Rumpun bahasa Anatolia

rumpun bahasa

Rumpun bahasa Anatolia adalah rumpun bahasa-bahasa Indo-Eropa yang telah punah yang pernah dituturkan di Asia Kecil (Anatolia), yang paling terkenal di antaranya adalah bahasa Het.

Rumpun bahasa
Anatolia
PersebaranAnatolia
Penggolongan bahasa
Bahasa indukProto-Anatolia
Kode bahasa
ISO 639-5ine-ana
Glottologanat1257
Lokasi penuturan
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Asal sunting

 
Migrasi Indo-Eropa awal dari stepa Pontus-Kaspia.

Cabang Anatolia sering dianggap yang paling awal terpisah dari bahasa Proto-Indo-Eropa, dari tahap yang disebut sebagai Indo-Anatolia atau "PIE Arkais"; biasanya diasumsikan berlangsung pada pertengahan milenium ke-4 SM. Berdasarkan hipotesis Kurgan, ada dua kemungkinan bagaimana penutur bahasa Anatolia awal dapat mencapai Anatolia: dari utara melalui Kaukasus, atau dari barat, melalui Balkan;[1] yang terakhir dianggap lebih mungkin dilakukan oleh Mallory (1989), Steiner (1990), dan Anthony (2007). Penelitian statistik oleh Quentin Atkinson dan yang lainnya menggunakan interfensi Bayes dan glotokronologis mendukung asal usul Indo-Eropa dari Anatolia, meskipun keabsahan dan ketelitian metode ini masih diperdebatkan.[2][3]

Ada teori bahwa kebudayaan Cernavodă, bersama dengan kebudayaan Sredny Stog, adalah sumber bahasa Anatolia dan memperkenalkannya ke tempat yang kini dikenal sebagai Anatolia melalui Balkan setelah bahasa Anatolia berpisah dari bahasa Proto-Indo-Anatolia, yang oleh beberapa ahli bahasa dan arkeolog ditempatkan di wilayah tersebut dari kebudayaan Sredny Stog.[4][5][6]

Penggolongan sunting

Melchert (2012) mengusulkan penggolongan dalam sebagai berikut:[7]

 
Penggolongan dalam rumpun bahasa Anatolia menurut Alwin Kloekhorst (2022).

Kloekhorst (2022) telah mengusulkan penggolongan yang lebih rinci, dengan perkiraan tahun untuk beberapa tahapan yang direkonstruksi:[8]

  • Proto-Anatolia (menyimpang sekitar abad ke-31 SM)
    • Proto-Luwo-Lidia
      • Proto-Luwo-Pala
        • Proto-Luwik (k. abad ke-21 hingga ke-20 SM)
          • Proto-Luwia (k. abad ke-18 SM)
            • Luwia Paku (abad ke-16 hingga ke-15 SM)
            • Luwia Hieroglif (abad ke-13 hingga ke-8 SM)
          • Proto-Liko-Karia
            • Proto-Karia–Milya
              • Karia (abad ke-7 hingga ke-3 SM)
              • Milya (abad ke-5 SM)
            • Proto-Likia–Side
              • Likia (abad ke-5 hingga ke-4 SM)
              • Side (abad ke-5 hingga ke-2 SM)
          • Pisidia (abad ke-1 hingga ke-2 M)
        • Proto-Pala
          • Pala (abad ke-16 hingga ke-15 SM)
      • Proto-Lidia
        • Lidia (abad ke-8 hingga ke-3 SM)
    • Proto-Het (k. 2100 SM)
      • Het Kanišit (k. 1935–1710 SM)
      • Het Ḫattuša (k. 1650–1180 SM)

Fitur sunting

Fonologi sunting

Fonologi pada rumpun bahasa Anatolia mempertahankan fitur yang telah hilang di cabang-cabang bahasa Indo-Eropa. Yang terkenal, bahasa-bahasa Anatolia mempertahankan laringeal pada kata-kata seperti ḫāran- dalam bahasa Het (bandingkan ὄρνῑς dalam bahasa Yunani Kuno, eręlis dalam Lituania, ǫrn dalam Nordik Kuno; direkonstruksi sebagai *h₃éron- dalam PIE) dan 𐊜𐊒𐊄𐊀 χuga dalam Likia (bandingkan avus dalam bahasa Latin, awis dalam Prusia Kuno, ᚐᚃᚔ (avi) dalam Irlandia Purba; direkonstruksi sebagai *h₂éwh₂s dalam PIE). Tiga rangkaian konsonan dorsal PIE juga tetap berbeda dalam bahasa Proto-Anatolia dan memiliki refleks yang berbeda dalam bahasa-bahasa Luwik, contohnya dalam bahasa Luwia di mana * > ku-, *k > k-, dan * > z-.[9] Pembeda tiga arah pada konsonan letup dalam bahasa Proto-Indo-Eropa (yaitu *p, *b, *bʰ) dipecah menjadi pembeda fortis-lenis dalam bahasa Proto-Anatolia, yang secara konvensional ditulis sebagai /p/ vs. /b/. Dalam aksara paku berbahasa Het dan Luwia, tanda letup lenis ditulis sebagai konsonan nirsuara tunggal sedangkan tanda letup fortis ditulis sebagai konsonan nirsuara ganda, yang memberi petunjuk pelafalan pemanjangan konsonan. Pada milenium pertama, konsonan-konsonan lenis mungkin terspiranisasi dalam bahasa Lidia, Likia, dan Karia.[10]

