Pulau Ubin

pulau di Singapura
Nama
Inggris: Pulau Ubin
China: 乌敏岛
(Pinyin: Wū Mǐn Dǎo)
Melayu: Pulau Ubin
Tamil: உபின் தீவு Upiṉ Tīvu

Pulau Ubin ialah pulau kecil (10 km²) yang terletak di timur laut Singapura, di samping Pulau Tekong. Di sini banyak tambang granit yang ditinggalkan di sini. Menurut orang-orang Melayu, pulau ini juga dikenal sebagai Pulau Batu Ubin. Batu-batu di pulau ini digunakan untuk membuat ubin lantai pada masa lalu dan dipanggil "Jubin", yang kemudian disingkat Ubin.

Rumah di Pulau Ubin

Legenda

sunting

Legenda mengatakan bahwa Pulau Ubin terbentuk saat 3 binatang dari Singapura ( katak, babi dan gajah) menantang satu sama lain berlomba mencapai pesisir Johor. Binatang yang kalah akan berubah menjadi batu. Ketiganya menjumpai banyak kesulitan dan tak sanggup mencapai pesisir Johor. Oleh karena itu, secara bersama-sama gajah dan babi berubah menjadi Pulau Ubin sedangkan katak menjadi Pulau Sekudu atau Pulau Katak.

Sejarah

sunting

Pertambangan granit mendukung beberapa ribu pemukim pada 1960an, tetapi hanya 1.000 penduduk tinggal di sini kini. Juga salah satu dari sangat sedikitnya pulau lepas pantai di Singapura yang tetap dihuni.

Pada 3 Juni 2005, pemerintah Singapura memerintahkan bahwa seluruh petani yang memelihara unggas di pulau itu untuk dikapalkan ke tanah utama Singapura dan dipelihara di perkrbunan yang diakui pemerintah dari 17 Juni 2005, segera setelah flu burung dari Malaysia. Dalam pertukaran, penduduk asli ditawari paket perumahan HDB, walau mereka dapat memilih tinggal di pulau itu.

Keadaan terkini

sunting

Pulau Ubin merupakan salah satu wilayah terakhir Singapura yang telah dilindungi dari perkembangan kota, pemusatan pembangunan, dsb.

Desa rumah dan dermaga kayu Pulau Ubin, penduduknya yang santai, margasatwanya yang kaya dan dilindungi, meninggalkan pertambangan dan tanaman, dan sifat dasarnya yang tak tersentuh pada umumnya membuatnya jadi saksi terakhir "kampong" Singapura kuno yang ada sebelum masa industri modern dan rencana pengembangan.

Proyek pengembangan pemerintah pada pulau ini dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi kontroversial dan pembahasan telah sanggup menemukan caranya melalui media yang dikontrol pemerintah.

Walau tindakan pemerintah terkini telah dibatasi untuk pelebaran jalan kecil untuk sepeda, bangunan pelindung untuk pejalan dan segera untuk perkembangan jumlah pengunjung, sudah secara bijaksana mengubah wajah dan alam Pulau Ubin dari tak tersentuh menjadi terencana, dan membuka jalan untuk pembangunan masa depan.

Masa depan pulau ini ada di tangan orang-orang Singapura, tetapi statusnya sebagai saksi gaya hidup kuno kemungkinan akan lenyap dengan generasi "kampung" terakhir.

Wisata setempat

sunting

Meski pulau ini menarik perhatian untuk pembangunan dan hanya dalam tahun-tahun terkini, para pengunjung Singapura telah datang ke Pulau Ubin untuk perkemahan musim panas untuk anak-anak dan kegiatan di luar rumah selama beberapa tahun.

Dengan perkembangan perhatian dalam perkembangan alam, macam baru pengunjung kini sedang bertambah dalam arus pengunjung.

Salah satu daya tarik wisata terkenal saat ini di pulau ini ialah Tanjung Chek Jawa. Sebelumnya batng koral 5.000 tahun lalu, dapat dikatakan sebenarnya murni, dengan sejumlah margasatwa laut yang sebanding dengan pulau lainnya, seperti kelinci laut, gurita, bintang laut, ikan, bunga karang, sotong, dsb.

Pengunjung dapat mengelilingi pulau ini dengan bumboat 10 menit yang berjalan dari dermaga Changi Village. Harganya ialah 2 dolar Singapura per kepala.

Pranala luar

sunting