Nusa Penida
Nusa Penida adalah sebuah pulau (=nusa) bagian dari Kabupaten Klungkung, Bali, Indonesia yang terletak di sebelah tenggara Bali yang dipisahkan oleh Selat Badung. Di dekat pulau ini terdapat juga pulau-pulau kecil lainnya yaitu Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan. Perairan pulau Nusa Penida terkenal dengan kawasan selamnya di antaranya terdapat di Crystal Bay, Manta Point, Batu Meling, Batu Lumbung, Batu Abah, Toyapakeh dan Malibu Point.
Nama lokal: (ᬦᬸᬲᬧᭂᬦᬶᬤ Nusapĕnida) | |
---|---|
Geografi | |
Lokasi | Asia Tenggara |
Koordinat | 8°44′0″S 115°32′0″E / 8.73333°S 115.53333°E |
Kepulauan | Kepulauan Nusa Tenggara |
Jumlah pulau | 2 |
Pulau besar | Nusa Penida |
Luas | 209,41 km2 |
Titik tertinggi | Gunung Mundi |
Pemerintahan | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Bali |
Kabupaten | Klungkung |
Kota terbesar | Batukandik |
Kependudukan | |
Penduduk | 64,580 jiwa (2023[1]) |
Kepadatan | 217,8 jiwa/km2 |
Kelompok etnik | Nak nusé (orang nusa)[rujukan?] , Suku Bali dan suku minoritas lainnya |
Sejarah
suntingSejarah pulau Nusa Penida di Bali dimulai pada abad ke-10. Tulisan-tulisan paling awal tentang Nusa Penida memang telah ditemukan di Pilar Belanjong, yang berasal dari tahun 914 M. Pilar ini memuat prasasti yang menyebutkan ekspedisi militer Raja Bali pertama, Sri Kesari Warmadewa, menaklukan Nusa Penida.
Masyarakat Nusa Penida sudah lama mampu melawan raja-raja Bali yang banyak mengorganisir ekspedisi militer lainnya. Namun, pada paruh kedua abad ke-17, pulau Nusa Penida pasti ditaklukkan oleh ekspedisi Dinasti Gelgel. Raja terakhir Nusa Penida, Dalem Bungkut, tewas dalam pertempuran.
Nusa Penida kemudian menjadi bagian dari istana Klungkung, salah satu dari sembilan kerajaan di Bali. Setelah integrasi Bali ke Hindia Belanda pada tahun 1908 yang kemudian menjadi Indonesia kemudian, Nusa Penida tetap melekat pada Kabupaten Klungkung.
Sebuah peta Belanda yang dibuat pada tahun 1900 menyebut Nusa Penida sebagai Pulau Bandit Karena dulu Kerajaan Klungkung pernah mendeportasi penjahat, lawan politik dan ahli ilmu hitam ke Nusa Penida.[2]
Demografi
suntingKelompok etnis
suntingNusa Penida utamanya dihuni oleh Nak Nusé[rujukan?] , sub-suku Bali yang merupakan penduduk asli pulau ini.
Bahasa
suntingMasyarakat Nusa Penida pada umumnya mengunakan bahasa Bali dialek Nusa Penida (basa Nosa).[2]
Kondisi geografis
suntingPerbukitan dan kapur karang merupakan kondisi tanah di pulau ini, salah satunya gunung bukit tertinggi bernama Gunung Mundi yang terletak di Kecamatan Nusa Penida. Sumber air adalah mata air dan sungai hanya terdapat di wilayah daratan Kabupaten Klungkung yang mengalir sepanjang tahun.
Desa-desa pesisir nusa penida di sepanjang pantai bagian utara berupa lahan datar dengan kemiringan 0 – 3 % dari ketinggian lahan 0-268 m dpl.
Sedangkan di Kecamatan Nusa Penida sama sekali tidak ada sungai. Sumber air di Kecamatan Nusa Penida adalah mata air dan air hujan yang ditampung dalam cubang oleh penduduk setempat. Kabupaten Klungkung termasuk beriklim tropis. Bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering antara Kecamatan Nusa Penida dan Kabupaten Klungkung daratan sangat berbeda.
