Provinsi Timur Laut (Kenya)
Provinsi Timur Laut (dalam bahasa Inggris: North Eastern Province (bahasa Somali: Gobolka Woqooyi Bari) adalah salah satu bekas provinsi di Kenya, dengan luas 127.358,5 km² dan beribu kota di Garissa. Sebelumnya dikenal sebagai Northern Frontier District (NFD). Wilayah ini dipisah dari Kenya menjadi bagian dari Somalia selatan sejak masa kolonial tahun 1925[1] hingga saat ini,[1] yang secara historis memang telah dihuni secara eksklusif oleh etnis Somalia yang ada di Kenya.[2][3]
Provinsi Timur Laut
Woqooyi Bari | |
---|---|
Bekas provinsi | |
Koordinat: 1°0′N 40°15′E / 1.000°N 40.250°E | |
Negara | Kenya |
County | 3 |
Capital | Garissa |
Luas | |
• Total | 127,358,5 km2 (49,1.734 sq mi) |
Populasi (2015) | |
• Total | 3.510.757 |
• Kepadatan | 0,028/km2 (0,071/sq mi) |
Zona waktu | UTC+3 (EAT) |
Pada saat masih di bawah administrasi kolonial Inggris, bagian utara Jubaland diserahkan kepada Italia sebagai "hadiah" atas dukungan Italia terhadap Sekutu selama Perang Dunia I.[4] Inggris tetap memegang kendali setengah dari bagian selatan wilayah tersebut, yang saat itu dinamakan Northern Frontier District (NFD), kemudian diubah menjadi North Eastern Province.[1]
Pada tanggal 26 Juni 1960, empat hari sebelum memberikan kemerdekaan Somaliland Britania, pemerintah Inggris menyatakan bahwa semua wilayah yang dihuni Somalia di Afrika Timur, Somalia Raya harus disatukan dalam satu wilayah administratif. Namun, setelah pembubaran bekas jajahan Inggris di wilayah tersebut, Inggris menyerahkan administrasi NFD kepada kaum nasionalis Kenya, kendati ada plebisit informal yang menunjukkan keinginan luar biasa dari penduduk kawasan tersebut untuk bergabung dengan Republik Somalia yang baru dibentuk,[5] dan fakta bahwa wilayah NFD hampir secara eksklusif dihuni oleh etnis Somalia.[6]
Ekonomi
suntingProduksi ternak dan pertanian adalah bagian penting dari sektor ekonomi kawasan ini. Antara 2005-2007, produsen ternak Garissa memperoleh lebih dari 1,8 miliar shilling dalam penjualan ternak di pasar domestik dan luar negeri. Konstruksi rumah-rumah pemotongan hewan baru juga mulai dibangun pada Oktober 2007.[7] Dalam hal impor ternak, sebagian besar sapi Garissa berasal dari perdagangan lintas batas dengan para pedagang ternak Somalia.[8]
Transportasi
suntingProvinsi Timur Laut memiliki Bandara Wajir, yang melayani sekitar tujuh penerbangan per hari. Pada September 2012, penerbangan sipil ditawarkan dua kali seminggu oleh Echo. Namun, sebagian besar penerbangan adalah penerbangan kargo. Beberapa penerbangan charter dan militer juga dilayani.[9]
Referensi
sunting- ^ a b c Osman, Mohamed Amin AH (1993). Somalia, proposals for the future. SPM. hlm. 1–10.
- ^ Rhoda E. Howard, Human Rights in Commonwealth Africa, (Rowman & Littlefield Publishers, Inc.: 1986), p.95
- ^ William T. Pink, George W. Noblit. International Handbook of Urban Education. Springer Science & Business Media. hlm. 130.
- ^ Oliver, Roland Anthony (1976). History of East Africa, Volume 2. Clarendon Press. hlm. 7.
- ^ David D. Laitin, Politics, Language, and Thought: The Somali Experience, (University Of Chicago Press: 1977), p.75
- ^ Francis Vallat, First report on succession of states in respect of treaties: International Law Commission twenty-sixth session 6 May-26 July 1974, (United Nations: 1974), p.20
- ^ Government targets Kshs 12 b for development in N. Eastern Diarsipkan 28 September 2013 di Wayback Machine.
- ^ "Livestock Supply in Kenya". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-03-26. Diakses tanggal 2020-01-06.
- ^ History of Wajir Airport