Poros Tengah

koalisi partai-partai Islam di Indonesia

Poros Tengah adalah istilah yang mengacu kepada koalisi partai-partai Islam yang dibentuk setelah Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) memenangkan pemilihan umum legislatif Indonesia 1999. Sebelumnya, pada Juni 1999, PDI-P telah memenangkan pemilihan umum dengan persentase 33%. Mengingat bahwa presiden dipilih oleh Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada masa itu, Megawati diperkirakan akan menjadi presiden. Namun, pada 7 Oktober 1999, Amien Rais membentuk Poros Tengah yang terdiri dari partai-partai berasaskan Islam, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan (PK), dan Partai Bulan Bintang (PBB).[1] Koalisi ini mengangkat Abdurrahman Wahid sebagai calon presiden ketiga yang bersaing langsung dengan Megawati dan Bacharuddin Jusuf Habibie.[2] Setelah MPR menolak pidato pertanggungjawaban Habibie, Partai Golkar menyatakan akan mendukung Gus Dur, dan pada tanggal 20 Oktober 1999 Gus Dur terpilih sebagai presiden dengan perolehan 373 suara, sementara Megawati hanya mendapatkan 313 suara.[3] Sebagai kompromi, Gus Dur meyakinkan Megawati untuk ikut dalam pemilihan wakil presiden, dan pada 21 Oktober 1999 Megawati terpilih sebagai wakil presiden perempuan pertama Indonesia.

Amien Rais, pembentuk Poros Tengah

Lima belas tahun kemudian, konsep Poros Tengah kembali mencuat selama pemilihan umum Presiden Indonesia 2014. Terdapat usulan agar partai-partai Islam membentuk koalisi untuk mengusung calon presidennya sendiri yang akan bersaing dengan Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Namun, Amien Rais mengakui bahwa peluang terbentuknya Poros Tengah hampir mustahil karena partai-partai Islam dinilai sudah tidak kompak seperti dahulu.[4]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Gus Nuril Soko Tunggal, Khoerul Rosyadi (2010), Ritual Gus Dur dan Rahasia Kewaliannya. Yogyakarta: Galangpress, hlm. 81.
  2. ^ Barton, Greg (2002). Abdurrahman Wahid: Muslim Democrat, Indonesian President. Sydney: University of New South Wales Press. hlm. 281. ISBN 978-0-86840-405-9. 
  3. ^ Conceicao, J.F. (2005). Indonesia's Six Years of Living Dangerously. Singapore: Horizon Books. hlm. 9. ISBN 981-05-2307-6. 
  4. ^ "Amien Rais Akui Poros Tengah Hampir Mustahil". Tempo. 16 September 2013. Diakses tanggal 28 September 2017.