Wira Tanu Datar VII

Bupati Garut ke-4


Raden Adipati Wira Tanu Datar VII adalah bupati terakhir kabupaten Limbangan setelah berubah nama menjadi kabupaten Garut oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tanggal 7 Mei 1913.[2]

Raden Adipati
Wira Tanu Datar VII
[[Bupati Garut]] ke-4
Masa jabatan
1871–1913
Sebelum
Pendahulu
Tumenggung Jaya Diningrat
Pengganti
R.A.A. Soeria Kartalegawa
Sebelum
Informasi pribadi
LahirCianjur, Hindia Belanda
Meninggal1916
Cianjur, Hindia Belanda
Suami/istriRaden Ayu Lasminingrat
AnakRaden Ayu Mojaningrat[1]
ProfesiBangsawan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kehidupan awal

sunting

Sewaktu kecil namanya Raden Jenon. Ia keturunan dari Cianjur, keturunan dari Raden Aria Wira Tanu I. Ibunya adalah Nyi Raden Mantri berasal dari Garut yang keturunan Limbangan. Ayahnya adalah Raden Abas, alias Dalem Adipati Aria Surianata Kusumah[3] alias Tumenggung Jaya Diningrat yang juga Bupati Garut.

Karier

sunting
 
Bupati R.A.A. Wiratanudatar bersama para bawahannya (foto antara 1880-1920)

Ia merupakan salah seorang bupati yang masyhur yang berkuasa dari tahun 1871 sampai dengan tahun 1913. Dikarenakan jasanya memajukan daerah, dia diberi gelar Officer in de Ore van Oranje Nassau sebuah penghargaan bintang emas dari pemerintahan Hindia Belanda. Semenjak itu, ia dikenal sebagai Dalem Bintang.

Kehidupan pribadi dan akhir hayat

sunting

Ia menikah dua kali yang pertama dengan Raden Ayu Lasminingrat. Kedua dengan Raden Arkasih Atau Ican Buah. Ia meninggal pada tahun 1916 dan dimakamkan di samping makam ayahnya di belakang Masjid Agung Garut.

Rujukan

sunting
  • Lubis, Nina H. Kajian tentang perjuangan Raden Ayu Lasminingrat: Dalam rangka pengusulannya sebagai Pahlawan Nasional. Pusat Penelitian Kemasyarakatan & Kebudayaan - Lembaga Penelitian Universitas Pajajaran. Bandung

Referensi

sunting
  1. ^ "Lasminingrat, Perempuan hebat dari Garut". Raden Ayu Mojaningrat yang kala itu menikah dengan Wedana Cicalengka, Raden Suriatanuningrat, sempat berkenalan dengan Dewi Sartika. Dewi Sartika kemudian pulang ke Bandung dan berniat membuka sekolah untuk perempuan. Namun, tidak mudah untuk mendapatkan bantuan dari Bupati Bandung kala itu karena kejadian ayahnya, Patih Bandung, Raden Rangga Somanegara, yang dibuang ke Ternate karena diduga terlibat dalam percobaan pembunuhan Bupati Bandung R.A.A Martanagara. Atas campur tangan Lasminingrat yang memberi tahu suaminya, Wira Tanu Datar VII, dan kemudian suami Lasminingrat melobi R.A.A Martanagara, maka Sekolah Istri bisa didirikan tahun 1904. 
  2. ^ "Sekilas sejarah kabupaten Garut". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-22. Diakses tanggal 2014-04-25. 
  3. ^ Raden Abas memilih nama keluarga dari Sumedang sehingga nama dan gelar Wira Tanu Datar VII dipegang oleh anaknya Raden Jenon yang seharusnya secara hierarki adalah Wira Tanu Datar VIII.

Pranala luar

sunting
Didahului oleh:
Tumenggung Jaya Diningrat
Bupati Garut
1871 - 1913
Diteruskan oleh:
R.A.A. Soeria Kartalegawa