Rabithatul Ulama, disingkat RU, adalah organisasi Islam yang pernah berdiri di Sulawesi Selatan pada pertengahan abad ke-20. Rabithatul Ulama merupakan cikal bakal terbentuknya Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan.

Rabithatul Ulama
SingkatanRU
PenerusNU Sulawesi Selatan
Tanggal pendirian1938
PendiriA.G.H. Ahmad Bone
Didirikan diMakassar
Tanggal pembubaran1953

Sejarah

sunting

Cikal bakal RU berawal dari dibentuknya Musyawarah Ulama Syafiiyah di Makassar pada 21 September 1938.[1] Lembaga ini didirikan untuk memberikan fatwa kepada masyarakat dalam lingkup mazhab Syafii. Lembaga ini diketuai oleh kadi Bone, A.G.H. Ahmad Bone, dengan pengurus terdiri dari beberapa ulama terkemuka seperti A.G.H. Muhammad Ramli, H. Muhammad Nuruddin Dg. Paliweng, dan Tuang Haji Abdullah.[2] Pada waktu itu, cabang NU sudah terbentuk di Makassar, namun masih belum mendapat pengaruh luas di antara kalangan ulama Bugis-Makassar.[3]

Setelah kemerdekaan Indonesia, A.G.H. Ahmad Bone, A.G.H. Muhammad Ramli, dan ulama lainnya berkumpul di Makassar pada 8 April 1950 untuk mendirikan organisasi dengan nama Rabithatul Ulama. Beberapa ulama yang bergabung ke RU antara lain A.G.H. Sayyid Jamaluddin Assegaf Puang Ramma, A.G.H. Saifuddin (kadi Polewali), A.G.H. Mansur Dg. Limpo (pembantu kadi Gowa), A.G.H. Sayyid Husain Saleh Assegaf, A.G.H. Paharu, A.G.H. Abdul Muin Dg. Myala, A.G.H. Muhammad Saleh Assegaf, A.G.H. Abdurrahman Dg. Situju, A.G.H. Muhammad Asap, dan A.G.H. Abdurrahman Ambo Dalle.[4]

Ketika NU memutuskan untuk menjadi partai terpisah dari Masyumi pada 1952, sebagian besar anggota RU menyambut putusan tersebut. Pada 1953, PWNU Sulsel dibentuk dengan A.G.H. Ahmad Bone sebagai ketua pertama. RU otomatis dibubarkan karena perpindahan pengurus ke NU.[2] Hanya sedikit ulama RU yang tak bergabung ke NU, seperti A.G.H. Abdurrahman Ambo Dalle, pendiri Darud Da'wah wal Irsyad yang melabuhkan pilihan politiknya ke PSII.[4]

Pada Pemilu 1955, beberapa tokoh eks-RU terpilih menjadi anggota DPR dan Konstituante mewakili NU. A.G.H. Muhammad Ramli,[5] A.G.H. Jamaluddin Puang Ramma,[6] dan A.G.H. Abdul Muin Dg. Myala[7] menjadi anggota Konstituante, sedangkan A.G.H. Husain Saleh Assegaf[8] dan A.G.H. Muhammad Saifuddin[9] menjadi anggota DPR.

Catatan kaki

sunting

Rujukan

  1. ^ Fogg 2020, hlm. 32.
  2. ^ a b Ahmad 2019, hlm. 205.
  3. ^ "KH Ahmad Bone (1885-1972): Perintis Berdirinya NU di Sulawesi Selatan". Aula. Januari 2022. 
  4. ^ a b Baso, Ahmad (1 September 2012). "Rabithatul Ulama Makassar". NU Online. Diakses tanggal 11 Februari 2023. 
  5. ^ Hidayat, Syahrul; Fogg, Kevin W. (1 Januari 2018). "Profil Anggota: K.H. M. Ramli". Konstituante.Net. Diakses tanggal 11 Februari 2023. 
  6. ^ Hidayat, Syahrul; Fogg, Kevin W. (1 Januari 2018). "Profil Anggota: H.S. Djamaluddin Dg. Paremma". Konstituante.Net. Diakses tanggal 11 Februari 2023. 
  7. ^ Hidayat, Syahrul; Fogg, Kevin W. (1 Januari 2018). "Profil Anggota: Abdul Muin Daeng Myala". Konstituante.Net. Diakses tanggal 11 Februari 2023. 
  8. ^ Parlaungan 1956, hlm. 224-225.
  9. ^ Parlaungan 1956, hlm. 258-259.

Daftar pustaka

  • Fogg, Kevin W. (2020). Indonesia's Islamic Revolution (dalam bahasa Inggris). Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-1-108-48787-0. 
  • Ahmad, Abdul Kadir (2019). "Literasi Ulama dan Wacana Keislaman Awal Abad ke-20 di Sulawesi Selatan". al-Qalam. 25 (1): 201–210. 
  • Parlaungan (1956). Hasil Rakjat Memilih Tokoh-tokoh Parlemen (Hasil Pemilihan Umum Pertama - 1955) di Republik Indonesia. Jakarta: C.V. Gita.