FN Minimi

senapan mesin ringan yang diproduksi oleh perusahaan senjata Belgia Fabrique Nationale de Herstal (FN) dan anak perusahaannya.
(Dialihkan dari Pindad SM3)

FN Minimi, (bahasa Prancis: Mini-mitrailleuse, senapan mesin mini) adalah senapan mesin ringan yang diproduksi oleh perusahaan senjata Belgia Fabrique Nationale de Herstal (FN) dan anak perusahaannya. FN Minimi menjadi salah satu senjata yang revolusioner dan sangat legendaris, karena menghasilkan kelas baru: SAW (Squad Automatic Weapon), alias senapan mesin yang mandiri di mana sang operator berfungsi ganda sebagai penembak dan penjaga sabuk peluru, serta bisa ditembakkan dari posisi bahu seperti layaknya senapan serbu namun dengan kapasitas sekelas senapan mesin ( 100 atau 200 sabuk peluru ).

FN Minimi

FN Minimi
Jenis Senapan Mesin Ringan (SMR)
Senapan Mesin Regu
Negara asal Belgia
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1979 - sekarang
Digunakan oleh AS, Belgia, Indonesia, Jerman, Afrika Selatan, Italia, Bulgaria, Kanada, Meksiko, Cina, Mesir, Prancis, Ceko, Swedia, Inggris, dan lebih dari 30 negara.
Sejarah produksi
Perancang Maurice Bourlet
Produsen FN Herstal
Varian M249 SAW
Spesifikasi
Berat kosong 6.2 kg, terisi dengan 200 peluru 10,6 kg
Panjang 1.038 mm (41 in)
Panjang laras 465 mm (18 in)

Peluru 5.56 x 45 mm NATO
Kaliber 5.56 mm
Mekanisme operasi gas, bolt terbuka
Rata² tembakan 750 - 1000 butir/menit dengan sabuk amunisi
Kecepatan peluru 968 meter / detik
Jarak efektif maksimum 1500 m
Jarak jangkauan 2000m
Amunisi Sabuk M27 1000-butir sekali pakai,
Sabuk 500 atau 1000-butir daur ulang,
Magazen Beta-C 500-butir,
Magazen STANAG 150-butir
Alat bidik Penjerat drum dan pisir bentuk daun (FN Minimi), ghost-ring trademark HK (M249)

Sejarah

sunting

FN Minimi didesain oleh Maurice Bourlet dari perusahaan FN. Pada kala itu, dunia hanya mengenal senapan mesin ringan dan berat. Bourlet menginginkan senapan mesin ringan, tetapi yang mandiri, karena pada saat itu, senapan mesin ringan masih dibawa oleh 2 orang, yaitu penembak dan penjaga peluru. Sementara untuk senapan mesin mandiri, hanya mengenal yang namanya LSW (Light Support Weapon), yaitu senapan serbu namun ditambah beratnya. Tentu sistem ini tidak praktis untuk menjaga tembakan yang terus menerus. Kalaupun untuk senapan mesin sedang sekelas GPMG tidak praktis untuk dibawa per regu.

Apalagi pada waktu itu Soviet nyaris menciptakan senjata yang di idam-idamankan Bourlet, yaitu dengan hadirnya RPD. Sementara dari pihak NATO sangat memprihatinkan, karena belum ada senapan mesin di NATO yang menyamai RPD. Apalagi dikala itu dunia lagi ribet dengan kaliber 7.62mm dan 5.56mm. Dan akhirnya keputusan Bourlet yang menentukan: memilih kaliber 5.56mm untuk FN Minimi. Karena kaliber ini dianggap mumpuni untuk persyaratan senjata Bourlet dengan daya tolak yang kecil, ringan, dan mampu menghasilkan cylic rate tinggi.

Setelah mendapatkan persetujuan dari direktur FN, Bourlet memulai proyek ini. Pada saat mencari personel, Bourlet menerima banyak dukungan, tetapi juga kecaman dan kritik. Sebagian mengatakan akan menjadi hal yang revolusioner jika hal ini berhasil, tetapi yang lain mengatakan hal ini tidak mungkin. Namun Bourlet tetap lanjut hingga akhirnya memperoleh kru. Bourlet dibantu oleh Diegonaive Saivee, salah satu perancang FN yang legendaris yang telah menghasilkan FN FAL.

Perancangan

sunting

Dengan basis RPD, Bourlet memulai proyeknya. Pada awalnya, semua kru banyak yang memprotes atas kaliber 5.56mm. Namun dengan kaliber 7.62, mustahil untuk menciptakan SAW. Apalagi untuk kaliber 7.62mm, FN sudah punya FN MAG.

