1190 Philippe bergabung di dalam perang salib untuk yang kedua kalinya dan bergabung dengan Flemish yang telah pergi ke Palestina. Setelah tiba di Pengepungan Akko, ia terjangkit sebuah wabah yang melanda kamp tentara salib, ia meninggal pada tanggal 1 Agustus 1191. Jenazahnya dibawa pulang oleh istrinya, yang bertindak sebagai wali ketika ia absen. Philippe dimakamkan di Biara Clairvaux. Karena ia tidak memiliki keturunan dengan Comtesse Matilde, ia digantikan oleh saudarinya Marguerite dan saudara iparnya, Baudouin, yang kemudian memimpin sebagai Baudouin VII.[2]

Peninggalan

sunting

Philippe tampaknya mewakili akhir dari satu jenis dunia feodal dan awal dari sebuah tipe baru kedaulatan, yang dipraktikkan oleh Raja Philippe: untuk yang pertama kalinya, seorang raja Prancis memerintah Comte Flandria. Meskipun biaya perang yang mahal, ekspansi ekonomi dari Flandria tidak berhenti, seperti yang disaksikan oleh sejumlah perjanjian yang ditandatangani oleh Comte Philippe. Pada akhir masa pemerintahannya, kabupaten tersebut telah memasuki masa kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Philippe mungkin telah menjadi pelindung Chrétien de Troyes sementara ia menulis roman terakhirnya, Perceval, kisah Grail.[3] Pada baris pembukaan, Chrétien memberikan Philippe "pujian berlebihan" (Roach, Frappier, Hilka, et al.) untuk memberikannya buku yang diadaptasi kedalam "kisah terbaik yang pernah diceritakan di dalam istana". Karya yang jelas dimulai kira-kira sebelum kematian Philippe, masih belum terselesaikan.

Catatan

sunting
  1. ^ Wolff, pp. 281–282.
  2. ^ a b c Wolff, p. 282.
  3. ^ Lacy, Norris J. (1991). "Chrétien de Troyes". In Norris J. Lacy, The New Arthurian Encyclopedia, pp. 88–91. New York: Garland. ISBN 0-8240-4377-4.

Referensi

sunting
  • Jim Bradbury, Philip Augustus, 1998.
  • Robert Payne, The Dream and the Tomb, 1984.
  • Bernard Hamilton, "Women in the Crusader States: The Queens of Jerusalem", in Medieval Women, edited by Derek Baker. Ecclesiastical History Society, 1978.
  • Lacy, Norris J. (Ed.) (1991). The New Arthurian Encyclopedia. New York: Garland. ISBN 0-8240-4377-4.
  • Steven Runciman, A History of the Crusades, vol. II: The Kingdom of Jerusalem. Cambridge University Press, 1952.
  • William of Tyre, A History of Deeds Done Beyond the Sea. E. A. Babcock and A. C. Krey, trans. Columbia University Press, 1943.
  • Wolff, Robert Lee (July 1952), "Baldwin of Flanders and Hainaut, First Latin Emperor of Constantinople: His Life, Death, and Resurrection, 1172–1225", Speculum 27 (3): 281–322.
Didahului oleh:
Thierry
Comte Flandria  
1168–1191
Diteruskan oleh:
Marguerite I
Didahului oleh:
Raoul II
Comte Vermandois
1167–1183
bersama dengan Élisabeth
Diteruskan oleh:
Eléonore