Pleonasme adalah majas yang bermakna sama untuk menegaskan suatu hal.[1] Pleonasme lazimnya dipakai untuk penegasan ataupun untuk memperkuat sifat ekspresif kalimat.[2] Dalam pleonasme terjadi pengulangan kata didalam kalimat yang memiliki arti yang sama atau jelas. Hampir setiap kalimat dalam penulisan mengandung pleonasme. Orang sering menggunakan bahasa dan gaya penulisan kata yang berlebihan. Masalahnya adalah bahwa sering terjadi kata kata yang tidak berguna karena jika kata-kata itu dihilangkan tidak akan mengubah isi dari informasi yang terdapat dalam sebuah kalimat tersebut. Dampak dari pemborosan kata ini yaitu kalimat menjadi membingungkan karena terjadi pengulangan kata yang memiliki arti yang sama dan penegas yang sudah ada.[3]

Contoh kalimat yang menggunakan majas pleonasme adalah:

Dia turun ke bawah.

Kalimat tersebut mengandung pleonasme karena terjadi pemborosan makna kata. Kata turun dalam kalimat tersebut tidak perlu ditambah kata ke bawah karena turun sudah pasti ke bawah.

Saya sudah melihat kejadian itu dengan mata kepala saya sendiri.

Kalimat tersebut tidak memerlukan kalimat dengan mata kepala saya sendiri karena dalam kalimat saya sudah melihat kejadian itu sudah menjelaskan ada yang melihat sebuah kejadian secara langsung sehingga tidak diperlukan lagi penegasan makna.

Referensi sunting

  1. ^ Hendra Kasmi. "Kajian Majas Pada Artikel Jurnalisme Warga Serambi Imdonesia". Jurnal Metamorfosa. 8 (2): 222. ISSN 2338-0306. 
  2. ^ Mistrík, Jozef (1993). "pleonazmus". Encyklopédia jazykovedy (edisi ke-1). Bratislava: Obzor. hlm. 325. ISBN 8021502509. OCLC 29200758. 
  3. ^ Lucky Valatehan, Muhammad Fachrurrozi, Osvari Arsalan. "Identifikasi Kalimat Pemborosan Menggunakan Rule Based Reasoning". Annual Research Seminar. 2 (1): 205. ISBN 979-587-626-0.