Pulau Warir
Pulau Warir atau Waiji, adalah sebuah pulau di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat Daya, Indonesia. Terletak di selat Sele, tepatnya di lepas pantai timur pulau Salawati. Pulau Warir memiliki luas 428 kilometer persegi (165 sq mi), panjangnya dari utara ke selatan sekitar 9 kilometer (5,6 mi) dan luas timur-baratnya bervariasi antara 25 kilometer (16 mi) dan 6 kilometer (3,7 mi). Dataran pulau Warir relatif rendah, dengan titik tertingginya adalah 80 meter (260 ft). Adapun bagian dalam memiliki hutan, dengan hutan bakau yang mengelilingi daerah pesisir dan beberapa lahan pertanian di bagian utara pulau.[1] Terdapat perkampungan Wamega yang terletak di pantai barat laut.
Location in Papua Barat Daya Location in Kepulauan Raja Ampat | |
Geografi | |
Lokasi | Selat Sele |
Koordinat | 1°02′S 131°07′E / 1.03°S 131.12°E |
Luas | 42.8 km2 |
Panjang | 10 km |
Garis pantai | 48.3 km |
Pemerintahan | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Papua Barat Daya |
Kabupaten | Raja Ampat |
Distrik/Kecamatan | Salawati Utara |
Pulau Warir telah lama dimanfaatkan untuk tempat bercocok tanam, dan merupakan pulau penting bagi masyarakat Kampung Samate dan Kalobo di pulau Salawati. Sekitar satu tahun selama Perang Dunia II, pulau ini dihuni oleh orang-orang Samate yang melarikan diri dari pendudukan Jepang di desa mereka. Setelah berdirinya pemerintahan Indonesia sejak 1960-an, pendatang orang Bugis ikut menetap di pulau ini.[2]
Perairan di sekitar pulau Warir termasuk dalam Kawasan Konservasi Laut Selat Dampier.[3]
Lingkungan
suntingDi sebelah barat pulau Warir adalah Selat Lenna yang sempit dan panjang (lebar berkisar antara 0,5 dan 1,1 km), yang memisahkannya dari daratan pulau Salawati, dimana desa Kalobo terletak menghadap pulau Warir di seberang selat. Pulau-pulau kecil seperti pulau Waif, Motop, Kalobo Peleh dan Kalobo Wei juga terletak di selat Lenna. Di pantai selatan pulau Warir, terdapat anak sungai yang sempit dan memisahkannya dari tiga pulau kecil yaitu pulau Warir Manyanyim (dengan luas 0,3 km2), Warir Takektol (0,8 km2), sebuah pulau tanpa nama dengan luas 0,45 km2.
Di tenggara, anak sungai sempit serupa juga memisahkan pulau Batimee (4,6 km2) dan pulau Winkle (0,8 km2). Adapun pulau Batimee dikelilingi oleh pulau-pulau kecil Batimee Lil, Sobrain Maralol, Sobrain Sawi, dan Batimee Ket. Lebih jauh ke utara di sepanjang pantai Warir dapat ditemukan pulau kecil Wamasinketo. Sedangkan pulau Kasim yang juga dikenal sebagai Kasiem atau Kasimraja (0.17 km2), terletak di ujung timur laut Warir.
Beberapa kilometer ke arah tenggara di seberang selat Sangoilin Mon terbentang Kepulauan Kabra.[4]
Referensi
sunting- ^ The numerical data and land cover information is from the Penutupan Lahan 2011 dataset (available at WebGIS Kehutanan Diarsipkan 2020-01-29 di Wayback Machine.). For the names of the islands, see the various sources used in the description of File:Warir Island map.svg.
- ^ Van der Leeden, Lex (1995). "World War II in Samate". Dalam Connie Baak; Mary Bakker; Dick van der Maij. Tales from a Concave World: Liber Amicorum Bert Voorhoeve. Department of Languages and Cultures of South-East Asia and Oceania, Leiden University. hlm. 383. ISBN 9073006066.
- ^ "Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat". Diakses tanggal 2020-01-02.
- ^ The numerical data and land cover information is from the Penutupan Lahan 2011 dataset (available at WebGIS Kehutanan Diarsipkan 2020-01-29 di Wayback Machine.). For the names of the islands, see the various sources used in the description of File:Warir Island map.svg.