Pulau Mandangin, Sampang, Sampang

desa di Kabupaten Sampang, Jawa Timur


Pulau Mandangin adalah desa dan pulau yang berada di kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Indonesia. Pulau Mandangin adalah salah satu tempat wisata di Sampang, dan dapat dijangkau dengan perahu bermotor dari Pelabuhan Tanglok. Pulau Mandangin dikenal akan keindahan pasir putih, terumbu karang, dan kehidupan masyarakatnya yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan. Dahulu seseorang yang bernama Bangsacara dibunuh di pulau ini oleh Bangsapati suruhan Raja Bidarba yang ingin merebut kembali Ragapatmi (mantan istrinya) yang sudah sembuh dari penyakit kulitnya yang mengerikan.

Pulau Mandangin
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenSampang
KecamatanSampang
Kode pos
69216
Kode Kemendagri35.27.03.2001 Edit nilai pada Wikidata
Luas1.650 km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°18′37.634″S 113°12′44.932″E / 7.31045389°S 113.21248111°E / -7.31045389; 113.21248111

MY JOURNEY

(Edy Firmansyah, Jurnalis lepas, penyuka fotografi landscape)

Menikmati Pulau Mandangin di Selatan Madura

Berburu Senja ke Pulau Lepra

15/05/15, 08:00 WIB

WARNA SENJA: Jajaran perahu tradisional mempercantik atmosfer senja di Pulau Mandangin. Alam di tempat itu masih sangat asli dan asri. (Edy Firmansyah for Jawa Pos)

Madura punya keindahan-keindahan alam yang menunggu untuk disibak. Semuanya menawarkan racikan eksotisme pemandangan plus asyiknya petualangan. Salah satunya di Pulau Mandangin.

KALAU Anda mabuk laut, sementara air laut sedang meninggi disertai angin kencang, jangan ke Pulau Mandangin. Percayalah, Anda akan muntah-muntah. Sebab, tidak ada jalur lain untuk menuju Pulau Mandangin selain dengan perahu motor yang memakan waktu sekitar satu setengah jam perjalanan dari Pelabuhan Tanglok, Sampang, Madura.

Mandangin cuma pulau kecil di Kabupaten Sampang, Madura. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai nelayan. Rumah-rumah berderet padat. Jalanan sempit. Tak ada mobil mewah berkeliaran. Orang berjualan ikan di halaman rumah masing-masing.

Tapi, keindahan alamnya layak dikagumi. Terutama panorama senja dan matahari terbitnya. Pulau itu juga dikenal dengan nama Pulau Lepra. Sebab, pada zaman orde baru, pulau tersebut menjadi tempat pembuangan orang-orang pengidap lepra di Madura. Mungkin karena itu juga, keindahan panoramanya tidak digarap serius sebagai objek wisata yang bisa menghasilkan laba oleh pemda.

Bersama seorang kawan yang kebetulan penduduk pulau itu, akhirnya saya bisa menjejakkan kaki di pulau tersebut. Kala itu libur Waisak 2014. Kami menaiki kapal motor bernama Dermaga Baru dari Pelabuhan Tanglok, Sampang. Ongkosnya tidak mahal. Cukup Rp 7.500 per orang. Anda akan menikmati panorama laut yang aduhai selama satu setengah jam perjalanan kalau air laut sedang tenang. Kalau air laut tidak bersahabat, bersiaplah menderita. Kapal motor diombang-ambingkan gelombang. Kadang tempias air laut sesekali mengenai wajah. Kepala puyeng dan muntah. Kawan saya saja yang tumbuh dan besar di pulau yang berpenduduk hanya 15.000 jiwa itu masih sering mabuk kalau kondisi laut sedang garang.

Ada dua tempat yang panoramanya layak diacungi jempol. Mandangin Timur dan Mandangin Barat. Kalau Anda mau menyaksikan keindahan saat matahari bangun, bergeraklah ke Mandangin Timur. Di sana terdapat Pantai Candhin. Pantai dengan seonggok batu besar di tengahnya. Orang-orang menyebutnya Candhin (baca: candi). Sebaliknya, jika ingin melihat keindahan pantai berpasir putih dengan lembayung senja yang ciamik, lekaslah menuju Mandangin Barat. Jangan lupa membawa kamera. Jangan lupa membawa tripod. Jangan sampai gambar Anda nge-blur saat memotret.

Namun, senja yang indah tidak selalu ada di Mandangin Barat. Di Mandangin Timur, jika beruntung, Anda bisa menyaksikan keindahan senja yang membuat siapa pun berdecak kagum.

Jadi, agar merasa puas menyaksikan panorama senja dan kehidupan masyarakat Pulau Lepra, Anda harus menginap minimal sehari semalam. Saya menginap di Mandangin semalam. Awalnya saya hendak mengabadikan senja di pantai pasir putih, Mandangin Barat. Namun, karena merasa kurang sreg dengan panoramanya, akhirnya saya memutuskan mengabadikan senja lewat bidikan lensa di Pantai Candhin, Mandangin Timur.

Saya beruntung. Senja sedang menunjukkan keindahannya setelah siang turun hujan. Esoknya, selepas salat subuh tuntas, saya bergegas kembali ke Pantai Candhin. Memotret matahari bangun. Meski pagi digulung mendung, panorama fajar tetap membuat siapa pun penyuka alam berdecak kagum.

Setelah itu, saya bergegas pulang. Sebab, jika terlambat sedikit, saya bisa ketinggalan kapal menuju Kabupaten Sampang. Risikonya, saya harus menginap lagi karena tidak ada kapal yang beroperasi malam. Melelahkan. Tapi, sungguh pengalaman yang menyenangkan. Anda yang mau berwisata ke Madura alangkah rugi jika tidak menikmati senja dan fajar di Pulau Mandangin. Tapi, kalau berniat berlibur bersama keluarga, sebaiknya Anda mencari kenalan penduduk Mandangin. Sebab, di Mandangin tidak ada hotel

http://www2.jawapos.com/…/Menikmati-Pulau-Mandangin-di-Sela… Diarsipkan 2018-01-13 di Wayback Machine.

7°18′38″S 113°12′45″E / 7.3104536°S 113.2124805°E / -7.3104536; 113.2124805