Pupuk buatan merupakan pupuk mineral yang diproduksi oleh pabrik pupuk.[1] Pupuk buatan memiliki berbagai macam jenis tergantung dari kandungan unsur pupuknya.[1] Pupuk buatan dapat juga dikatakan sebagai pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga dapat menjadi nilai jual yang tinggi.[1][2] Pupuk buatan salah satunya terdiri dari dua jenis yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk.[1][2] Pupuk tunggal merupakan pupuk yang hanya mengadung satu unsur saja biasanya hanya berupa unsur hara makro primer misalnya pupuk urea yang hanya mengandung unsur nitrogen.[1][2] Pupuk majemuk merupakan pupuk yang kandungan unsurnya lebih dari satu.[2][1] Penggunaan pupuk majemuk lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran karena beberapa jenis unsur hara dalam pupuk dapat langsung diberikan.[2] Namun kendala dari pupuk majemuk yang harga jual yang cukup mahal.[2] Contoh pupuk majemuk yaitu diamonium phosphat yang mengandung unsur nitrogen dan phosphor kemudian pupuk NPK mutiara yang mengandung unsur nitrogen, phosphor dan kalium.[2] Pupuk buatan menurut cara aplikasinya terdiri dari dua jenis yaitu pupuk daun dan pupuk akar.[2]

Pupuk buatan biasanya banyak dijadikan para petani sebagai salah satu bahan untuk penyuburan tanaman

Jenis pupuk buatan di Indonesia

sunting

Pupuk menjadi unsur hara penting bagi tanaman. Meski sejak lama ada penggunaan pupuk organik, tak ayal banyak yang menggunakan pupuk kimia sebagai penyubur. Pupuk kimia memiliki kelebihan pada unsur dan senyawa yang mudah larut, serta cepat diserap oleh tanaman tanpa memerlukan proses penguraian.

Meski begitu, terkadang pupuk kimia mengandung kalsium amonium nitrat. Sebuah aplikasi senyawa paling umum dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman untuk kebun yang bisa berbahaya di sisi lain. Alangkah baiknya, mengenal setiap ciri dan kegunaan dari masing-masing pupuk sesuai kebutuhan. Serta mengetahui cara penyimpanan yang tepat, demi mencegah terjadinya polusi, hingga ledakan tak diduga. Berikut jenis pupuk organik dan kimia, beserta cara menyimpan yang tepat.

Pupuk urea menjadi yang paling diminati oleh petani, karena sangat bermanfaat untuk lahan pertanian maupun budidaya. Pupuk ini memiliki rumus kimia CO(NH2)2, terbuat dari campuran gas amoniak (NH3) dan gas asam arang. Sekitar 46kg nitrogen terkandung dalam 100kg pupuk urea. Kandungan yang cukup tinggi tersebut mampu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebab nitrogen akan memudahkan proses fotosintesis, sehingga menghasilkan lebih banyak klorofi.

Dilansir dari belajartani.com, pupuk urea berbentuk menyerupai kristal dengan warna beragam, antara putih dan merah muda untuk jenis pupuk bersubsidi. Selain itu, sifatnya higroskopis, sehingga mudah larut dan mudah diserap tanaman. Reaksinya sedikit asam dan mudah terbakar oleh sinar matahari. Sehingga sebaiknya simpan dalam suhu ruangan yang tidak terlalu panas maupun lembab. Demi menjaga kualitas pupuk urea.

ZA (Zwavelzure Amonium)

sunting

Pupuk Zwavelzure Amonium mempunyai rumus kimia (NH4)2SO4 yang mengandung sekitar 21% nitrogen dan 24% sulfur. Biasanya diterapkan sebagai pupuk dasar oleh petani, sebab reaksi kerja yang agak lambat. Manfaat lain dari pupuk ZA, mampu menambah unsur hara pada tanaman. Kemudian memperbaiki kualitas tanaman, serta menambah nilai gizi pada hasil panen. Kelebihan lainnya, ZA juga bisa membantu tanaman agar terhindar dari hama. Sifat dan Ciri Pupuk ZA

  • Pupuk ZA bersifat higroskopis atau mudah menyerap uap air. Terutama pada kelembapan 80 persen atau lebih, jadi mudah diserap tanaman.
  • Hampir sama dengan urea, reaksinya asam. Kurang baik diberikan pada tanah muda yang masih asama atau tanah yang kurang kandungan kalsium (alkali).
  • Cocok sebagai pupuk dasar.
  • Bentuk seperti kristal dengan beragam warna, seperti putih, merah muda, biru, abu-abu, dan kuning.