Bourlet mendesain dengan bolt terbuka dan sistem operasi gas. Sementara untuk recoil, Bourlet mendesain sedemikian rupa hingga pas untuk senapan serbu dan senapan mesin. Sementara untuk sistem blowback recoil, Bourlet mendesainnya selaras dengan tabung gas. Hal ini dilakukan supaya cylic-rate nya tetap konstan dan senjata tahan dari gangguan luar layaknya AK-47. Sementara untuk pengisian peluru, Diegonaive Saivee menunjukkan kecemerlangannya yaitu dengan sistem dual feed purpose, yaitu sistem pengisian yang mampu menerima sabuk peluru dan magasen (namun dengan kode STANAG seperti milik M-16). Karena, untuk memasok peluru yang banyak namun mandiri, diperlukan sabuk peluru, bukan magazen drum yang dinilai tidak praktis. Untuk membuat gerakan sabuk peluru halus (maksudnya tidak usah direntangkan horizontal supaya tidak merusak mulut magasen), dibuat mulut magasen seperti senapan serbu. Ide inilah yang menjadi kontribusi terbesar untuk FN Minimi.

Sementara untuk sistem pembidik, FN menggunakan pembidik yang sama seperti FN MAG dan FN FAL yaitu penjera drum dengan pisir bentuk daun. Untuk bukaan penjera, bisa untuk jarak 100 m sampai 500 m. Beralih ke sistem laras, FN menggunakan laras berat dengan sistem Quick Change Barrel. Sistem ini dinilai efektif untuk medan pertempuran. Sementara itu, untuk sistem bipod, FN sudah menyediakan inovasinya yang baru. Bipod mampu dibuat dalam setelan tiga ketinggian dan dapat beroperasi di medan yang miring.

Dengan segala kelebihannya, di atas kertas boleh dibilang FN Minimi sangat revolusioner untuk di zamannya. Proyek Bourlet dimulai pada tahun 1972 dan selesai di 1978. Hingga akhirnya mendapat tender internasional untuk percobaan dari AS dan Inggris yang menilai senjata ini sangat bagus.

Uji Coba

sunting

Tepat saat selesainya FN Minimi, AS mengadakan tender untuk mencari senapan mesin ringan. AS membeli sekitar 18 sampel FN Minimi untuk diujikan dengan nama kode XM 249. Pesaing XM249 tidak sembarangan karena dari Colt sudah membuat M-16 HBAR serta dari perusahaan ternama Heckler and Koch membuat MG-21. Ujian meliputi daya tahan senjata, akurasi, keluwesan, dan rentetan tembakan.

Benar saja, FN Minimi langsung menunjukkan superioritasnya. Dibuktikan dengan ujian rentetan tembakan, FN Minimi mampu menembakkan 8.657 peluru 5.56mm tanpa mengalami kerusakan parah dan larasnya masih kuat. Beda dengan M-16 HBAR yang pada tembakan ke 3.000 langsung drop. MG-21 justru menjadi pecundang dengan macetnya sirkulasi sabuk peluru. Sementara itu, FN Minimi mampu ditembakkan di air, lumpur, pasir tanpa macet seperti layaknya AK-47! Sementara untuk akurasi, semua pihak dibuat takjub, karena untuk penembakan di posisi bahu tanpa bipod, FN Minimi mempunyai akurasi seperti senapan serbu serta punya daya tolak yang kecil walaupun dengan rentetan panjang! Bahkan untuk menghantam target di jarak 500 m masih bisa. Apalagi untuk penembakan dengan bipod, FN Minimi bisa mencapai jarak efektif 1000 m. Bahkan Minimi bisa mendekati kelas senapan mesin multifungsi bila seandainya menggunakan kaliber 7.62mmm (belakangan FN Herstal sendiri memasarkan varian Minimi dengan kaliber 7.62 mm, dioperasikan oleh Australia dengan nama Maximi dan Komando Operasi Khusus Amerika Serikat dengan nama Mk 48, serta Selandia Baru dan Inggris).

Hingga akhirnya Minimi memenangi tender militer Amerika Serikat untuk pemilihan senjata mesin ringan standar yang baru. Minimi diadopsi dan diberi nama M249, dan diproduksi oleh anak perusahaan FN di Amerika Serikat, FNH USA (FNMI atau FN Manufacturing in USA). Sejak saat itu Minimi mulai banyak dipakai di negara lain, terutama negara-negara NATO. Bahkan Inggris langsung membeli FN Minimi. Setelah Inggris dan AS membeli FN Minimi, otomatis senjata ini menjadi senjata primadona di seluruh dunia. Bahkan di kawasan Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, Republik Tiongkok dan Indonesia juga kedapatan membeli Minimi. Sebagian besar negara-negara di Asia tersebut memperoleh lisensi dan diproduksi secara mandiri, masing masing adalah sebagai berikut:

  • Sumitomo Minimi, Minimi versi Jepang dari perusahaan Sumitomo;
  • T75, Minimi versi Taiwan (Republik Tiongkok);
  • Daewoo K3, Minimi versi Korea Selatan buatan Daewoo Precision Industries (sekarang S&T Motiv); dan
  • Pindad SM3, Minimi versi Indonesia buatan PT Pindad.

Pranala luar

sunting