Pulau Kalambau (Kabupaten Kotabaru)

pulau di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan

Pulau Kalambau adalah sebuah pulau di Indonesia. Pulau ini terletak di sebalah tenggara propinsi Kalimantan Selatan, yaitu memiliki jarak sekitar 10 km dari Pulau Matasirih, sekitar 20 km dari Pulau Marabatuan, dan berjarak sekitar 1.100km dari sebelah timur Jakarta. Pulau ini diperkirakan memiliki luas sekitar 7,82km². Pulau ini terdiri dari 1 RT saja yang berada dalam wilayah desa Labuan Barat. Pulau ini berada di bagian barat laut Pulau Bahu dan Pulau Bahu Kecil, dan di bagian timur Pulau Batu Bendera.[1]

Kalambau
Koordinat4°55′11″S 115°39′26″E / 4.91961°S 115.65716°E / -4.91961; 115.65716
NegaraIndonesia
Gugus kepulauanPulau Sembilan
ProvinsiKalimantan Selatan
KabupatenKabupaten Kotabaru
Luas7.82km²
Populasi-
Peta

Asal-usul

sunting

Nama "Kalambau" diambil dari bahasa Mandar, yaitu "kalam" yang artinya satu musim dalam penangkapan ikan (biasanya terjadi dari tanggal 1 sampai 15 bulan Hijriah), dan "bau" yang artinya ikan. Jadi, nama "Kalambau" berarti suatu persinggahan nelayan dalam mencari ikan.[1]

Kondisi geografis

sunting

Kontur pulau ini sedikit berbukit hijau dengan batuan berwarna hitam.[1][2] Titik tertinggi pulau ini berada pada ketinggian 317 meter di atas permukaan laut. Panjang garis pantai dari utara ke selatan berjarak 5,5km dan berjarak 5km dari timur ke barat.

Iklim yang berlaku di pulau ini adalah iklim muson tropis yang berkategori Am. Suhu rata-rata tahunan di pulau ini berkisar di 24°C. Suhu terpanas jatuh di bulan November dengan rata-rata suhu setinggi 26°C dan suhu terendah jatuh di bulan Desember dengan rata-rata suhu serendah 22°C.[3] Rata-rata curah hujan pertahun sebanyak 2.878mm. Curah hujan tertinggi jatuh di bulan Desember dengan rata-rata perbulan sebanyak 559mm dan curah hujan terendah jatuh di bulan September dengan rata-rata 49mm.[4]

Kondisi masyarakat

sunting

Pulau ini dihuni oleh sekitar 60 keluarga yang berasal dari suku Bugis dan Mandar, dimana semuanya berprofesi sebagai nelayan. Meski pulau ini belum memiliki sekolah, pulau ini sudah menggunakan pembangkit listrik tenaga surya.[1]

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c d Batubara, Rido Miduk Sugandi; Rusandi, Andi; Yusuf, Muhammad; Roroe, Pingkan Katharina; Sidqi, Muhandis; Sinaga, Simon Boyke; Solihin, Akhmad (2015). Kalimantan Selatan: Antara Laut Jawa dan Selat Makassar. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 48–49. ISBN 978-979-709-854-4. 
  2. ^ "Viewfinder Panoramas Digital elevation Model". Diakses tanggal 2015-06-21. 
  3. ^ "NASA Earth Observations Data Set Index". NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-11. Diakses tanggal 30 Januari 2016. 
  4. ^ "NASA Earth Observations: Rainfall (1 month - TRMM)". NASA/Tropical Rainfall Monitoring Mission. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-11. Diakses tanggal 30 Januari 2016.