Radio amatir

tentang radio amatir

Radio amatir adalah komunikasi dua arah melalui radio dengan status amatir yang telah diakui. Kegiatan Amatir Radio adalah kegiatan melatih diri dengan saling komunikasi dan penyelidikan teknik radio yang diselenggarakan oleh para amatir radio. Para amatir radio merupakan orang yang memiliki hobi dan bakat dibidang teknik elektronika radio dan komunikasi tanpa maksud komersial. Selain itu para amatir radio menggunakan radio amatirisme sebagai wadah dengan tujuan pribadi tanpa mencari keuntungan keuangan serta mendapat izin untuk mengoperasikan pesawat amatir radio. Makna amatir itu adalah seseorang yang menekuni suatu hobi tanpa dibayar, ia tidak dibayar untuk melakukan komunikasi, mempelajari lebih dalam lagi di bidang itu, dan tidak dibayar demi kepuasan dan kesenangan hatinya sendiri.

Organisasi Amatir Radio Di Negara Indonesia
ORARI Organisasi Amatir Radio Indonesia Di Negara Indonesia

Sejarah dan perkembangan

sunting

Hampir tiga perempat abad lalu Tesla menemukan cara transmisi nirkabel untuk pertama kalinya. Sejak itu muncul orang yang melakukan suatu eksperimen ilmiah dan membentuk organisasi sendiri pada tahun 1900an. Contohnya adalah The London Wireless Club 1913 secara resmi mengeluarkan lisensi transmisi radio amatir untuk pertama kali. Awalnya digunakan gelombang panjang untuk berkomunikasi dengan jarak yang jauh, tetapi setelah itu hanya diijinkan menggunakan gelombang pendek (dibawah 200 meter) yang hanya dapat digunakan dengan jarak yang pendek. Setelah dikembangkan kemampuan dengan membuat suatu alat yang dapat memanfaatkan gelombang pendek untuk berkomunikasi dengan jarak ratusan bahkan ribuan mil. Kemudian para pengembang dianggap sebagai amatir-amatir bonafit dan membentuk Radio Society of Great Britain (RSGB) pada tahun 1913 di United Kingdom dan di USA disebut sebagai American Radio Relay League (ARRL) pada tanggal 6 April, 1914. Organisasi-organisasi tersebut berafiliasi dengan membentuk organisasi internasional yaitu International Amateur Radio Union (IARU) pada tanggal 18 April 1925. Kegiatan radio amatir ini terus berkembang di berbagai penjuru dunia, dengan bertukar informasi satu sama lain melalui percakapan udara. Hingga mengikuti perkembangan kemajuan teknologi komunikasi modern dengan diluncurkannya berbagai satelit amatir radio atau sering disebut OSCAR (Orbiting Satellite Carrying Amateur Radio). yang di kelola oleh lembaga bernama AMSAT (Amateur Radio Satellite). Partisipasi amatir radio tidak hanya terbatas pada pengembangan teknologi radio transceiver tetapi juga mempelopori pengembangan radio astronomi, radio internet dan radio mode digital.

Radio amatir di Indonesia

sunting

Kegiatan radio amatir di Indonesia diwadahi oleh organisasi-organisasi seperti Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI). Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia berdiri pada 8 April 1968 dan berubah namanya pada kongres pada tahun 1975 menjadi Organisasi Amatir Radio Indonesia dengan singkatan sama yaitu ORARI. Pada tahun 1977 ORARI resmi menjadi anggota IARU. ORARI adalah salah satu organisasi amatir radio yang diakui oleh Republik Indonesia. Sejak tahun 1970-an ORARI berkembang karena semakin banyaknya penggemar radio amatir di Indonesia mengunakan radio sebagai alat berkomunikasi sehingga terjalin komunikasi antar perorangan atau komunitas radio amatir Selain ORARI pada akhir akhir ini muncul pula beberapa Organisasi yang Resmi maupun tidak resmi terutama di kota kota besar seperti Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Makassar yang membentuk diri bersatu untuk komunikasi tetapi eksistensi mereka tidak dapat di anggap enteng mereka membentuk komunitas sendiri sendiri dan berkembang semakin meluas terkadang anggotanya pun banyak dari organisasi yang resmi yang di akui oleh Pemerintah hal ini merupakan dilema bagi perkomunikasian di negara ini kita berharap tidak terjadi hal hal yang negatif, karena masalah radio amatir sangat rentan menyangkut masalah penggunaan Band Radio, yang diatur oleh suatu Badan yang khusus mengatur hal ini juga perlu diperhatikan penggunaan pesawat radio tidak dapat dipergunakan sembarangan selain menyangkut Keamanan juga keselamatan di bidang Transportasi (:Pesawat Terbang,Kereta Api,Kapal Laut dll)

