Protein "Spike" SARS-CoV-2


Protein "Spike": Kunci Penetrasi Virus Korona Terhadap Inang Biologis sunting

Sindrom pernapasan akut berat 2 atau severe acute respiratory syndrome (SARS) merupakan penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh infeksi virus korona 2 atau SARS-CoV-2. Penyakit ini dikenal sebagai penyakit yang mematikan karena pada awalnya belum pernah diidentifikasi pada manusia, melainkan pada hewan tertentu sebagai reservoir.[1] Ditinjau dari banyak kasus yang telah terjadi, virus ini dapat menyebabkan infeksi pernapasan berat seperti infeksi paru-paru (pneumonia).[2] Berdasarkan pengelompokannya, SARS-CoV-2 tergolong ke dalam famili Coronaviridae dan genus Betacoronavirus,[3] yakni genus yang sama dengan virus SARS dan MERS.[1] Transmisi virus korona dimulai dengan masuknya droplet[4] ke saluran pernapasan dan pada banyak kasus transmisi ini disebabkan oleh adanya kontak fisik dengan penderita.[5] Virus ini pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember 2019 di Kota Wuhan yang merupakan ibukota Provinsi Hubei, Tiongkok.[6] Pada bulan Januari 2020, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO menyatakan wabah penyakit yang disebabkan oleh virus ini sebagai kondisi darurat kesehatan masyarakat yang dan tengah menjadi perhatian internasional (PHEIC),[7] maknanya masalah ini berada di tingkat alarm tertinggi WHO.[8]

Struktur dan Fungsi sunting

"Spike" sebagai Kunci Penetrasi sunting

Afektor sunting

Inhibitor sunting

  1. ^ a b Azmi, S. Z. K., Sunarno, S., Rahmah, S. A., Andriani, M., Farobi, A. R. L & Ahlina, L. N (2021). "Utilization of Quercetin Flavonoid Compounds in Red Onion (Allium cepa L.) as Inhibitor of Spike Sars-CoV-2 Protein against ACE2 Receptors". Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education. 13 (3): 356–362. doi:http://dx.doi.org/10.15294/biosaintifika.v13i3.32027 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  2. ^ Zheng, Ying-Ying; Ma, Yi-Tong; Zhang, Jin-Ying; Xie, Xiang (2020-03-30). "Reply to: 'Interaction between RAAS inhibitors and ACE2 in the context of COVID-19'". Nature Reviews Cardiology. 17 (5): 313–314. doi:10.1038/s41569-020-0369-9. ISSN 1759-5002. 
  3. ^ Lu, R., Zhao, X., Li, J., Niu, P., Yang, B., Wu, H., Wang, W., Song, H., Huang, B., Zhu, N., Bi, Y., Ma, X., Zhan, F., Wang, L., Hu, T., Zhou, H., Hu, Z., Zhou, W., Zhao, L., … Tan, W. (2020). "Genomic characterisation and epidemiology of 2019 novel coronavirus: implications for virus origins and receptor binding". The Lancet: 395:565–574. doi:https://doi.org/10.1016/S0140- 6736(20)30251-8. Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  4. ^ Consensus document on the epidemiology of severe acute respiratory syndrome (SARS). World Health Organization. 2003. hdl:10665/70863
  5. ^ McFee, R.B. (2020-09). "Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS, SARS CoV)". Disease-a-Month. 66 (9): 101062. doi:10.1016/j.disamonth.2020.101062. ISSN 0011-5029. 
  6. ^ Zhang, Y.-Z.; et al. (12 Januari 2020). "Wuhan seafood market pneumonia virus isolate Wuhan-Hu-1, complete genome". GenBank. Bethesda MD.
  7. ^ "Virus corona: Wabah terus menyebar ke sejumlah negara di luar China, WHO nyatakan 'darurat kesehatan global'". BBC Indonesia. 30 Januari 2020. Diakses tanggal 08 Februari 2022.
  8. ^ Dio Prasasti, Giovani (30 Januari 2020). "Resmi, WHO Nyatakan Wabah Virus Corona Darurat Kesehatan Global". Liputan6.com. Diakses tanggal 08 Februari 2022.