Arsitektur vernakular

(Dialihkan dari Rumah adat)

Arsitektur vernakular atau yang juga disebut dengan rumah adat adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya. Vernakular, berasal dari bahasa Latin, yaitu vernacullus yang berarti lokal, domestik, asli, pribumi.[1] Pembentukan arsitektur berangsur dengan sangat lama sehingga sikap bentuknya akan mengakar.

Bangunan tradisional di Inggris, abad ke-16 setengah-kayu dan bangunan setelahnya
Rumah senapan adalah contoh vernakular sehari-hari di Amerika: Sepasang rumah senapan tunggal, yang berasal dari tahun 1920-an, di Campground Historic District, Mobile, Alabama
Rumah batu dan tanah liat di pedesaan Nepal
Rumah tradisional Batak Toba, Sumatera Utara, Indonesia
Serangkaian unit motel menyerupai praktik bangunan tradisional "pedesaan" di dekat Taman Nasional Gunung Rainier di negara bagian Washington. Karena arsitektur vernakular sering dianggap sebagai arsitektur umum pada waktu atau tempat tertentu, bangunan yang mengingatkan akan arsitektur lokal "asli" juga dapat dianggap vernakular dalam diri mereka sendiri. Bangunan komersial yang berupaya memikat orang yang lewat, seperti motel, pompa bensin, dan restoran, sering menggunakan arsitektur tradisional setempat.
Rumah tradisional Minangkabau, salah satu suku di Indonesia

Latar belakang indonesia yang amat luas dan memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan budaya yang cukup banyak dan arsitektur merupakan salah satu parameter kebudayaan yang ada di indonesia karena biasanya arsitektur terkait dengan sistem sosial, keluarga, sampai ritual keagamaan.

Terminologi

sunting

Istilah arsitektur vernakular pertama kali diperkenalkan pada tahun 1964 oleh Bernard Rudofsky. Pengenalan istilah ini dilakukan pada saat berlangsungnya pameran di Museum Seni Modern. Pameran tersebut bertema arsitektur tanpa arsitektur. Kata vernakular berasal dari bahasa Latin verna yang berarti lokal atau asli. Rudofsky menggunakan istilah vernakular untuk menjelaskan mengenai arsitektur-arsitektur lokal yang ada di berbagai lokasi di dunia.[2]

Arsitektur vernakular memiliki beberapa ciri khas, di antaranya adalah:

  1. Menggunakan bahan lokal
  2. Menggunakan pengetahuan lokal
  3. Menggunakan teknik yang sederhana
  4. Merupakan produk masyarakat lokal
  5. Berkaitan dengan budaya[3]
 
Rumah iglo, tempat orang Eskimo bernaung

Faktor yang berpengaruh

sunting

Menurut Oliver (1997), dalam arsitektur vernakular terdapat saling pengaruh antara unsur alam dengan budaya masyarakatnya. Dalam pembentukan setting lingkungan terdapat beberapa unsur yang dapat dijadikan pendekatan, antara lain:

  1. Iklim
  2. Lokasi, pantai, padang pasir, hutan, dataran rendah, lembah, dsb
  3. Bencana alam yang kerap melanda
  4. Populasi penduduk
  5. Tempat bermukim
 
Machiya, rumah-rumah di perkotaan di Jepang

Contoh

sunting
  • Rumah Minang (Indonesia)
  • Machiya (Jepang)
  • Igloo (Kutub utara)
  • Rumah Batu (Iran)

Referensi

sunting
  1. ^ "Apa itu Arsitektur Vernakular?". Tekniksipil. Diakses tanggal 2024-02-09. 
  2. ^ Mentayani, I., Ikaputra, dan Muthia, P. R. (2017). "Menggali Makna Arsitektur Vernakular: Ranah, Unsur, dan Aspek-Aspek Vernakularitas" (PDF). Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 6: 110. doi:10.32315/ti.6.i109. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-05-22. Diakses tanggal 2022-06-13. 
  3. ^ Ad, Abdussalam. "ARSITEKTUR VERNAKULAR" (dalam bahasa Inggris).