Rudra Wikrama
Rudra Wikrama (atau mungkin juga Rudrawarman)[1] merupakan Maharaja Sriwijaya yang mengirim dua kali utusan ke Tiongkok, yang pertama pada tahun 728 M dan yang kedua pada 742 Masehi.[2] Namanya tertulis dalam kronik Kitab Dinasti Tang Baru (Xīn Tāngshū) sebagai Liu-t'eng-wei-kung,[1][2] dan gelar kerajaannya adalah Ho-mi-to yang kemungkinan merupakan kata Amerta ("abadi") dari bahasa Sansekerta.[1]
Rudra Wikrama | |||||
---|---|---|---|---|---|
Raja Sriwijaya ke-6 | |||||
Berkuasa | 728 - 784 | ||||
Pendahulu | Sri Indrawarman | ||||
Penerus | Dharanindra | ||||
| |||||
Wangsa | Dinasti Warman |
Selama masa pemerintahannya, diperkirakan Sriwijaya meneruskan ekspansinya ke utara sepanjang Selat Malaka dan ke tenggara di sekitar Selat Sunda, untuk memastikan hegemoni perdagangannya.[2] Rudra Wikrama diyakini telah ditaklukkan oleh Rakai Panangkaran dari Jawa sehingga dijuluki sebagai Permata Dinasti Sailendra dalam Prasasti Kalasan. Setelah itu, Sriwijaya secara de jure menjadi daerah taklukkan Medang dan diperintah dari Dataran Kedu di Jawa Tengah. Sriwijaya kembali menjadi negara mandiri setelah dimerdekakan oleh Balaputradewa yang dalam Prasasti Nalanda menyebut dirinya sebagai Cucu Raja Jawa. Tidak diketahui nasib dinasti keturunan Sri Jayanasa setelah Sriwijaya dikuasai Rakai Panangkaran dari Jawa.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ a b c Tōyō Bunko, (Japan) (1972). Memoirs of the Research Department (dalam bahasa Inggris). hlm. 5.
- ^ a b c Coedes, George (1968). The Indianized States of South-East Asia (dalam bahasa Inggris). University of Hawaii Press. hlm. 84. ISBN 9780824803681.