Radio amatir di Amerika Serikat

sunting

Organisasi radio amatir Amerika Serikat adalah ARRL, berdiri pada 1914. Kegiatan radio amatir di Amerika Serikat sempat diberhentikan pada 1917 karena perang dunia. Pada perang dunia kedua 24 ribu amatir radio di Amerika Serikat menjadi sukarelawan perang membantu militer. Penggunaan bahasa inggris diseluruh dunia pada radio amatir disebabkan posisi rintis yang diduduki Amerika Serikat dan Inggris.

Perangkat

sunting

Perangkat yang digunakan radio amatir adalah radio transceiver. Alat sederhananya adalah handheld transceiver HT. Pada sebuah stasiun radio amatir terdapat radio, penyedia kekuatan, kabel dan antena. Ada berbagai jenis merk radio yang biasa digunakan seperti Motorola, Icom, Kenwood, Yaesu, Alinco, dan lain-lain. Terdapat dua stasiun radio amatir yaitu stasiun radio amatir tetap dan stasiun radio amatir bergerak. Stasiun radio amatir tetap berada di tempat yang tetap, misalnya di rumah atau di kantor organisasi. Sedangkan stasiun radio amatir bergerak berada ditempat yang dapat berpindah pindah, misalnya di mobil atau di kapal laut. Seperti yang tertulis diatas menggunakan perangkat komunikasi berupa Tranceiver baik HT atapun bentuk Rig pada Stasiun Radio Amatir tentunya telah memenuhi Standar Operasional Prosedur dengan tidak mengindahkan hal-hal yang diatur oleh Organisasi Amatir nasional maupun International yang pada intinya organisasi Amatir radio nasional berpedoman pada Organisasi amatir radio International sehingga hal Amatir Radio berlaku secara internasional dan mendunia.

Sistem kerja

sunting

Frekuensi

sunting

pada awalnya radio amatir menggunakan frekuensi rendah 1500 kHz-150 kHz atau 200-2000 meter dan di geser ke frekuensi lebih tinggi 1500 kHz atau sesuai dengan panjang gelombang dibawah 200 meter. Pada tahun 1912 dan 1922 stasiun dari tempat jauh pun dapat mendengar kontak timbal balik pada frekuensi 3 MHz. Kemudian dikembangkan frekuensi radio amatir menjadi 3,5 MHz hingga sampai 7 MHz dan frekuensi yang lebih tinggi pun mulai digunakan. Akhirnya aktivitas radio amatir berkembang dengan baik di seluruh dunia.

Transmisi amatir

sunting

Model emisi yang paling banyak dipakai pada radio amatir adalah:

  • A1A, atau telegrafi dengan ketukan kunci hidup mati. Hal ini memungkinkan komunikasi dengan morse jarak jauh dengan perlengkapan sederhana.
  • A3E, teleponi, jalur samping ganda, atau modulasi amplitudo. Dahulu banyak dipakai, sekarang sebagian besar untuk perlengkapan yang kadang disederhanakan.
  • J3E, teleponi, jalur samping tunggal, pembawa tertindas. Benar-benar eksklusif untuk jalur-jalur HF dan komunikasi suara jarak jauh apapun.
  • F3E, teleponi dengan modulasi frekuensi, banyak dipakai frekuensi sangat tinggi. Model lainnya mencakup transmisi faksimile, televisi, pulsa, dan teleprinter radio.