Infrastruktur wisata dan pengembangan akses ke lokasi destinasi wisata sudah mulai tumbuh di Bali 3 nusa ini. Keramahan lokal akan anda temui di setiap sudut Bali 3 nusa ini yang memiliki populasi 46.749 jiwa (8.543 KK) pada sensus 2010, meliputi 202,8 km2 yang sudah mulai banyak mengalami perubahan sejak 10 tahun belakangan ini.
Secara administratif, kecamatan di Kabupaten Klungkung ini terdiri dari 4 kecamatan besar (Kecamatan Klungkung, Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Dawan dan Kecamatan Nusa Penida). Kecamatan Nusa Penida terdiri dari tiga kepulauan yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Lembongan dan Pulau Ceningan, dan terdiri dari 16 Desa Dinas. Pulau Nusa Penida bisa ditempuh dari empat lokasi dermaga.
Pelabuhan
suntingSekurangnya yang diketahui ada 6 dermaga/pelabuhan berbeda-beda untuk setiap perusahaan kapal cepat dari Sanur menuju Nusa Penida berlabuh. Pelabuhan di Nusa Penida tersebut di antaranya adalah:
- Pelabuhan Toya Pakeh
- Pelabuhan Buyuk
- Pelabuhan Br. Nyuh
- Pelabuhan Mentigi
- Pelabuhan Sampalan (Ferry)
- Pelabuhan Lembongan
Tempat wisata
suntingPusat destinasi wisata di Pulau Nusa Penida terletak di bagian barat pulau tersebut, termasuk Pantai Kelingking dan Pantai Broken yang terkenal. Berikut adalah penjabaran destinasi wisata yang terdapat di Nusa Penida.
Sebelah Selatan
sunting- Tebing Banah
- Pantai Tembeling dan Hutan Tropis
- Air Terjun Segening
- Mata Air Peguyangan
Sebelah Barat
sunting- Pantai Broken - Pasih Uug
- Angel Billabong
- Pohon Cinta
- Paluang Cliff
- Pantai Kelingking
- Tebing Palungan
- Pantai Crystal Bay
Sebelah Timur
sunting- Pantai Atuh
- Pantai Diamond
- Pulau Seribu / Raja Lima
- Rumah Pohon Molenteng
- Pantai Suwehan
- Bukit Teletubbies Nusa Penida
- Goa Giri Putri dan Vihara Dewi Kwan Im
Transportasi
suntingLaut
suntingDi Pulau Bali tersedia banyak kapal cepat menuju Nusa Penida. Kapal cepat tersedia di hampir setiap pelabuhan di Bali, seperti Pelabuhan Serangan, Pelabuhan Sanur dan Pelabuhan Padangbai mulai dari jam 7 pagi hingga sore hari jam 5, begitu pun dengan jadwal sebaliknya.
Kapal tradisional dengan harga yang relatif murah berangkat setiap hari pada pukul 6 pagi di dekat jembatan gantung antara Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Perahu ini menjadi transportasi yang banyak digunakan oleh penduduk setempat maupun para wisatawan dan sering kali sangat ramai.
Darat
suntingNusa Penida juga menyediakan transportasi darat untuk mobilitas ekonomi penduduk maupun wisatawan. Seperti sewa motor dan sewa mobil dapat dengan mudah ditemui pada setiap dermaga pelabuhan yang ada di Nusa Penida.
Akses jalan di Nusa Penida belum teraspal semua dan belum sebaik di Pulau Bali, pembangunan akses jalan masih dalam pembenahan dan proses lebih baik kedepannya.
Referensi
sunting- ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diakses tanggal 31 Desember 2023.
- ^ a b Templat:Budaya & Sejarah Nusa Penida dan Bali Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama ":0" didefinisikan berulang dengan isi berbeda