Pulau Okinoshima
Pulau Okinoshima adalah salah satu pulau milik Jepang yang terletak di wilayah Munakata, Prefektur Fukuoka. Pulau ini berlokasi tak jauh dari Semenanjung Korea. Adapun luasnya adalah sekitar 97 hektar dan jaraknya adalah 600 Km dari Kota Munakata.[butuh rujukan]
Pulau Okinoshima pulau Shintai | ||||
---|---|---|---|---|
沖ノ島 (ja) | ||||
Tempat | ||||
Negara berdaulat | Jepang | |||
Prefektur di Jepang | Prefektur Fukuoka | |||
Kota | Munakata | |||
Negara | Jepang | |||
Penduduk | ||||
Keseluruhan | 1 | |||
Geografi | ||||
Bagian dari | Kepulauan Jepang dan Sacred Island of Okinoshima and Associated Sites in the Munakata Region (en) | |||
Luas wilayah | 0,97 km² [convert: unit tak dikenal] | |||
Pengukuran | 1 km () × 1,5 km () km | |||
Berada di atau dekat dengan perairan | Laut Genkai | |||
Ketinggian | 244 m |
Tradisi yang berlangsung di Okinoshima telah ada sebelum kepercayaan Shinto ada, tepatnya sejak abad ke-4. Pada masa itu orang-orang di Okinoshima berdoa agar mereka selamat dalam perjalanan mengarungi laut. Namun menurut catatan sejarah, berbagai ritual dan tradisi yang terjadi di Okinoshima tidak pernah disaksikan oleh kaum perempuan. Hal itu karena Okinoshima dianggap sebagai pulau suci dan sakral sedangkan perempuan bisa bermenstruasi. Jika ada perempuan yang menstruasi, maka ia dianggap menodai kesakralan dari Okinoshima. Alasan lainnya adalah perjalanan menuju pulau tersebut bisa membahayakan bagi kaum wanita, terutama bagi mereka yang tengah hamil.[butuh rujukan]
Mula-mula ada aturan yang hanya memperbolehkan pendeta pria saja yang bisa mencapai ke sana. Seiring berjalannya waktu, aturan tersebut berubah menjadi 200 orang nonpendeta Shinto juga bisa pergi ke sana. Namun terdapat persyaratan untuk bisa menapakkan kaki di Okinoshima, yakni setiap pengunjung harus melakukan misogi. Misogi adalah meepaskan semua pakaian dan mandi dengan air laut yang bertujuan untuk menghapuskan semua hal yang dinilai "tak murni".[butuh rujukan]
Selain aturan, ada pula larangan yang diterapkan di Okinoshima. Setiap pengunjung dilarang keras untuk membawa benda apapun, bahkan kerikil dan daun sekalipun. Mereka juga dilarang untuk menceritakan dengan rinci mengenai kunjungan dan apa yang mereka alami saat berada di sana. Aturan dan larangan ini tak terlepas dari kekayaan yang Okinoshima miliki. Okinoshima memiliki sekitar 80.000 benda bersejarah, mulai dari produk-produk dari era Dinasti Wei di Tiongkok, cincin dan gelang emas dari Semenanjung Korea hingga kepingan mangku keramik atau gelas dari Persia.[butuh rujukan]
Walau aturan di sana ketat, namun setiap 27 Mei selama sehari aturannya diperlonggar. Warga biasa dapat berkunjung ke sana untuk menghormati para pelaut yang tewas dalam perang laut antara Jepang-Rusia pada 1904-1905.[1]
Referensi
sunting- ^ "Tanpa Perempuan". Halo Jepang!. Agustus 2017. hlm. 11.