Roma 8
Roma 8 (disingkat Rom 8) adalah pasal kedelapan Surat Paulus kepada Jemaat di Roma dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Pengarangnya adalah Rasul Paulus, tetapi dituliskan oleh Tertius, seorang Kristen yang saat itu mendampingi Paulus.[1][2]
Roma 8 | |
---|---|
Kitab | Surat Roma |
Kategori | Surat-surat Paulus |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Baru |
Urutan dalam Kitab Kristen | 6 |
Teks
sunting- Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
- Sejumlah naskah tertua dalam bahasa Yunani yang memuat salinan pasal ini antara lain adalah
- Papirus 27 (abad ke-3; terlestarikan: ayat 12-22, 24-27).
- Codex Vaticanus (~325-350 M)
- Codex Sinaiticus (~330-360 M)
- Codex Alexandrinus (~400-440 M)
- Codex Ephraemi Rescriptus (~450 M; lengkap)
- Pasal ini dibagi atas 39 ayat.
- Berisi dasar-dasar pengajaran Kristen dari Paulus.
Struktur
suntingPembagian isi pasal:
- Roma 8:1–17 = Hidup oleh Roh
- Roma 8:18–30 = Pengharapan anak-anak Allah
- Roma 8:31–39 = Keyakinan iman
Ayat 1
sunting- Beberapa naskah kuno mengakhiri ayat ini dengan kata "Kristus Yesus", tetapi mayoritas naskah kuno mencatat lanjutannya "mereka yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh". Ada orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang masih mengalami apa yang digambarkan dalam Surat Roma pasal 7, karena mereka masih hidup menurut daging. Mereka tidak menuju ke neraka, karena dosa mereka sudah diampuni secara kekal, tetapi "secara operasionil", dari segi pengalaman sehari-hari mereka masih berada di dalam siklus dosa/murka yang diuraikan oleh Paulus dalam Surat Roma pasal 1. Jemaat Korintus merupakan contoh yang tepat. Dalam 1 Korintus 3:1 dan 1 Korintus 3:3 Paulus berkata mereka tidak rohani, tetapi mereka bersifat daging. Dengan kata lain, untuk memperoleh pelepasan yang dirindukan dalam Roma 7:24, disyukuri dalam 7:25a, dan diuraikan dalam pasal 8, kita harus hidup menurut Roh. Roh Allah adalah kunci hidup yang berkemenangan bagi kita.[4]
- "Mereka yang ada di dalam Kristus": Paulus baru saja menunjukkan bahwa hidup tanpa kasih karunia Kristus adalah kekalahan, kesedihan, dan perbudakan kepada dosa. Kini dalam pasal Rom 8:1-39 Paulus memberitahukan kita bahwa kehidupan rohani, kebebasan dari hukuman, kemenangan atas dosa, dan persekutuan dengan Allah dapat terjadi melalui persatuan dengan Kristus oleh Roh Kudus yang mendiami kita. Dengan menerima dan mengikuti pimpinan Roh, kita dibebaskan dari kuasa dosa dan dituntun kepada pemuliaan terakhir dalam Kristus. Inilah kehidupan Kristen yang normal di bawah persediaan sepenuhnya dari Injil.[5]
Ayat 2
sunting- Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. (TB)[6]
- "(Hukum) Roh": (Dalam versi Inggris NIV bukan "Roh" tetapi "Hukum Roh"). "Roh yang memberi hidup" ini ialah kuasa dan hidup yang mengatur dan menggiatkan dari Roh Kudus yang bekerja dalam hati orang percaya. Roh Kudus memasuki kehidupan orang berdosa dan membebaskan mereka dari kuasa dosa (bandingkan Roma 7:23). Hukum Roh kini bekerja secara leluasa pada saat orang percaya menyerahkan diri untuk menaati Roh (Roma 8:4–5,13–14). Mereka mendapati kekuatan baru yang bekerja di dalam dirinya, suatu kuasa yang memungkinkan mereka mengatasi dosa. "Hukum dosa dan hukum maut" adalah kuasa dosa yang mengikat, sehingga memperbudak orang (Roma 7:14) dan membawa mereka kepada keadaan yang menyedihkan (Roma 7:24).[5]
