Pulau Dewakang Lompo

pulau di Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan

Dewakang Lompo atau Dewakang Besar adalah nama sebuah pulau kecil berpenghuni yang berada di gugusan Kepulauan Kalukalukuang, perairan Selat Makassar dan secara administratif masuk pada wilayah Desa Dewakang, Kecamatan Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia. Pulau Dewakang Lompo memiliki wilayah seluas 2.952.225,0786000 m2.[1] Secara astronomis, pulau ini terletak di titik koordinat 5°24′52.700″LS,118°25′41.400″BT.[2]

Dewakang Lompo
Koordinat5°24′52.700″LS,118°25′41.400″BT
NegaraIndonesia
Gugus kepulauanKalukalukuang
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenPangkajene dan Kepulauan
Luas2.952.225,0786000 m²
Peta

Pulau Dewakang Lompo termasuk dalam wilayah administratif Desa Dewakang bersama Pulau Dewakang Caddi dan Bangkauluang. Pulau yang berstatus sebagai ibu kota desa ini di sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan perairan Selat Makassar, di sebelah Timur dengan Pulau Bangkauluang, dan sebelah Selatan dengan Pulau Dewakang Caddi. Sudah tersedia kapal angkutan reguler (kapal perintis KM Sabuk Nusantara 66 memiliki trayek R-44) yang berangkat dari Kota Makassar ke pulau-pulau meliputi: Kota Makassar-Dermaga Maccini Baji-Pulau Dewakkang Lompo-Pulau Kalu-Kalukuang-Pulau Dewakang Lompo-Dermaga Maccini Baji-Kota Makassar-Maccini Baji-Pulau Balobaloang Lompo-Pulau Sapuka Lompo-Pulau Tampaang-Pulau Sailus Besar-Badas/Pulau Kayangan-Pulau Sailus Besar-Tampaang-Pulau Sapuka Lompo-Pulau Balobaloang Lompo-Dermaga Maccini Baji-Kota Makassar.

Demografi

sunting

Jumlah penduduk yang bermukim di Pulau Dewakang Lompo tercatat sebanyak 1.102 jiwa yang terdiri dari 509 laki-laki dan 593 perempuan (PMU Coremap II Kabupaten Pangkep, 2007). Jumlah penduduk tersebut merupakan yang terbanyak dibandingkan pulau lain dalam lingkup Desa Dewakang. Sebagian besar warga beretnis Makassar dan keturunan Arab. Selebihnya adalah etnis Bugis dan Mandar.

Ekosistem dan sumberdaya hayati

sunting

Pulau Dewakang Lompo merupakan pulau induk dari Desa Dewakang. Pulau lainnya adalah Pulau Dewakang Caddi dan Pulau Bangkauluang. Kondisi terumbu karang dikategorikan rusak hingga sedang, atau tutupan karang hidup tidak lebih dari 50%. Ruang-ruang antara karang masif pada tubir terumbu terisi oleh tutupan pasir. Genera karang yang ditemukan pada kelompok karang lunak, yaitu; Lobophyton, Nephthea, Sinularia, dan Xenia. Sedangkan pada karang keras, yaitu Acropora, Hydnophora, Porites. Beberapa jenis Acropora masih ditemukan karang berbentuk meja (ACT) terutama pada paparan terumbu yang dangkal. Sebagai ancaman terbesar terhadap terumbu karang disini berasal dari pengunaan bom dan bius masyarakat setempat. Kelimpahan ikan karang tidak begitu tinggi, diantaranya kelompok ikan mayor dari Pomacentridae yang sangat umum ditemukan, sementara ikan konsumsi seperti ikan ekor kuning (Caesionidae), ikan sunu (Lutjanidae), ikan kakatua (Scaridae) relatif lebih renah kelimpahannya. Suatu indikator yang baik adalah ikan kepe-kepe dalam jumlah yang sedikit dan jarang dijumpai menjadi indikasi rendahnya kualitas terumbu karang.

Aktivitas pengelolaan sumberdaya

sunting

Usaha budidaya rumput laut merupakan salah satu mata warga Pulau Dewakang Lompo. Areal penanaman rumput laut jenis Euchema tersebut berada di pantai pulau dengan masa tanam ± 40 hari hingga panen. Usaha penangkapan ikan juga digeluti oleh warga. Ikan hasil tangkapan mereka relatif bervariasi. Mulai dari ikan tenro, katambak, sunu, kerapu, baronang, ikan hias, tenggiri, cucut, cakalang, tuna, hingga gurita. Kegiatan penangkapan dilakukan di lokasi yang relatif dekat namun tak jarang pula mereka menangkap di lokasi yang relatif jauh seperti di wilayah Liukang Tangaya dengan alat tangkap yang bervariasi menurut organisme target penangkapan, yakni lanra pukat, pancing, rawai, jaring, dan tombak.

Sarana dan prasarana

sunting

Sarana pendidikan yang tersedia di pulau ini berupa sebuah SD, fasilitas pendidikan formal lainnya, seperti SMP dan SMA tidak tersedia sehingga warga yang ingin mengenyam pendidikan lanjutan biasanya memanfaatkan ke ibu kota kecamatan dimana terdapat fasilitas pendidikan lanjutan. Sarana pelayanan kesehatan yang tersedia berupa sebuah pustu. Pustu ini juga melayani warga dari pulau lain karena merupakan satu-satunya pustu yang ada di Desa Dewakang. Sarana umum lain yang terdapat di pulau ini, yakni dermaga 2 buah, masjid, generator listrik, dan jalan.

Referensi

sunting
  1. ^ Abdul Haris Farid, Suhardjono, dan Dwi Wulan Titik Andari. Laporan Penelitian: Penguasaan dan Pemilikan atas Tanah Pulau-Pulau Kecil di Propinsi Sulawesi Selatan. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta, 2013. Hlm. 1–53.
  2. ^ Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (2012). "Direktori Pulau-Pulau Kecil Indonesia". www.ppk-kp3k.kkp.go.id. Diakses tanggal 30 September 2022. 

Pranala luar

sunting