Operator

sunting

Para amatir radio menghabiskan waktu luang untuk berkomunikasi pada jalur 1,8 MHz-28 MHz untuk berkomunikasi dengan seluruh dunia. Atau pada jalur frekuensi rendah dan frekuensi sangat tinggi untuk berdiskusi dan mengobrol dengan lawan bicara jarak jauh.

Tanda panggilan

sunting

Tanda panggilan atau callsign merupakan tanda panggil bagi seseorang yang melakukan kegiatan radio amatir sebagai identifikasi bagi amatir radio atau stasiun radio amatir. Tanda panggilan ini didapatkan apabila seseorang telah memiliki izin untuk melakukan kegiatan radio amatir. Seseorang hanya memiliki satu tanda panggilan. Setiap negara mempunyai tanda lisensi berbeda beda, tanda lisensi ini menjadi huruf pertama pada tanda panggilan misalnya VE adalah tanda lisensi dari negara Kanada. Di indonesia dijelaskan huruf awal untuk menandai identitas negara dan tingkat kecakapan amatir radio. YH untuk tingkat Pemula Club Stasiun; YD atau YG untuk tingkat Siaga; YC atau YF untuk tingkat Penggalang; YB atau YE untuk tingkat Penegak. Susunan kedua adalah angka 0 (nol) sampai dengan angka 9 (sembilan) yang menyatakan kode wilayah dan susunan ketiga adalah susunan suffix untuk menjelaskan pemilik IAR Stasiun Radio Amatir yang dinyatakan dengan satu huruf dan paling banyak empat huruf dari abjad A sampai Z. Contoh tanda panggilan di Indonesia adalah YH1AB, YD2UY, YC7LD, YB1DW.

Kegunaan

sunting

Sosial

sunting

Amatir Radio dituntut untuk secara sukarela memberikan bantuan kepada masyarakat dalam kegiatan kemanusiaan. Tidak hanya dalam memberikan bantuan pada musibah bencana alam dan kecelakaan tetapi juga bencana wabah penyakiti dalam hal ini Organisasi Amatir Indonesia yang tergabung dalam ORARI telah diterjunkan dalam kancah Bencana Tsunami Aceh tahun 2004 mereka dengan gagah berani berada di tengah bencana membantu secara sukarela dan terdepan memberikan informasi lewat frequensi kepada badan sukarela lain yang bertugas di garis depan bencana. Di Amerika Serikat anggota amatir radio setiap tahun mengadakan latihan komunikasi dengan mendirikan stasiun stasiun radio lapangan secara serentak di seluruh negara yang bernama FIELD DAY. Dalam Field Day ini dilakukan Simulated Emergency Traffic (SET).

Militer

sunting

Tugas dan fungsi amatir radio ialah sebagai cadangan nasional pada bidang telekomunikasi. Amatir radio harus siap secara sukarela menyumbangkan diri beserta peralatannya untuk negara bila sewaktu waktu diperlukan. Sumbangan sukarela ini tidak hanya diperlukan pada waktu negara dalam keadaan bahaya tetapi saat negara memerlukan bantuan pada periode pembangunan.

Pramuka

sunting

Anggota Pramuka pun turut di ikut sertakan dalam kegiatan ini bahkan kegiatan komunikasi radio ala Pramuka telah mendunia, sebagai contohnya adalah kegiatan PERKEMAHAN DI ANGKASA (PERKASA) atau lazimnya disebut JOTA atau Jambore On The Air. kegiatan ini telah di laksanakan hampir setengah abad oleh organisasi Pramuka Dunia atau WOSM (World Organization Scout Movement) dan juga dilaksanakan lebih dari setengah abad di Indonesia oleh Kwartir Nasinal Gerakan Pramuka bekerja sama dengan ORARI (MOU). Sehingga diharapkan kedepannya generasi penerus bangsa bisa berkarya dan memajukan negara Indonesia tercinta ini.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  • Rayer, F.G., Suryawan. (1987). Petunjuk Radio Amatir. Jakarta: Gramedia
  • Judd, F.C. (1986). Pendidikan Dasar Radio Amatir. Bandung: Pionir Jaya
  • The Beginners Handbook of Amateur Radio, by Clay Loster W5ZPV, Howard W.Sams & Co.Inc.

Pranala luar

sunting