Realpolitik
Realpolitik (lihat pula realisme politik; dari bahasa Jerman: real "realistis", "praktis", atau "aktual"; dan Politik "politik", pelafalan dalam bahasa Jerman: [ʁeˈaːlpoliˌtiːk]) merujuk pada politik atau diplomasi yang lebih didasarkan pada kekuatan dan faktor-faktor dan pertimbangan praktis dan material, alih-alih arti ideologi atau premis moralistik atau etis. Realpolitik memiliki aspek pendekatan filosofis yang sama seperti realisme dan pragmatisme. Istilah realpolitik kadang digunakan secara peyoratif untuk menyebut politik yang koersif, amoral, atau Machiavellian. Penyeimbangan kekuatan untuk mempertahankan pentarki Eropa bermaksud mempertahankan perdamaian dan para Realpolitiker mencoba mencegah persaingan senjata.
Realpolitik dapat diartikan juga sebagai realisme politik yang mana berfokus pada konsep penggunaan kekuasaan negara dalam mencapai kepentingan nasional.[1]
Lihat pula
suntingRujukan
sunting- ^ Rosyidin, Mohamad (2016). Indonesia dalam Dinamika Keamanan Maritim (PDF). Jakarta: Centre for Strategic and International Studies. hlm. 367–380.
Referensi
sunting- David Robertson: The Routledge Dictionary of Politics. Routledge 2004. ISBN 978-0-415-32377-2, p. 420 (restricted online copy, hlm. 420, pada Google Books
- Hajo Holborn: History of Modern Germany: 1840-1945. Princeton University Press 1982, ISBN 978-0-691-00797-7, p. 117 (restricted online copy, hlm. 117, pada Google Books
- Ruth Weissbourd Grant: Hypocrisy and integrity: Machiavelli, Rousseau, and the ethics of politics. University of Chicago Press 1997, ISBN 978-0-226-30582-0, p. 40-41 (restricted online copy, hlm. 40, pada Google Books
- Frank Whelon Wayman (ed.), Paul Francis Diehl (ed.): Reconstructing Realpolitik. University of Michigan Press 1994, ISBN 978-0-472-08268-1 (restricted online copy pada Google Books
- Federico Trocini: L’invenzione della «Realpolitik» e la scoperta della «legge del potere». August Ludwig von Rochau tra radicalismo e nazional-liberalismo, il Mulino, Bologna 2009