Psikofisika adalah sebuah kajian ilmiah yang membahas mengenai hubungan antara rangsangan dengan sensasi dan persepsi yang ditimbulkan oleh stimulus tersebut. Dalam psikofisika, diasumsikan adanya suatu hubungan secara fungsional antara psikologis dengan stimulus fisik. contohnya, Weber tertarik untuk menganalisis kesadaran manusia dalam mengenali berat suatu benda. Jika seseorang mengangkat suatu beban, kemudian beratnya ditambah sedikit demi sedikit, maka berapakah berat yang mungkin ditambahkan sebelum orang tersebut menyadari bahwa ada pertambahan berat benda yang diangkatnya?

Penelitian Weber ini kemudian menghasilkan JND (Just Noticeable Difference) atau perbedaan antara dua perangsang yang sangat sedikit sehingga hampir-hampir tidak dapat dirasakan oleh indra. Kontribusi penting dari penelitian Weber ini adalah perkirakan terhadap berat benda tersebut mengikuti rumus-rumus matematika, sehingga kita dapat memperkirakan JND dengan menggunakan rumus-rumus matematika. Dengan kata lain, JND mempunyai ciri-ciri sebagai sebuah "hukum".

Para ilmuwan psikofisika lainnya tertarik untuk mengembangkan konsep ambang perseptual (Perceptual Threshold), yakni ambang batas berat yang bisa ditambahkan sampai seseorang menyadari bahwa ada berat yang ditambahkan dalam beban yang diangkatnya. Fechner mengembangkan beragam metode psikofisika, diantaranya adalah batas absolut (Absolute Threshold), perbedaan ambang batas, dan metode penyesuaian.

Selain meneliti ambang batas perseptual mengenai berat benda, ada juga ilmuwan yang meneliti mengenai ambang batas absolut terhadap persepsi cahaya. Partisipan ditempatkan di ruangan yang gelap total, kemudian ilmuwan secara sistematis meningkatkan intensitas cahaya tersebut sampai bisa dideteksi oleh partisipan.

Pelaksanaan percobaan psikofisika ini biasanya seorang individu, dan individu tersebut adalah peneliti atau ilmuwan itu sendiri. Bahkan tekadang peneliti selain sebagai seorang pengamat, juga menerapkan percobaan tersebut terhadap diri mereka sendiri. sekarang inipun kita dapat menemukan suatu artikel tentang grafik persepsi visual yang diperoleh hanya dari seorang pengamat tunggal saja, umumnya penulis artikel itu sendiri. suatu hal yang masuk akal apabila seorang peneliti menggunakan pengalaman persepsi pribadi sebagai suatu standar ukuran dalam psikofisika, karena psikofisika mengasumsikan bahwa kita memersepsikan segala sesuatu dengan cara yang sama.[1]

Pengertian sunting

Pada awalnya, psikofisika merupakan bagian penting dari psikologi. Setelah ilmu ini berkembang, terjadi pembauran psikofisika ke dalam ilmu teknik.[2] Karenanya, ada dua pengertian yang umum mengenai psikofisika. Pertama, psikofisika sebagai hubungan ketergantungan antara tubuh dan jiwa secara fungsional. Dalam pengertian ini, psikofosika masuk dalam bidang ilmu eksakta. Sedangkan pengertian kedua yaitu psikofisika sebagai cabang ilmu yang mengadakan penyelidikan mengenai hubungan kuantitatif antara fenomena fisik dan fenomena psikologis. Pengertian kedua ini secara sederhana diartikan sebagai hubungan kuantitatif antara rangsangan dan tanggapan. Kedua pengertian ini memberikan informasi bahwa psikofisika merupakan disiplin ilmiah yang membahas mengenai pengukuran psikologis.[3]

Landasan keilmuan sunting

Psikofisika diawali oleh perkembangan psikologi eksperimental pada abad ke-19. Pada masa ini, telah terjadi perkembangan atas pemahaman persepsi di bidang psikologi. Perkembangan ini merupakan hasil dari penggabungan berbagai teknik percobaan. Psikofisika mengawalinya dengan penjelasan hubungan antara sifat fisika dengan rangsangan dan persepsi secara kuantitatif.[4] Perkembangan psikofisika sebagai salah satu jenis pengukuran psikologi dipelopori oleh Johann Friedrich Herbart, Ernst Heinrich Weber, Gustav Theodor Fechner dan Wilhelm Wundt. Fokus penelitiannya pada percobaan dan penelitian ilmiah.[5]

Sifat sunting

Terpengaruh jarak simbolik sunting

Percobaan dalam psikofisika mudah terpengaruh oleh jarak simbolik di dalam lingkungan percobaannya. Sifat ini diketahui melalui bidang psikologi yang lainnya, yaitu psikoanalisis. Sifat psikofisika ini diketahui ketika pengukuran reaksi individu terhadap rangsangan konseptual. Permisalan yang menampilkan sifat ini adalah waktu pengamatan dua objek yang dipengaruhi oleh perbandingan ukurannya. Pengambilan keputusan akan semakin lama jika dua objek memiliki ukuran yang hampir sama.[6]

Referensi sunting

  1. ^ Robert, dkk, L. Solso (2008). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga. hlm. 24–25. ISBN 978-979-033-740-4. 
  2. ^ Hastjarjo, T. Dicky (2008). "Mengintegrasikan Psikologi: Peluang atau Mimpi?" (PDF). Buletin Psikologi. Fakultas Psikologi Universita Gadjah Mada. 16 (1): 5. 
  3. ^ Supratiknya, Augustinus (2014). Pengukuran Psikologis (PDF). Yogyakarta: Penerbti Universitas Sanata Dharma. hlm. 24. ISBN 978-602-9187-75-5. 
  4. ^ Hadi, Syamsul (2017). Dinamika Kelompok: Sebuah Tinjauan Terhadap Perspektif Pembangunan Masyarakat Petani (PDF). Jember: LPPM – UM Jember Press. hlm. 40. ISBN 978-602-6988-37-9. 
  5. ^ Agung, I. M., dan Fitri, A. R. (2020). "Analisis Psikometri Intelligenz Structur Test (IST) pada Mahasiswa" (PDF). Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi. 1 (1): 1–2. 
  6. ^ Matlin, Margaret W. (2016). Kognitif (PDF). Bandar Lampung: Harakindo Publishing. hlm. 117. ISBN 978-602-1689-88-2.