Ayat 28
sunting- Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (TB)[7]
Suatu kenyataan yang jarang disebut adalah bahwa janji yang indah ini dikhususkan bagi orang-orang yang mengasihi Allah. Ini bukan merupakan sebuah janji yang umum, yang berlaku untuk semua orang percaya. Janji ini berlaku untuk orang percaya yang mengasihi Allah. Sebenarnya ini tidak menjadi kejutan, karena sejak ayat 8:17b Paulus menguraikan keadaan rohani orang percaya yang "menderita dengan Dia", yaitu orang percaya yang bukan hanya "ahli waris Allah", tetapi juga "ahli waris dengan Kristus". Orang percaya yang mengasihi Allah juga menantikan kedatangan Kristus, karena saat itu status mereka sebagai anak Allah yang dewasa akan dinyatakan di hadapan umum (8:19). Sekarang mereka hanya mempunyai "buah sulung Roh" (8:23). Sekarang mereka merintih dan menderita, sehingga mereka dapat menjadi bingung, tetapi mereka diberi janji bahwa dalam pengalaman mereka segala sesuatu turut menghasilkan kebaikan.[4]
Ayat 31
sunting- Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (TB)[8]
Pertanyaan retoris ini tidak menantikan jawaban, karena orang Kristen mengerti bahwa tersirat dalam pertanyaan ada jawaban, "Tidak ada yang dapat melawan kita!" Yang dimaksudkan dengan istilah "semuanya" ini adalah terutama pasal 8:28-30, tetapi sebenarnya istilah ini menjangkau seluruh Surat Roma sampai titik ini.[4]
Ayat 36
sunting- Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." (TB)[9]
Dikutip dari Mazmur 44:23.[10]
Ayat 38-39
sunting- Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.[11]
Rupanya maut menjadi urutan yang pertama bukan hanya karena Roma 8:36 saja, tetapi juga karena sejak dahulu kala maut adalah yang memisahkan kekasih dari kekasih. Dalam Perjanjian Lama maut memisahkan orang dari persekutuan dengan Allah, tetapi dalam Perjanjian Baru "mati adalah keuntungan". Pernyataan ini dapat dikaitkan dengan ayat terakhir dari Surat Roma pasal 5, di mana Paulus berkata, "supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian juga kasih karunia berkuasa melalui kebenaran ke dalam hidup kekal oleh Yesus Kristus, Tuhan kita." Bagi kita yang percaya, kuasa maut tidak berarti dibandingkan dengan kuasa kasih Allah. Orang yang dibenarkan karena iman akan sungguh hidup. Mereka dapat sungguh hidup tanpa ditakuti kuasa Maut (ataupun teman-teman sekutunya, yaitu Murka, Dosa, dan Hukum Taurat), karena kalau Roh Allah menghidupkan mereka, maka Maut serta segala penderitaan dapat diterima sebagai alat Allah untuk menjadikan kita serupa dengan Raja kita yang akan datang.[4]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
- ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
- ^ Roma 8:1 - Sabda.org
- ^ a b c d Hagelberg, Dave. Tafsiran Roma: dari bahasa Yunani. Jakarta: Yayasan Kalam Hidup. 2004.
- ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ Roma 8:2 - Sabda.org
- ^ Rom 8:28 - Sabda.org
- ^ Rom 8:31
- ^ Rom 8:36 - Sabda.org
- ^ Mazmur 44:23
- ^ Roma 8:38–39 - Sabda.org
Pranala luar
sunting
- (Indonesia) Teks Roma 8 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio Roma 8
- (Indonesia) Referensi silang Roma 8
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Roma 8
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Roma 8