Konsonan laring *H pada bahasa Proto-Anatolia berpola dengan konsonan letup pada fortisi dan lenisi dan muncul sebagai -ḫḫ- atau -ḫ- dalam aksara paku. Refleks *H dalam bahasa Het ditafsirkan sebagai frikatif faring dan dalam bahasa Luwian sebagai konsonan geser tekak berdasarkan serapan dalam bahasa Ugarit dan Mesir, serta efek pewarnaan vokal. Laringnya hilang pada bahasa Lidia tetapi menjadi 𐊐 (χ) pada bahasa Likia dan Karia 𐊼 (k), keduanya dilafalkan [k], serta labiovelar 𐊌 (q) pada Likia, 𐊴 (q) pada Karia, ketia terlabialisasi. Saran untuk perwujudan dalam bahasa Proto-Anatolia termasuk geser faringeal, geser tekak, atau Konsonan letup tekak.[11][12]

Catatan kaki sunting

  1. ^ Models assuming an Anatolian PIE homeland of course do not assume any migration at all, and the model assuming an Armenian homeland assumes straightforward immigration from the East.
  2. ^ Gray, Russell D.; Atkinson, Quentin D. (2003). "Language-Tree Divergence Times Support the Anatolian Theory of Indo-European Origin" (PDF). Nature (dalam bahasa Inggris). 426 (6965): 435–439. Bibcode:2003Natur.426..435G. doi:10.1038/nature02029. PMID 14647380. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-05-20. 
  3. ^ Bouckaert, R.; Lemey, P.; Dunn, M.; Greenhill, S. J.; Alekseyenko, A. V.; Drummond, A. J.; Gray, R. D.; Suchard, M. A.; Atkinson, Q. D. (2012). "Mapping the Origins and Expansion of the Indo-European Language Family". Science (dalam bahasa Inggris). 337 (6097): 957–960. Bibcode:2012Sci...337..957B. doi:10.1126/science.1219669. PMC 4112997 . PMID 22923579. 
  4. ^ Kroonen, Guus; Jakob, Anthony; Palmér, Axel I.; Sluis, Paulus van; Wigman, Andrew (2022-10-12). "Indo-European cereal terminology suggests a Northwest Pontic homeland for the core Indo-European languages". PLOS ONE (dalam bahasa Inggris). 17 (10): e0275744. Bibcode:2022PLoSO..1775744K. doi:10.1371/journal.pone.0275744 . ISSN 1932-6203. PMC 9555676  Periksa nilai |pmc= (bantuan). PMID 36223379 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  5. ^ Краткая история освоения индоевропейцами Европы (in Russian)
  6. ^ Anthony, David. The Horse, the Wheel, and Language. OCLC 1102387902. 
  7. ^ Melchert 2012
  8. ^ Kloekhorst 2022.
  9. ^ Klein, Jared; Joseph, Brian; Fritz, Matthias (2017). Handbook of Comparative and Historical Indo-European Linguistics (dalam bahasa Inggris). Walter de Gruyter. ISBN 9783110393248. 
  10. ^ Melchert, Harold Craig (1994). Anatolian Historical Phonology (dalam bahasa Inggris). Rodopi. hlm. 21. ISBN 9789051836974. 
  11. ^ Melchert, Harold Craig (1994). Anatolian Historical Phonology (dalam bahasa Inggris). Rodopi. hlm. 22. ISBN 9789051836974. 
  12. ^ Kloekhorst, Alwin (2018). "Anatolian Evidence Suggests that the Indo-European Laryngeals *h2 and *h3 Were Uvular Stops". Indo-European Linguistics (dalam bahasa Inggris). 6 (1): 69–94. doi:10.1163/22125892-00601003 . hdl:1887/81567 . 

Daftar pustaka sunting

  • Luraghi, Silvia (1998) [1993], "The Anatolian Languages", dalam Ramat, Anna Giacalone; Ramat, Paolo, The Indo-European Languages, Routledge Language Family Descriptions, London; New York: Routledge . Originally published as Le Lingue Indoeuropee.

Pranala luar sunting