Prasasti Tuk Mas (harafiah berarti "mata air emas"), yang juga disebut Prasasti Dakawu, adalah sebuah prasasti yang dipahatkan pada batu alam besar yang berdiri di dekat suatu mata air, yang ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang.[1] Prasasti Tuk Mas dipahat dengan aksara Pallawa dan dalam bahasa Sanskerta.[2] Bentuk aksaranya lebih muda daripada aksara masa Purnawarman,[3] dan diperkirakan berasal dari sekitar abad ke-6 hingga abad ke-7 M.[2][3][4]

Aksara prasasti ini sudah banyak yang rusak. Namun bagian yang masih dapat dibaca antara lain menyebutkan adanya sebuah sungai yang mengalir bagaikan Sungai Gangga di India.[5] Pada prasasti ini terdapat pula lukisan alat-alat, seperti trisula, kendi, kapak, sangkha, cakra, dan bunga tunjung.[1]

Teks prasasti

sunting

Berikut alih aksara teks prasasti menurut Drs. Boechari:[1]

  1. kwacit parwwatasānujātā
  2. kwacic chilawaluka nirggateyam
  3. kwacit prakirņna śubhasitatoya sam-
  4. prasutam — .. — waganga


Terjemahan

1. (Mata air) yang airnya jernih dan dingin ini dan yang keluar

2. Dari batu atau pasir ke tempat yang banyak bunganya tunjung putih

3. Serta mengalir ke sana –sini

4. Setelah menjadi satu lalu mengalir seperti sungai Gangga

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, (2008), Sejarah nasional Indonesia: Zaman Kuno[pranala nonaktif permanen], Edisi Pemutakhiran, Cet. II hlm. 128, PT Balai Pustaka, Jakarta. ISBN 979-407-408-X.
  2. ^ a b Rahardjo, Supratikno (2011). Peradaban Jawa: Dari Mataram Kuno sampai Majapahit Akhir, cet. 2, hlm. 412. Komunitas Bambu, Jakarta. ISBN 979-3731-90-7.
  3. ^ a b N.J. Krom, 1931, Hindu-Javaansche Geschiedenis, Den Haag: Martinus Nijhoff, hlm. 103.
  4. ^ J.G. de Casparis, 1975, Indonesian Palaeography: A History of Writing in Indonesia from the beginnings to c. AD 1500, Leiden/Koln, hlm 23-24.
  5. ^ H. Kern, "Het Sanskrit-inschrift van Tuk Mas (Dakawu, res. Kedu; ±500 AD)", VG, VII, 1917, hlm. 199-204.