Protes Penduduk asli Republik Tiongkok di Adimarga Ketagalan


Protes Penduduk asli Republik Tiongkok di Adimarga Ketagalan merupakan protes yang dilakukan oleh penduduk asli Republik Tiongkok yang dilakukan pertama kali di Adimarga Ketagalan di Kota Taipei oleh penduduk asli Taiwan pada bulan Februari 2017 untuk meminta pengakuan resmi atas tanah yang menjadi tempat tinggal mereka sebagai tanah adat yang lebih resmi atas tanah yang menjadi tempat tinggal mereka sebagai tanah adat.[1] khususnya untuk wilayah milik pribadi yang dikecualikan untuk juga ditunjuk sebagai wilayah adat berdasarkan peraturan yang diajukan oleh Dewan Masyarakat Adat pada bulan Februari 2017.[2]

Protes penduduk asli Republik Tiongkok di Ketagalan Boulevard protest (凱道部落)
TanggalHingga 23 Februari 2017 (2566 hari)
Lokasi
  • Adimarga Ketagalan
    25°02′22″N 121°30′55″E / 25.03944°N 121.51528°E / 25.03944; 121.51528(sampai 3 Juni 2017)
  • Stasiun Rumah Sakit Universitas Republik Tiongkok Exit 1
    25°02′27.49″N 121°30′56.77″E / 25.0409694°N 121.5157694°E / 25.0409694; 121.5157694(hingga 3 Juni 2017)
  • Metode
  • Protes
  • Pendudukan
  • Tanpa kekerasan
  • Pihak terlibat
    Tokoh utama
  • Panay Kusui (巴奈·庫穗)
  • Nabu Husungan Istanda (那布)
  • Mayaw Biho (馬躍·比吼)
  • Beberapa tokoh yang memimpin protes adalah aktivis Panay Kusui (巴奈·庫穗) bersama suaminya Nabu Husungan Istanda (那布)[3] serta sutradara film dokumenter, Mayaw Biho (馬躍·比吼).[1] Salah satu slogan gerakan ini adalah "Tidak ada orang luar" ( Hanzi: 沒有人是局外人) .[4][5]

    Sejarah sunting

     
    Tenda tempat tinggal selama protes

    Pada tanggal 14 Februari 2017, Dewan Penduduk Asli mengadakan konferensi pers terkait "Peraturan Pembatasan Wilayah Tanah Adat" ( Hanzi: 原住民族土地或部落範圍土地劃設辦法 ) yang dilanjutkan pada 18 Februari 2017 dengan secara resmi mengumumkan peraturan tersebut. Dikarenakan peraturan ini mengecualikan tanah pribadi sebagai bagian dari tanah adat sesuai dalam rancangan proposal peraturan, hanya sekitar delapan ratus ribu hektar tanah yang akan bisa diakui sebagai tanah adat dari sekitar 1,8 juta hektar lahan yang ditemukan dari survei yang dilakukan pada tahun 2007.[6] Hal ini lah yang menjadi alsan dimulainya protes pada tanggal 23 Februari 2017 di Adimarga Ketagalan .[1]

    Pada tanggal 4 Juni 2017, perlengkapan tempat tinggal serta fasilitas dirobohkan oleh 100 pasukan polisi bersama Environmental Protection Administration (EPA). para aktivis memindahkan aksi protes ke Stasiun Rumah Sakit Taipei Metro Universitas Nasional Republik Tiongkok di tengah hujan lebat.[7]

    Dukungan dari aktivis sunting

    Pemimpin Gerakan Mahasiswa Bunga Matahari, Lin Fei-fan (林飛帆) bergabung pada hari pertama protes.[6] Kemudian pada tanggal 28 Februari 2017 yang juga bertepatan dengan pada Hari Peringatan Perdamaian ( Hanzi: 228和平紀念日 ) untuk mengenang Peristiwa 228, Lin Fei-fan kembali bergabung dalam protes dan menerbitkan semua esai yang menyatakan bahwa "berdiri bersama dengan Penduduk Asli Tiongkok".[8]

    Keterlibatan tokoh internasional sunting

    Joss Stone bernyanyi bersama dengan Panay Kusy di lokasi protes sebagai bentuk dukungan terhadap protes ini.[9]

    Referensi sunting

    1. ^ a b c Hioe, Brian (5 Maret 2017). "Indigenous Demonstrate For Return Of Traditional Lands". New Bloom Magazine (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 Mei 2022. 
    2. ^ Horton, Chris (25 Juli 2017). "Protesters dig in against Taiwan mining rules". Nikkei Asia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 Mei 2022. 
    3. ^ Quartly, Jules (17 Maret 2017). "Betrayal and Pain in Taiwan's Indigenous Rights Battle". The News Lens International Edition (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 Mei 2022. 
    4. ^ "莎瓏、馬躍:容不下「一個藝術車道」的小英政府". 蘋果日報. 25 April 2017. 
    5. ^ Simon., Scott (9 Oktober 2017). "The Roots of Taiwan's Indigenous Peoples Protests". Taiwan Insight (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 Mei 2022. 
    6. ^ a b Gerber, Abraham (24 Februari 2017). "Protesters decry Aboriginal land policy proposal - Taipei Times". www.taipeitimes.com. Diakses tanggal 14 Mei 2022. 
    7. ^ Everington,, Keoni (5 Juni 2017). "Aboriginal protest campsite torn down by 100 police". Taiwan News. Diakses tanggal 14 Mei 2022. 
    8. ^ Fei-fan, Lin (6 Maret 2017). "Lin Fei-fan: On 228, I Choose To Stand With Taiwan's Indigenous Peoples". New Bloom Magazine (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 Mei 2022. 
    9. ^ Chandran, Rina (11 Juni 2018). "Taiwan's first settlers camp out in city for land rights". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 Mei 2022.