SP-36 (super phosphate)

sunting

Pupuk SP-36 (super phosphate) atau tertulis P2O5 dalam rumus kimia. Pupuk ini dibuat dengan pencampuran asam sulfat (belerang) dengan fosfat alam. Memiliki peran utama sebagai penambah unsur hara phosphor pada tanaman. Biasanya digunakan di berbagai macam tanaman, seperti perkebunan dan holtikultura. Pupuk SP-36 kerap digunakan petani untuk membantu tanaman menghasilkan buah yang lebih banyak. Kelebihan lain SP36, bisa membantu memperbaiki kualitas biji, merangsang pembelahan tanaman, mempercepat pemasakan buah, menguatkan batang tanaman, dan memperbesar jaringan sel.

Reaksi kimia yang ditimbulkan tergolong netral. Pupuk SP36 mengandung sekitar 36 persen Fosfor dalam bentuk P205 (fosfat). Karena reaksi kimia yang cukup lambat, SP36 cocok digunakan sebagai pupuk dasar tanaman. Kemudian karena sifatnya higroskopis, pupuk ini bisa disimpan dalam kelembapan udara tinggi.

KCl (Kalium Klorida)

sunting

Pupuk KCl dibuat dari ekstraksi mineral kalim dan mengandung sekitar 60 persen kalium dalam bentuk K2O. Bentuknya bubuk atau serbuk merah. Jenis pupuk yang mudah larut dalam air, sehingga mudah diserap oleh tanaman. Unsur klorida yang terkandung bersifat toksik atau racun bagi tanaman tertentu, seperti wortel dan kentang.

Reaksi kimianya netral hingga masam. Cocok digunakan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan.

NPK (Nitrogen Phospate Kalium)

sunting

Pupuk NPK digunakan sebagai penyeimbang unsur hara makro dan mikro pada tanah. Sebab mengandung unsur zat hara yang paling banyak dan sangat dibutuhkan tanaman, yakni nitrogen, fosfat, kalium, magnesium, dan kalsium. Kelebihan pupuk NPK, mencegah tanaman supaya tidak kerdil. Serta pertumbuhan akar jadi lebih kuat, banyak, dan panjang, sehingga mudah menyerap zat hara di tanah.

Pupuk ini bisa diaplikasikan di berbagai jenis tanah, sebab menimbulkan reaksi kimia yang netral. Pupuk jenis ini bisa digunakan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan.

Dolomite (Kapur Karbonat)

sunting

Dolomite atau biasa dikenal dengan kapur pertanian memiliki manfaat sebagai penyedia unsur hara makro sekunder Ca dan Mg. Reaksi kimia yag ditimbulkan basa (alkali) sehingga menaikkan pH tanah.

Pupuk ini berbentuk butiran halus berwarna putih keabu-abuan atau putih kebiruan. Sifatnya mudah menyerap air dan mudah dihancurkan. Semakin halus butirannya, maka semakin baik kualitasnya.

ZK (Zwavelzure Kali)

sunting

Pupuk jenis ZK memiliki rumus kimia K2SO4. Dibuat dari kandungan asam belerang dan kalium, sehingga disebut pupuk sulfat. Pupuk jenis ini berbentuk butiran kecil atau serbuk berwarna putih.

Pupuk ZK cocok untuk wortel dan kentang, sebab unsur kalium yang terkandung kadarnya tinggi. Pupuk yang sifatnya higroskopis, sehingga dapat disimpan lama walau kelembapan udara tinggi.

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f AAK.1983.Dasar-dasar bercocok tanam. Penerbit:Kanisius.165
  2. ^ a b c d e f g h Novizan.2002.Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Penerbit:PT Agro Media Pustaka.61-62